Diversifikasi

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam dunia keuangan, dibutuhkan strategi dalam mengatasi defisit atau kerugian dalam perusahaan. Strategi tersbut disebut sebagai Diversifikasi, sebuah langkah preventif guna menanggulangi keuangan apabila ada masalah dalam perusahaan yang tidak dapat dikendalikan.

Pengertian Diversifikasi

Diversifikasi adalah teknik mengalokasikan sumber daya portofolio atau modal untuk campuran investasi yang berbeda. 

Tujuan akhir dari diversifikasi adalah untuk mengurangi volatilitas portofolio dengan mengimbangi kerugian di satu kelas aset dengan keuntungan di kelas aset lain. Sebuah ungkapan yang umumnya diasosiasikan dengan diversifikasi adalah “ Jangan menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang. 

Memiliki “telur” di beberapa keranjang mengurangi risiko, seolah-olah satu keranjang pecah, tidak semua telur hilang.

Tujuan Diversifikasi

Diversifikasi terutama digunakan untuk menghilangkan atau menghaluskan risiko tidak sistematis. Risiko tidak sistematis adalah risiko spesifik perusahaan yang hanya mempengaruhi satu perusahaan atau sekelompok kecil perusahaan. 

Oleh karena itu, ketika portofolio terdiversifikasi dengan baik, investasi dengan kinerja yang kuat mengimbangi hasil negatif dari investasi yang berkinerja buruk.

Namun, diversifikasi biasanya tidak mempengaruhi risiko inheren atau sistematis yang berlaku untuk pasar keuangan secara keseluruhan.

Salah satu cara untuk memikirkan dua tipe dasar risiko adalah bahwa satu mengacu pada risiko spesifik dari industri atau perusahaan individu, sementara yang lain mengacu pada faktor risiko dalam perekonomian secara keseluruhan. Risiko tidak sistematis biasanya dapat dikendalikan atau dikurangi, tetapi risiko sistematis melibatkan faktor-faktor ekonomi fundamental yang sebagian besar berada di luar kendali perusahaan.

Strategi Diversifikasi

Ada tiga jenis strategi diversifikasi yang umum digunakan saat ini. Ini adalah: 

  1. Diversifikasi Konsentris
  2. Diversifikasi Horisontal
  3. Diversifikasi Konglomerat

Diversifikasi Konsentris

Diversifikasi konsentris mengacu pada pengembangan produk dan layanan baru yang serupa dengan yang sudah Anda jual. Misalnya, merek jus jeruk merilis minuman jus jeruk murni dan di samping produk unggulan tersebut, Anda juga memproduksi jus jeruk dengan bulir asli. 

Diversifikasi Horisontal 

Diversifikasi Horizontal mengacu pada pengembangan produk baru yang agak terkait dengan lini asli Anda. Misalnya, saat ini produk asli Anda adalah pot tanaman, dan dilain pihak Anda memutuskan untuk menjual benih berbagai jenis tanaman herbal dan bunga. 

Diversifikasi Konglomerat

Diversifikasi konglomerat mengacu pada pengembangan produk baru yang tidak terkait dengan lini asli Anda. Misalnya, perusahaan t-shirt Anda sekarang telah memutuskan untuk mulai menjual produk selain t-shirt yakni menjual apel. 

Diversifikasi konglomerat adalah strategi yang jauh lebih berisiko daripada diversifikasi konsentris dan diversifikasi horizontal. Hal tersebut dikarenakan membutuhkan lebih banyak pengeluaran dalam hal pengembangan produk dan periklanan. Plus, karena tujuan menembus industri baru – strategi diversifikasi ini memiliki kemungkinan lebih besar untuk gagal. 

Cara Kerja Diversifikasi

Dalam kondisi pasar normal, diversifikasi adalah cara yang efektif untuk menyeimbangkan risiko dan pengembalian. Jika Anda hanya memegang 1 jenis investasi dan kinerjanya buruk, Anda bisa kehilangan segalanya. Namun, jika Anda memiliki banyak jenis investasi, kecil kemungkinannya semua investasi Anda akan berkinerja buruk pada saat yang bersamaan. 

Pengembalian yang Anda peroleh dari investasi yang berkinerja baik dapat mengimbangi beberapa kerugian dari investasi yang berkinerja buruk.

Misalnya, investasi pendapatan tetap dan ekuitas sering bergerak ke arah yang berlawanan. Ketika investor memperkirakan ekonomi melemah dan keuntungan perusahaan turun, harga saham kemungkinan akan turun. 

Dan saat hal tersebut terjadi, bank sentral dapat memotong suku bunga untuk mengurangi biaya pinjaman dan merangsang pengeluaran. Hal ini dapat menyebabkan harga obligasi naik. Jika portofolio Anda mencakup saham dan obligasi, kenaikan nilai obligasi dapat membantu mengimbangi penurunan nilai saham.

Diversifikasi dalam kelas aset

Ada juga cara lain untuk melakukan diversifikasi yakni dalam membagi kelas aset. Misalnya, cobalah untuk tidak menahan semua saham Anda hanya di 1 sektor industri, seperti bank atau teknologi. 

Hal tersebut dilakukan guna menanggapi respon dengan cara yang berbeda terhadap perubahan ekonomi, dan beberapa sektor lebih berisiko daripada yang lain. Dalam kepemilikan obligasi Anda, Anda mungkin ingin melakukan diversifikasi dengan memilih obligasi dengan peringkat kredit dan persyaratan jatuh tempo yang berbeda .

Contoh Diversifikasi

Disney

Ketika mendengar kata Disney,  apa yang terlintas di benak Anda? Banyak orang berpikir tentang film Disney seperti Cinderella dan Beauty and the Beast atau taman hiburan seperti Disneyland dan Disney World. 

Portofolio produk Disney juga mencakup Marvel Comics, jaringan televisi ABC, dan saluran olahraga kabel ESPN. Perusahaan telah melakukan strategi diversifikasi, yang berarti membeli perusahaan lain yang memungkinkannya membawa produk baru ke pasar baru sambil tetap setia pada asal-usul Disney.

Saat ini, jumlah pendapatan Disney ialah 54% – tetapi keuntungannya hanya sebanyak 32% yang berasal dari film dan taman hiburan. Justru pertumbuhannya yang paling menguntungkan berasal dari produk baru yang ada di pasar baru. Diversifikasi Disney mengidentifikasi produk dan pasar baru yang cukup dekat dengan bisnis intinya sehingga perusahaan dapat memanfaatkan kekuatan internalnya untuk menciptakan pertumbuhan bisnis. 

Kesimpulan Pembahasan

Diversifikasi merupakan salah satu strategi pengembangan bisnis yang berisiko tinggi. Ketika memasuki pasar baru dengan produk baru, persiapan dan perencanaan sangat penting. Oleh karena itu dibutuhkan strategi untuk menembus pasar baru.

Tujuan akhir dari diversifikasi adalah untuk mengurangi volatilitas portofolio dengan mengimbangi kerugian di satu kelas aset dengan keuntungan di kelas aset lain. Seringkali resiko yang terjadi di pasar saat ini adalah penurunan sejumlah keuntungan yang dipengaruhi oleh naik-turunnya saham dunia dan berbagai masalah keungan yang melanda selama menjalankan usaha.

Maka dari itu, diversifikasi dibutuhkan untuk meminimalkan dan mengimbangi kerugian yang terjadi dari investasi suatu usaha yang buruk.

fbWhatsappTwitterLinkedIn