Daftar isi
Dalam kehidupan seharo-hari, pasti manusia berinteraksi antara satu dengan yang lain. Kemudian mereka mengatakan beberapa komentar.
Entah sebagai satu hal untuk menanggapi suatu kejadian, atau hal lain. Ada yang langsung setuju, namun ada juga yang tidak.
Hal tersebut bisa berdasarkan beberapa alasan, salah satunya adalah apakah komentar tersebut berupa fakta atau opini. Apalagi di era sekarang, yang mana banyak orang.
Mudah untuk mengutarakan suatu hal entah dalam bentuk perkataan atau tulisan. Yang kemudian mereka share ke sircle lingkungan sosial mereka. Tapi, apa sebenarnya fakta dan opini itu?
Fakta pada umumnya, adalah suatu pernyataan dari suatu kejadian, yang ditangkap oleh indera manusia dengan bentuk data.
Dari sebuah kejadian yang mereka temui di lapangan. Serta kejadian tersebut memang benar adanya.
Adapun menurut para ahli seperti Kosasih dalam bukunya yang terbit tahun 2007, halaman 4. Dimana ia menyatakan.
Bahwa fakta adalah sebuah kejadian, fenomena, peristiwa, dll. Yang benar-benar terjadi, atau memang benar-benar ada.
Dalam sebuah fakta, terdapat sebuah catatan yang menjadi bukti valid atas kebenarannya, terkumpul menjadi satu. Disebut dengan data.
Adapun ciri-ciri dari fakta, yang mana fakta tersebut menjadi satu hal penting ketika akan menuntaskan sebuah permasalahan. Yakni:
Yang pertama ada kejadian nyata. Dimana kejadian tersebut memang benar-benar terjadi. Tanpa adanya unsur rekayasa.
Oleh karenanya dalam sebuah fakta bukti di TKP adalah salah satu unsur krusial, yang bisa menyatakan bahwa hal tersebut, memang benar adanya.
Yang kedua adad sumber kejadiannya. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya. Bahwa dalam fakta pasti ada sumbernya.
Dan sumber ini berbentuk data. Yang terkumpul dari TKP oleh beberapa pihak berwenang. Dengan tujuan agar menjadi petunjuk untuk menyelesaikan permasalahan dalam peristiwa/kejadian tersebut.
Sebuah fakta, pasti bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Karena tidak ada sama sekali unsur rekayasa.
Dalam peristiwa yang ditemui. Benar-benar real dan ada data yang menjawabnya. Data tersebut bisa berupa barang, tempat kejadian, jejak peristiwa, dan sebagainya.
Temuan adalah data. Jadi tidak heran jika semua peristiwa yang terjadi, harus ada temuan terlebih dahulu.
Dengan tujuan agar tidak adanya kesalahpahaman, yang berujung penghakiman atau main hakim sendiri.
Fakta bersifat objektif. Tidak pernah ada, fakta yang bersifat subjektif. Karena kembali lagi. Fakta mengedepankan temuan-temuan atau data.
Baik itu data utama atau pendukung, guna menyelesaikan permasalahan dari kejadian atau peristiwa tertentu. Seperti misalnya pembunuhan, pencurian, dan sebagainya.
Suatu peristiwa tertentu yang di dapati oleh beberapa orang, pasti sudah terjadi, dan ada ujung dari hasil kejadian tersebut.
Seperti ada tersangka dan korban, terduga, dan sebagainya. Karena kejadian tersebut pasti ada, serta memiliki ujung yang menjadi tombak permasalahan awal.
Pengungkapan yang biasanya kita lihat dalam bentuk pernyataan, biasanya muncul karena orang yang menyatakan.
Telah meneliti serta membaca beberapa data yang ada. Sehingga mereka akan menyimpulkan dari hasil temuan data.
Kemudian mereka sampaikan ke pihak yang terkait dan sejenisnya, dalam bentuk pernyataan.
Selanjutnya adalah pengertian opini. Menurut beberapa literatur yang ada, opini adalah kata serapan dari bahasa Inggris, yakni opinion.
Memiliki arti “tanggapan, atau pendapat”. Karena pendapat, biasanya bentuk dari hal tersebut berupa tulisan, atau pernyataan.
Tapi kadang rata-rata dalam bentuk tulisan, yang dibagikan ke beberapa kanal medial sosial, atau blog, buku, dan sebagainya.
Adapun ciri-ciri daripada opini. Hal tersebut juga yang membedakan antara opini dengan fakta. Poin tersebut antara lain:
Opini bersifat objektif. Hal ini dilihat dari tanggapan seseorang akan suatu peristiwa, namun kadang tidak memandangnya secara keseluruhan.
Bisa karena orang tersebut memiliki karakter yang mudah menyimpulkan suatu peristiwa, atau lainnya.
Perlu diketahui terlebih dahulu. Opini adalah suatu tanggapan yang berasal dari seseorang, sebagai satu reaksi mereka.
Terhadap suatu peristiwa. Dan hal tersebut sifatnya adalah opini pribadi. Bisa dalam bentuk positif, atau negative.
Semua, tergantung dari orang yang melontarkan opini tersebut.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya. Opini terlontar, karena orang yang menyatakan atau menulis opini tersebut.
Hanya atau baru melihat dari satu sisi. Jadi penyampaiannya juga hanya beberapa poin saja. Dan poin tersebut.
Belum bisa 100% menjadi pernyataan yang dapat mewakili secara keseluruhan kejadian yang terjadi.
Karena dalam sebuah opini, tidak ada yang namanya data, yang menjadi satu poin untuk menyatakan bahwa opini tersebut benar adanya.
Karena kembali lagi, dalam suatu opini tidak ada yang namanya data pendukung, data utama, dan jenis data-data lainnya.
Sebagai penguat suatu statement seseorang. Jadi, hal tersebutlah kemudian, kenapa seseorang tidak boleh 100% percaya terhadap suatu opini tertentu, dari orang tertentu.
Pasalnya bisa saja opini tersebut benar, tapi besar kemungkinannya opini tersebut salah. Bahkan mengundang persepsi yang keliru.
Kemudian ada perbedaan dari keduanya. Dimana beberapa poin biasanya menjadi satu penilaian beberapa orang.
Apakah pernyataan orang tertentu tergolong dalam opini, atau fakta. Jadi, berikut beberapa perbedaannya:
Dari fakta, kalimat pernyataan adalah berbentuk sebuah “perkataan” dengan dilandasi pada suatu data.
Sebagai acuan bahwa pernyataan tersebut benar adanya. Sedangkan untuk opini, adalah pernyataan yang berbentuk tulisan, namun bisa juga dengan perkataan.
Yang mana pernyataan tersebut belum bisa di percaya 100%.
Selanjutnya adalah masalah pendukung data. Dalam pernyataan fakta, pasti ada yang namanya pendukung data.
Entah data primer, sekunder, atau lainnya. Dengan tujuan untuk mengukuhkan kebenaran dari pernyataan yang terlontar.
Sementara untuk opini sendiri, biasanya jarang menggunakan data. Ada yang menggunakan data, tapi biasanya kurang update.
Mengingat opini adalah sebuah pendapat dari diri sendiri. Jadi tidak heran jika banyak orang yang mengatakan untuk tidak boleh percaya 100% dengan opini.
Kemudian ada masalah sudut pandang. Fakta, mengambil sudut pandang secara keseluruhan.
Makanya rata-rata, sebuah pernyataan fakta adalah bersifat objektif. Karena menilai dari keseluruhan peristiwa.
Bukan sepenggal, setengah, atau lainnya. Dan pasti didukung dengan data-data yang ada. Untuk mengukuhkan pernyataan tersebut.
Berbeda lagi jika opini. Opini akan muncul ketika seseorang berpendapat terhadap suatu peristiwa yang terjadi, atau suatu hal.
Dengan melihat sisi tertentu. Makanya dalam opini, akan terbentuk satu sudut pandang, apakah sudut pandang yang setuju, atau tidak.
Mengenai suatu fenomena, kejadian, atau hal yang serupa.
Lalu ada sifat pernyataan. Pernyataan fakta biasanya bersifat objektif. Karena kembali lagi. Fakta ketika dilontarkan.
Berarti sudah ada data yang mengarah kepada kebenaran yang ada. Bisa dibilang fakta adalah sebuah kesimpulan.
Atas hasil pencarian yang di dapat, terkait dengan peristiwa, kejadian, ataupun fenomena yang terkait.
Data tersebut bisa berbentuk data secara umum, pendukung, dan lainnya. Biasanya data yang disertakan berjenis dokumen, foto, dan sebagainya.
Sedangkan untuk opini, lebih bersifat pernyataan yang subjektif. Hal ini merujuk dengan beberapa pembahasan sebelumnya.
Yang menyatakan bahwa opini, sebagian besar berasal dari pendapat seseorang akan suatu hal, fenomena, kejadian, peristiwa tertentu, dan lainnya.
Dimana kebenarannya masih perlu dipertanyakan. Dengan tujuan agar tidak menimbulkan pemahaman yang salah, persepsi negative, dan sebagainya.
Untuk lebih gamblang lagi, berikut beberapa contoh pernyataan terkait dengan fakta atau opini. Berikut ulasannya:
Selanjutnya ada jenis-jenis fakta dan opini. Dimana keduanya mempunyai jenis pernyataan yang dapat digolongkan.
Untuk jenis-jenis dari fakta antara lain:
Fakta umum adalah sebuah fakta, dimana pernyataan yang terlontar memiliki rentan waktu berlaku yang cukup lama.
Seperti misalnya fakta sejarah, catatan dokumentasi suatu kegiatan tertentu, dan sebagainya.
Jenis ini berbanding terbalik dengan sebelumnya. Dimana untuk rentan kebenaran daripada pernyataan yang terlontar.
Sangat sedikit atau pendek. Sehingga untuk mempercayai pernyataan tersebut, hanya berlaku ketika kejadian tersebut memang benar terjadi, saat itu juga.
Kemudian ada jenis-jenis dari Opini, antara lain:
Adalah sebuah opini yang memang pyur berasal dari diri pribadi. Pernyataan tersebut terlontar bisa secara langsung saat itu juga, atau sejenisnya.
Dan untuk tingkat kebenarannya masih perlu dipertanyakan.
Untuk jenis ini, biasanya opini tersebut berasal dari kelompok yang lebih besar. Seperti contohnya adalah masyarakat umum.
Yang menanggapi tentang suatu fenomena tertentu. Contohnya adalah opini masyarakat yang makin memanas, sebaga respon akan fenomena kelangkaan minyak goreng.
Itulah beberapa pembahasan mengenai fakta dan opini, yang bisa menjadi referensi untuk anda.