11 Fakta Menarik Tentang Bumi yang Wajib Diketahui

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bumi tempat kita tinggal dan berpijak adalah sebuah planet terdekat ketiga dari Matahari. Sebutan lain untuk Bumi adalah “dunia” dan diketahui pula bahwa tingkat kepadatan Planet Biru ini paling tinggi di urutan kelima dari seluruh planet dalam sistem tata surya.

Ukuran Bumi tidak terlalu besar dan tidak pula terlalu kecil jika dibandingkan dengan ketujuh planet lainnya. Oleh sebab itu, Bumi adalah planet paling besar keempat di tata surya karena ukurannya memang paling besar daripada Merkurius, Venus, dan Mars.

Berikut fakta menarik tentang Bumi, berikut penjelasan-penjelasan yang bisa diperhatikan.

1. Planet Satu-satunya Tanpa Nama Dewa

Bila dulu kita mengenal ada sembilan planet di dalam tata surya termasuk Pluto, maka kini secara resmi tata surya hanya memiliki delapan planet dengan mengecualikan Pluto. Selain Bumi, planet-planet yang dimaksud adalah Mars, Merkurius, Venus, Jupiter, Saturnus, Neptunus, dan Uranus.

Fakta menarik tentang Bumi di sini adalah bahwa hanya Bumi yang diberi nama tanpa berdasarkan nama dewa-dewa. Earth sendiri kita kenal sebagai istilah bahasa Inggris untuk Bumi yang berasal dari bahasa Inggris dan Jerman, yakni ertha dan erde.

Baik Earth, ertha, dan erde, ketiganya sama-sama bermakna “tanah”. Sementara itu, ketujuh planet lain di tata surya diberi nama sesuai dengan nama dewa dewi dalam mitologi Romawi, seperti halnya Mars yaitu Dewa Perang, Merkurius dikenal sebagai nama Dewa Perdagangan, dan Venus adalah nama Dewi Cinta.

Sementara itu, Jupiter diambil dari nama Dewa Petir, Saturnus adalah nama Dewa Pertanian, Neptunus adalah nama Dewa Laut, dan Uranus adalah nama Dewa Langit. Dengan begitu seluruh planet kecuali Bumi dinamakan menurut nama dewa/dewi dan kata “Bumi” yang biasa dipakai orang Indonesia sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta “Bhumi”.

2. Bentuk Bumi Tidak Bulat Sempurna

Bentuknya yang tidak benar-benar bulat seperti yang kita lihat pada globe. Teori bumi bulat sudah ada sejak 500 tahun sebelum Masehi dan teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Pythagoras, yakni seorang filsuf asal Yunani; namun pada faktanya, bumi memang bulat tapi tidak bulat sempurna.

Bumi sendiri memiliki diameter sekitar 12.714 km di kutub, sedangkan 12.756 km di khatulistiwa karena berkaitan dengan rotasi bumi menandakan bahwa bumi tetap bulat. Sementara itu, teori lain mengatakan bahwa bentuk bumi bukan bulat, melainkan datar.

Bentuk datar bumi adalah teori yang berasal dari Samuel Rowbotham asal Inggris dan faktanya, bumi pun bukan berbentuk datar yang meskipun bulat tapi juga tidak terlalu bulat. Bentuk bulat tidak sempurna ini membuat sejumlah penerbangan pesawat jarak jauh bisa melewati Kutub Utara untuk memperpendek jarak.

3. Jarak Bumi dan Matahari Lebih Ideal Dibandingkan dengan Planet Lain

Jarak yang sangat jauh antara Bumi dan Matahari berpengaruh terhadap suhu yang dirasakan makhluk hidup di Bumi sehingga tidak terlalu panas. Planet yang paling dekat jaraknya dengan Matahari menurut urutannya adalah Merkurius, Venus, lalu Bumi di urutan ketiga.

Walau di urutan ketiga, jarak Bumi dan Matahari adalah 149.598.262 km sehingga dianggap mempunyai jarak paling ideal sehingga suhu tidak terlalu panas dan tidak juga terlalu dingin. Bisa dibayangkan seberapa panas bila jarak Bumi dan Matahari seperti Merkurius dan Matahari yang hanya 65.791.000 km.

4. Rotasi Bumi Semakin Lama Semakin Lambat

Kecepatan rotasi Bumi memang tidak bisa selalu diprediksi karena sifatnya berubah-ubah, namun para ilmuwan telah mengamati dan membuktikan bahwa kecepatan rotasi Bumi semakin lama semakin lambat. Faktor peningkat risiko melambatnya rotasi Bumi diketahui adalah gempa bumi.

Laju rotasi Bumi kini diketahui 17 milidetik per 100 tahun di mana hal ini turut memengaruhi waktu menjadi lebih lama dalam satu hari. Padahal dengan perputaran Bumi pada porosnya dengan laju 1.670 km/jam menghabiskan waktu sehari per putaran.

Semakin ditelusuri, para ilmuwan pun memperkirakan bahwa dengan melambatnya rotasi Bumi mampu menyebabkan sehari menjadi 25 jam di masa mendatang. Perlambatan tersebut juga diyakini para ilmuwan akan berakibat pada berlangsungnya siang hari lebih lama.

5. Teori Bumi Tidak Bergerak pada Zaman Dulu

Para peneliti zaman dulu menganggap dan meyakini bahwa Bumi itu statis alias tidak bergerak. Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada penglihatan langsung terhadap posisi dan gerakan benda-benda langit secara relatif.

Keyakinan para peneliti masa itu salah satunya adalah bahwa benda-benda langitlah yang mengelilingi Bumi. Ilmu yang memelajari tentang Bumi sebagai pusat tata surya adalah geosentrisme di mana kepercayaan ini juga timbul karena Matahari yang bisa berpindah-pindah.

Melalui penelitian lebih jauh, pada akhirnya semua teori itu berhasil dipatahkan dan diganti dengan teori baru, yakni Bumi bukan pusat alam semesta. Walau teori tersebut hadir selama hampir 1400 tahun, kini orang-orang telah mengetahui bahwa Bumi berputar dan alam semesta tidak memiliki pusat.

6. Berdensitas Paling Tinggi di Tata Surya

Densitas atau massa jenis atau kerapatan Bumi adalah yang paling tinggi di dalam tata surya karena dipengaruhi oleh permukaan Bumi yang bertanah dan inti Bumi memiliki kandungan logam. Densitas Bumi diketahui 5,515 g/cm3 dengan bobot lebih berat sedikit di atas Merkurius yang densitasnya 5,427 g/cm3.

Ukuran besar kecilnya planet tidak menentukan tinggi rendahnya densitas planet tersebut. Hal ini terbukti dari densitas planet Saturnus yang hanya sebesar 0,678 g/cm3, padahal planet ini adalah yang paling besar kedua di sistem tata surya.

7. Memiliki Satu Satelit Alami

Bumi hanya memiliki Bulan sebagai satu-satunya satelit alami dan menurut penjelasan NASA, Bulan terus bergerak mengelilingi planet, tidak terkecuali Bumi, oleh karena itu disebut sebagai satelit. Dan bagi yang masih beranggapan bahwa Bulan itu planet, Bulan bukan sebuah planet, melainkan satelit yang mengelilingi Bumi.

Bahkan menurut penelitian yang ada, dijelaskan pula bahwa Bulan adalah satelit alami paling besar yang ada di dalam tata surya menurut perbandingan ukuran antara satelit dengan planet-planet yang diputarinya. Gerakan Bulan saat mengorbit searah dengan gerakan Matahari, yaitu dari timur ke barat.

Hanya saja berdasarkan penelitian ukuran Bulan secara langsung, ukurannya adalah paling besar kelima di dalam tata surya. Dan ketika melihatnya dari Bumi, Bulan merupakan satelit paling terang setelah Matahari.

8. Memiliki Magnetosfer

Keberadaan medan magnet yang sangat kuat, yakni magnetosfer. Magnetosfer merupakan lapisan medan magnet yang menjadi penyelubung benda angkasa; maka tidak hanya Bumi, planet Saturnus, Neptunus, Merkurius, Jupiter, dan Uranus pun memilikinya.

Hanya saja dibandingkan magnetosfer pada planet lain, magnetosfer milik Bumi sangat kuat dengan fungsi memberi perlindungan bagi Bumi dari angin matahari. Burung-burung yang bermigrasi pun memanfaatkan medan magnet ini sebagai penunjuk arah yang tepat.

9. Usia Bumi Sudah Tua

Setiap planet di luas angkasa memiliki usia saja sudah cukup kerap mengejutkan. Dan mengetahui bahwa usia Bumi pun sudah sangat tua juga mencengangkan, sebab diperkirakan usia Bumi sudah hampir 50 miliar tahun.

Lembaga National for Science Educations telah melakukan penelitian terhadap usia Bumi yang diperkirakan sudah sekitar 4,54 miliar tahun. Sementara itu, planet Merkuri, Venus, Saturnus, Uranus, dan Neptunus berusia sekitar 4,503 miliar tahun dan planet Mars serta Jupiter berusia sekitar 4,603 tahun.

10. Ketidaksamarataan Medan Gravitasi Bumi

Ketidaksempurnaan pada bentuk bulat Bumi rupanya menjadi faktor dibalik ketidaksamarataan medan gravitasi Bumi. Kuat medan gravitasi bumi tidak sama rata alias berbeda-beda di mana hal ini berkaitan dengan permukaan Bumi yang dipenuhi bebatuan dan memiliki tekstur bergelombang sehingga memengaruhi medan gravitasi.

Selain itu, posisi permukaan bumi, perbedaan gaya yang memengaruhi sistem gravitasi di tiap koordinat, serta tingkat kerapatan permukaan bumi merupakan serangkaian faktor yang tidak dapat dipungkiri membuat medan gravitasi Bumi tidak sama rata. Anomali gravitasi Bumi bermacam-macam mulai dari positif hingga negatif, namun gaya gravitasinya tergolong kuat.

11. Memiliki Jumlah Besar Spesies

Jumlah spesies yang hidup di Bumi diperkirakan kurang lebih 2 juta-1 triliun dengan hampir 2 juta diantaranya telah masuk dalam dokumentasi. Sementara itu, menurut data International Union for Conservation of Nature (IUCN), hasil daftar merahnya di tahun 2022 membuktikan adanya 2,16 juta spesies hewan di Bumi.

Untuk spesies tumbuhan, Bumi kita memiliki sekitar 369.000 spesies dan 10.000 diantaranya boleh, aman dan layak dikonsumsi. Dan untuk jumlah manusia di Bumi, data PBB tahun 2022 menunjukkan ada sekitar 8 miliar jiwa.

fbWhatsappTwitterLinkedIn