Sejarah

5 Dampak Tragedi Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pada akhir periode perang dunia II Amerika Serikat berhasil menjatuhkan Jepang dengan cara mengebom dua kota yaitu Hiroshima dan Nagasaki. Bom yang digunakan adalah bom atom yang merupakan senjata nuklir dengan efek sangat luar biasa. 

Bom atom yang digunakan Amerika Serikat di kota Hiroshima adalah MK I yang diberi nama “Little Boy” dengan panjang 3 meter dan berat 4000 kg sementara itu kota Nagasaki diberi kode “Fat Man” yang panjangnya 3,3 meter. 

Daya ledak kedua bom tersebut masing-masing adalah setara dengan 15.000 kiloton dan 21.000 kiloton. Dengan kekuatan tersebut mustahil tidak memberikan dampak apa-apa. Berikut ini adalah dampak setelah peristiwa bom atom di Jepang:

1. Banyak Korban Jiwa 

Efek yang pasti akan terjadi jika ada peristiwa pengeboman terutama jenis nuklir adalah jatuhnya korban jiwa. Penduduk kota Hiroshima pada saat itu tergolong padat sehingga jumlah korbannya pun mencapai ratusan ribu atau tepatnya 180.000 jiwa. Sedangkan di kota Nagasaki pada saat itu kehilangan 100 ribu penduduknya dari 263 ribu jiwa.

Jumlah tersebut belum terhitung dengan korban yang mengalami luka-luka. Warga yang selamat dari tragedi tersebut dikenal dengan sebutan hibakusha yang artinya “orang yang terkena ledakan”.  

Dalam memperingati dan mengenang apa yang telah terjadi pada 6 dan 9 Agustus 1945 ini pemerintah Jepang mendirikan Hiroshima Peace Memorial Museum. Museum tersebut menampilkan artefak dan kesaksian korban melalui video. Pengunjung juga diperkenankan berdoa untuk para korban. 

2. Runtuhnya Gedung dan Bangunan

Gedung dan bangunan yang runtuh secara langsung setelah pengeboman ini tidak begitu banyak yakni hanya sekitar 22,7 persen. Gedung dan bangunan yang runtuh sebagian besar adalah yang berada di lembah Urakami dan sebagian pusat kota Nagasaki. Sementara itu kerusakan paling besar diakibatkan oleh api pasca ledakan. 

3. Kebakaran Hebat

Ledakan berkekuatan setara dengan 15.000 TNT tersebut memicu api yang menghanguskan seluruh kota. Api yang muncul hanya 30 detik setelah pengeboman ini sangat besar dan lebih mirip seperti badai api. 

Banyak bangunan di Jepang yang menggunakan material kayu sehingga badai api tersebut lebih mudah melahap kota. Tak hanya bangunan dan gedung saja yang hangus terbakar tetapi juga penduduk yang berada di 100 meter dari lokasi ledakan akan melepuh dan hancur seketika. 

4. Muncul Penyakit Baru

Efek dari bom atom yang diledakkan di dua kota penting tersebut tidak hanya dirasakan dalam jangka pendek tetapi juga beberapa bulan bahkan tahun setelah peristiwa. Dalam waktu 4 bulan korban jiwa masih terus berjatuhan. 

Setelah 30 tahun berlalu dampak dari radiasi bom atom masih dapat dirasakan warga. Sejumlah warga mulai terserang berbagai penyakit serius seperti kanker, leukimia hingga cacat genetika yang diturunkan kepada anak cucu korban. 

Leukimia adalah penyakit yang paling banyak menyerang anak-anak di Hiroshima dan Nagasaki. Kisah yang paling terkenal datang dari seorang anak berusia 2 tahun yang bernama Sadako Sasaki. Ia bertahan selama 8 bulan dalam melawan sakit kanker darahnya, namun sayangnya ia meninggal.

Kisah tersebutlah yang menginspirasi Jepang untuk mendirikan Monumen Perdamaian Anak. Monumen tersebut dibangun di Taman Memorial Perdamaian Hiroshima, di kota Hiroshima. 

5. Radiasi Nuklir 

Radiasi adalah energi yang terlepas dari elemen radioaktif dan terurai menjadi atom yang lebih stabil. Bom atom setelah meledak akan meninggalkan jejak radiasi nuklir yang sangat berbahaya dan menyakitkan bagi yang terkena. 

Cedera serius dapat dirasakan oleh korban yang berada pada jarak 1-2 km sedangkan lebih dari tersebut akan mengalami cedera ringan. 

Korban dari radiasi harus merasakan kulit yang melepuh, rusaknya jaringan kulit yang menyebabkan kanker dan juga rusaknya kulit kepala yang menimbulkan kebotakan permanen.