Faktor Pembentuk Masyarakat Multikultural yang Perlu diketahui

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai Faktor Pembentuk Masyarakat Multikultural, berikut pembahasannya.

Faktor Pendorong

Menurut Tilaar, sekurang-kurangnya terdapat tiga hal yang mendorong berkembang pesatnya pemikiran multikulturalisme. Yaitu:

  • HAM
    HAM yang dimaksud adalah penghargaan terhadap hak-hak dasar manusia. HAM merujuk pada pengakuan bahwa setiap manusia adalah sama. Oleh karena itu, tidak dibenarkan adanya perlakuan tidak adil oleh budaya atau kelompok sosial mana pun.
  • Globalisme
    Yaitu faham mengenai kesetaraan antarkeberagaman budaya yang terdapat di dunia. Hal ini berlaku tidak hanya dalam satu sistem sosial, seperti masyarakat daerah atau negara, tetapi juga antar negara.
  • Demokratisasi
    Yaitu proses pengakuan dan penghargaan yang besar terhadap keragaman dan perbedaan. Masyarakat dan negara juga harus menghargai perbedaan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia. Inilah prinsip demokrasi.

Faktor Penghambat

  • Menganggap budaya sendiri paling baik
    Pengakuan terhadap budaya sendiri yang berlebihan dapat mengarah pada kecintaan pada diri sendiri atau kelompoknya, yang sering disebut sebagai narsisme budaya. Sikap ini merupakan warisan dari kolonialisme yang menganggap bahwa bangsa jajahannya lebih rendah dan memiliki kebudayaan inferior.
  • Pertentangan antara budaya Barat dan Timur
    Dalam masyarakat dunia, ada pandangan yang menganggap budaya barat sebagai budaya yang progresif atau maju. Sebaliknya budaya timur diibaratkan budaya yang dingin atau kurang dinamis.
  • Pluralisme budaya dianggap sebagai suatu yang eksotis
    Ini merupakan pandangan yang banyak dianut oleh pengamat Barat terhadap pluralisme. Mereka memandang budaya lain memiliki sifat eksotik dan menarik perhatian dan bukan dipandang sebagai kekhasan yang berbeda dengan budayanya.
  • Pandangan yang paternalistis
    Hingga saat ini, masih banyak masyarakat memandang status perempuan sebagai sesuatu yang minor dan disubordinasikan dengan peran laki-laki.
  • Mencari apa yang disebut indigenous culture
    Yaitu mencari sesuatu yang dianggap asli. Pada era globalisasi, indigeneous culture dipandang sebagai sikap yang mempertentangkan istilah Barat dan non-Barat.
fbWhatsappTwitterLinkedIn