Ekpresionisme : Pengertian, Ciri, Tokoh dan Contoh

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pengertian Aliran Ekspresionisme

Ekspresionisme adalah suatu aliran seni yang beranggapan bahwa seni merupakan sesuatu yang dapat keluar dari diri Seniman itu sendiri, tidak berasal dari peniruan terhadap alam dunia. Dimana Seniman tersebut memiliki cara pandang sendiri dan ingatan akan alam yang pernah dilihatnya.

Lalu Seniman tersebut akan mengekspresikannya dalam bentuk karya seni. Seniman dari aliran ekspresionis tidak akan menggunakan teknik penciptaan formal untuk dapat membuat karya seni yang tanpa tekanan dari kepentingan ekstrinsik seni dan juga dapat mengeluarkan ekspresi yang lebih murni.

Jadi dapat dikatakan bahwa aliran ekspresionisme merupakan aliran seni rupa yang lebih menonjolkan sisi ungkapan dari dalam jiwa, dibandingkan sisi lainnya. Tetapi, biasanya orang aliran ekspresionis mempunyai kemampuan teknis yang mempuni dan juga sensitibilitas yang tinggi terhadap issue-issue seni itu sendiri. Baik secara langsung maupun tidak langsung.

Ciri-ciri Ekspresionisme

Aliran ekspresionisme mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:

  • Bukan mengutamakan kemiripan dalam objek yang dia lukis.
  • Membuat sapuan kuas lukisan yang tidak malu-malu, berani, dan ekspresif
  • Teknik melukis yang keliatan naif, tetapi mempunyai komposisi lukisan yang apik.
  • Lebih mengutamakan ekspresi dari diri Seniman sendiri dibandingkan dengan menirukan alam.
  • Memakai warna untuk simbol akan suatu hal, dibandingkan untuk pewarna objek lukisan.
  • Tidak menggunakan ideologi modern secara berlebihan dan memberikan imbas yang semakin tidak manusiawi.
  • Lebih mengkhawatirkan keorisinalitasan seni terhadap imitasi alam.
  • Sebagian contoh lukisan ekspresionisme kelihatan seperti abstrak dengan tetap menonjolkan objek dan ekspresi wajahnya.

Tokoh Ekspresionisme

Tokoh-tokoh seni yang menganut aliran seni ekspresionisme, yaitu:

  • Dari negara Indonesia yaitu Affandi, Zaini, Popo Iskandar, dan Chairil Anwar.
  • Dari negara Norwegia yaitu Edvard Munch.
  • Dari negara Swiss yaitu Carl Eugen Keel.
  • Dari negara Austria yaitu Egon Schiele dan Oskar Kokoschka.
  • Dari negara Russia yaitu Wassily Kandinsky dan Alexei Jawlensky.
  • Dari negara Perancis yaitu Gen Paul dan Chaim Soutine.
  • Dari negara Jerman yaitu Heinrich Campendonk, Emil Nolde, Rolf Nesch, Franz Marc, Ernst Barlach, Wilhelm Lehmbruck, Erich Heckel, Karl Schmidt-Rottluff, Ernst Ludwig Kirchner, Max Beckmann, August Macke, Elfriede Lohse-Wächtler, Ludwig Meidner, Paula Modersohn-Becker, Gabriele Münter, dan Max Pechstein.
  • Dari negara Belanda yaitu Charles Eyck, Willem Hofhuizen, Jaap Min, Jan Sluyters, Jan Wiegers danHendrik Werkman
  • Dari negara Belgia yaitu Constant Permeke, Gust De Smet, Frits Van den Berghe, James Ensor, Floris Jespers, dan Albert Droesbeke.

Contoh dan Analisisnya Lukisan Ekspresionisme

  • Lukisan Ekspresionis The Scream & Analisisnya
The Scream
Lukisan The Scream

The Scream merupakan lukisan dari Edvard Munch. Dimana lukisan ini merupakan gambaran dari dirinya sendiri ketika sedang berjalan di trotoar bersama dengan kedua temannya di kota Oslo, Norwegia. Dimana Edvard Munch saat itu baru saja pulang dari rumah sakit jiwa, untuk menemui kakaknya yang bernama Laura Catherine yang sedang dirawat disana.

Hal ini berdasarkan dari penyataan dia mengenai lukisan The Scream. Dia berkata bahwa “Aku berjalan bersama kedua temanku, ketika matahari mulai terbenam dan seketika langit berubah menjadi merah semerah darah. Aku pun berhenti berdiam sejenak untuk bersandar dipagar dan menggigil ketakutan.

Lalu akupun mendengar suatu suara jeritan yang sangat keras, yaitu suara jeritan alam yang tak terbatas.” Dimana terjadinya kekaburan di dalam lukisan The Scream yang dibuat Edvard Munch, merupakan suatu hal yang menjadi kelebihan dalam lukisan ini yang selalu diutarakan oleh para kritikus seni.

Para kritikus seni juga selalu mengingat karya lukisan Starry Night dari Van Gogh, jika melihat langit dan awan pada lukisan. Kita juga bisa menemukan elemen estetika seperti Fauvisme, Ekspresionisme, dan Surealisme yang muncul secara bersamaan di lukisan tersebut.

  • Lukisan Ekspresionis Marzella & Analisisnya
Lukisan Marzella
Lukisan Marzella

Lukisan berikutnya adalah lukisan Marzella. Dimana lukisan tersebut melukis seorang gadis yang memiliki nama Marzella, yang merupakan anak dari seorang janda yang bekerja di sirkus yang dikunjungi oleh pelukis Ernst Ludwig Kirchner. Lukisan ini merupakan lukisan yang provokatif, karena didalam lukisan ini ada gambaran dari seorang gadis muda yang belum melewati masa pubernya.

Serta penggunaan warna kontras yang tidak wajar dalam gambaran wajahnya dan juga pose bahasa tubuh yang menirunkan pose yang dewasa merupakan simbol dari kedewasaan yang palsu. Hal ini terjadi karena pelukis Ernst Ludwig Kirchner mungkin merasa prihatin terhadap keadaan anak yang kehilangan masa kanak-kanaknya karena imbas dari kehidupan modern.

Lukisan ini merupakan contoh dari suatu teknik sketsa cepat yang dipakai oleh para anggota Die Brucke. Teknik dikatakan dapat menangkap ekspresi dan jiwa sebenarnya dari subjek yang dilukis. Dengan menggunakan cara sapuan kuas secara spontan, dimana seluruh ekspresi alami dari model akan bisa tergambar dengan lebih murni.

Lukisan ini juga ternyata terpengaruh akan gaya Edvard Munch pada karya Ernst Ludwig Kirchner, karena komposisi pada lukisan ini berdasarkan dari apresiasinya terhadap karya lukisan  Puberty (1892) yang diciptakan oleh Edvard Munch.

  • Lukisan Ekspresionis Potret Diri (Affandi) & Analisisnya
Lukisan Potret Diri Affandi
Lukisan Potret Diri Affandi

Lukisan terakhir adalah potret diri Affandi. Ini merupakan tema yang sering digunakan oleh Affandi. Lukisan ini melukis muka dari seorang laki-laki tua yang tidak lain adalah dirinya sendiri yaitu Affandi. Komposisi dari lukisan ini adalah garis-garis melengkung, bergelombang, tebal, berantakan, dan bertekstur kasar. Serta warna yang dipakai pun terbilang sangat kontras dan hangat.

Lukisan ini juga gambaran sang pelukis yang sedang dalam suasana hati yang sangat spritual dan emosional (berkontemplasi, bukan marah). Subjek lukisan ini adalah cerminan dari diri sendiri yang sudah tua dan mempunyai rambut yang putih dan kepala yang hampir saja botak.

Potret yang terlihat lagi menghisap pipa tembakau adalah sebuah insting self destruction yang makin menjadi saat usianya yang sudah tidak lagi muda. Tetapi dari tumpahan cat pada lukisan, menunjukkan bahwa gairah estetisnya masih membara pada masa tuanya

fbWhatsappTwitterLinkedIn