Daftar isi
Bumi tempat kita tinggal memiliki atmosfer, yakni lapisan gas yang menjadi “selimut” untuk melindungi bumi dari berbagai benda asing dari luar angkasa. Nitrogen, oksigen, karbon dioksida, uap air, sejumlah gas mulia, dan berbagai partikel lain adalah hal-hal yang terkandung pada atmosfer.
Atmosfer bumi tidak hanya terdiri dari banyak komposisi, tapi juga terdiri dari banyak susunan yang tepatnya ada lima. Troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer adalah kelima susunan yang dimaksud dengan jarak/ketinggian, suhu, dan fungsi yang berbeda-beda.
Mesosfer adalah lapisan ketiga atmosfer yang berada di atas stratosfer dan di bawah termosfer. Walau memiliki fungsi detail yang sedikit berbeda dari susunan lapisan lainnya, peran utama mesosfer tetap menjadi pelindung bumi.
Untuk mengenal lebih jauh, berikut adalah fakta-fakta menarik lapisan mesosfer yang belum banyak diketahui.
Mesosfer dengan lapisan udaranya yang tipis memiliki fungsi besar dalam melindungi bumi dari masuknya meteor. Meteor sendiri adalah benda luar angkasa berupa muatan batu padat yang jenisnya berbeda-beda sehingga.
Ketika mengarah ke bumi, meteor dapat menghantam bumi karena kecepatannya yang tinggi. Namun karena bumi memiliki atmosfer, meteor yang melaju dan bergesekan dengan atmosfer bisa melelehkan muatan batu padat ini hingga terurai membentuk serpihan-serpihan.
Serpihan-serpihan hasil terbakar dan terurainya meteor saat melalui mesosfer (bagian ketiga dari atmosfer) ini yang disebut dengan hujan meteor. Jadi sekalipun lebih tipis, lapisan mesosfer memiliki gas lebih banyak dibandingkan lapisan atmosfer lain.
Hal tersebut menguntungkan bagi bumi karena mesosfer mampu membuat meteor terbakar. Sementara saat meteor melaju melalui eksosfer dan termosfer (kedua lapisan di atas mesosfer), meteor tidak terpengaruh apapun sebab kadar udara dan gas di kedua lapisan tersebut rendah.
Lapisan mesosfer adalah temperaturnya, yakni pada kisaran -50 sampai dengan -80 derajat Celsius atau lebih. Walau menjadi lapisan atmosfer yang berada di tengah-tengah, temperaturnya tergolong paling rendah diantara empat lapisan lainnya.
Setiap lapisan atmosfer memiliki suhu atau temperatur berbeda-beda, seperti halnya troposfer sebagai lapisan paling rendah dan paling dalam, temperatur di permukaan laut adalah -70 sampai -75 derajat Celsius dan di khatulistiwa adalah 20 derajat Celsius. Sementara itu, lapisan stratosfer bertemperatur sekitar -55 sampai -3 derajat Celsius.
Sebagai hot layer atau lapisan panas, termosfer memiliki suhu jauh lebih tinggi. Lapisan keempat dari seluruh lapisan atmosfer ini bertemperatur mencapai 1.500 derajat Celsius, sedangkan eksosfer sebagai lapisan terakhir mencapai 2.200 derajat Celsius untuk temperaturnya.
Oleh sebab itu, disimpulkan bahwa mesosfer memiliki temperatur paling dingin karena tidak hanya mencapai angka -70 atau -80 derajat Celsius. Kenyataannya, temperatur tersebut masih bisa lebih rendah lagi dan mencapai -120 derajat Celsius.
Area mesosfer menjadi tempat terjadinya airglow atau pijaran udara. Pijaran udara sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Anders Angstrom, karena dirinya yang melihat pertama kali penampakan tersebut pada tahun 1868.
Pijaran udara sendiri adalah emisi cahaya lemah oleh atmosfer bumi yang menjadikan malam tidak terlalu gelap dan masih terdapat cahaya. Pijaran udara ini merupakan hasil dari keberadaan lapisan natrium di puncak mesosfer.
Lapisan natrium itu sendiri memiliki atom natrium sebagai komposisinya yang tebalnya mencapai 5 kilometer, bersifat tidak terikat, dan tidak juga mengalami proses ionisasi. Menurut penglihatan para pengamat, pijaran udara tersebut memiliki warna kebiruan sehingga menjadikan malam tampak lebih terang.
Awan, hujan, petir, dan segala kejadian yang kita alami dan lihat sehari-hari ada pada lapisan atmosfer paling dalam, yakni troposfer. Namun khusus satu awan yang disebut Noctilucent, bukan troposfer yang menjadi tempat keberadaannya.
Mesosfer adalah lapisan atmosfer yang memiliki ketinggian 80-120 kilometer dari bumi, dan rupanya awan Noctilucent ini justru berada di mesosfer dengan ketinggian sekitar 76-85 kilometer di atas permukaan bumi. Awan ini dikenal sebagai awan yang bersinar dengan membiaskan cahaya saat matahari sudah tenggelam.
Karena berada di mesosfer, awan ini menjadi awan paling tinggi di bumi. Awan Noctilucent sendiri adalah awan berwarna pekat dan terbentuk sebagai akibat dari erupsi Krakatau, sehingga kemunculannya sudah ada sejak abad ke-19.
Untuk dapat terbentuk, awan ini memerlukan suhu rendah, uap air, serta debu, maka keberadaannya ada di mesosfer dan bukan di lapisan atmosfer lainnya. Jenis awan ini bisa dilihat pada 50-70 derajat Lintang Utara di wilayah dingin di belahan Bumi Utara, khususnya pada akhir Juni-akhir Juli (musim panas).
Mesosfer adalah lapisan atmosfer pelindung bumi yang ketinggian atau ketebalannya 50-85 kilometer di atas permukaan bum dan 80-120 kilometer di atas ketinggian bumi. Lalu pada ketinggian 80 kilometer, temperaturnya diketahui berada pada sekitar -81 derajat Celsius; suhu akan semakin rendah ketika ketinggiannya semakin naik.
Lapisan atmosfer satu ini setiap hari bertanggung jawab membakar sekitar 40 ton meteor yang jatuh ke bumi setiap hari. Sebelum meteor dan asteroid menyebabkan kerusakan pada permukaan bumi, mesosfer telah menghalaunya lebih dulu.
Saat meteor yang masuk ke bumi melewati mesosfer dan terbakar, terkadang hal ini akan nampak pada langit malam. Hujan meteor adalah sebutan yang digunakan banyak orang untuk hasil dari terbakar dan terurainya meteor menjadi serpihan-serpihan.