Bumi merupakan satu-satunya planet yang memiliki kehidupan didalamnya yang terdiri dari atmosfer, ekosistem, dan berbagai formasi tanah yang sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlangsungan hidup. Wilayah bumi 70% ditutupi oleh air dan sisanya merupakan daratan.
⅕ daratan yang ada di bumi merupakan gurun. Setiap benua yang ada di belahan bumi memiliki wilayah gurun dengan ekosistemnya sendiri atau yang biasa dikenal dengan ekosistem gurun. Ekosistem merupakan sebuah komunitas dari segala organisme hidup dan tak hidup yang berinteraksi satu sama lain di area tertentu.
Organisme hidup meliputi tanaman dan hewan, sedangkan organisme tak hidup meliputi lingkungan fisik yang terdiri dari udara, air, matahari, atmosfer, tanah, iklim, dsb. Secara singkat, ekosistem adalah pengaturan dimana semua komponen hidup dan tak hidup berinteraksi dalam suatu lingkungan fisik.
Sedangkan ekosistem gurun menjadi ekosistem paling kering dan menjadi alasan mengapa gurun memiliki sedikit vegetasi dan keanekaragaman kehidupan yang lebih sedikit. Gurun termasuk salah satu bagian dari ekosistem darat. Tumbuhan dan hewan di ekosistem gurun telah menguasai seni bertahan hidup dalam situasi yang keras.
Selayaknya ekosistem-ekosistem yang lain, ekosistem gurun juga memiliki ciri-ciri yang berbeda sekaligus menjadi kekhasannya, berikut ini ciri-ciri dari ekosistem gurun.
Kekeringan atau gersang merupakan karakteristik gurun secara umum di bumi. Ekosistem gurun memiliki kelembaban yang kurang dan curah hujan yang sedikit sehingga mengakibatkan kekeringan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, wilayah gurun memiliki curah hujan yang sangat sedikit dan bersifat musiman atau hanya terjadi dalam waktu terbatas. Curah hujan tahunan yang diterima gurun setiap tahunnya hanya 25-30 sentimeter.
Ekosistem gurun memiliki suhu yang sangat ekstrem pada siang dan malam hari. Siang hari sangat panas dan ketika malam akan terasa sangat dingin. Hal ini merupakan alasan mengapa gurun kekurangan kelembaban.
Ekosistem gurun cenderung memiliki kecepatan angin yang sangat tinggi. Hal ini menjadi salah satu penyebab mengapa wilayah gurun mengalami badai pasir/ badai debu dengan intensitas tinggi sehingga mengakibatkan terbentuknya bukit pasir.
intensitas curah hujan yang sedikit menjadi penyebab wilayah gurun mengalami kelangkaan air dan menghadapi situasi kekeringan selama setengah tahun.
Di gurun sangat rendah pertumbuhan vegetasi. Tanah yang kering, berbatu, tipis, berpasir, sebagian besar berwarna abu-abu dan tidak memiliki kandungan organik seperti nitrogen, fosfor, dan kandungan lain yang penting dalam proses pertumbuhan tanaman.
Kepadatan populasi di wilayah gurun sangat rendah dan daerah sekitarnya karena kelangkaan air, makanan, dan iklim yang terlalu keras.
Bertahan hidup di ekosistem gurun sangatlah sulit, namun faktanya gurun merupakan rumah bagi berbagai tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dan hewan yang telah beradaptasi akan mampu bertahan hidup dalam kondisi gurun yang keras dan ekstrem.
Flora dan fauna yang tinggal pada ekosistem gurun memiliki ciri khusus yang berfungsi menyimpan cadangan air. Flora dan fauna di gurun harus memiliki kemampuan yang baik dalam menghadapi kondisi dan cuaca ekstrim diwilayah gurun.
Contoh flora yang tinggal pada ekosistem gurun yaitu:
Sementara itu, di bawah ini contoh fauna yang mendiami ekosistem gurun antara lain:
Proses pembentukan gurun dimulai dengan penguapan air di lautan dan daratan. Penguapan oleh sinar matahari menghasilkan udara hangat dengan tingkat kelembapan yang tinggi. Udara hangat yang naik ke atmosfer kemudian digantikan dengan udara yang lebih dingin. Hal tersebut menyebabkan pergeseran kolom udara dan membentuk angin.
Udara yang lembab naik di sekitar daerah khatulistiwa kemudian mendingin, membentuk awan, dan berubah menjadi hujan. Namun, angin yang membawa awan tersebut tidak sampai ke arah daerah gurun sehingga daerah gurun mengalami kekeringan.