IPA

9 Faktor Penyebab Kepunahan Fauna dan Flora

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bumi kita tidak hanya menjadi rumah bagi manusia saja namun juga makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan binatang.

Berbeda dengan manusia yang jumlahnya semakin bertambah beberapa spesies flora dan tumbuhan justru semakin menurun populasinya. 

Tak jarang juga sebagian dari mereka telah dinyatakan punah atau keberadaannya sudah habis tidak tersisa. Penyebab menurunnya punahnya suatu spesies baik tumbuhan maupun hewan sangat beragam. Bisa akibat ulah manusia ataupun peristiwa bencana alam.

Berikut adalah berbagai hal yang dapat menyebabkan populasi binatang dan tumbuhan menurun. 

1. Bencana Serangan Asteroid 

Asteroid adalah benda langit yang disebut sebagai planet minor atau planetoid yakni objek berupa pecahan kecil dan bergerak mengelilingi matahari.

Ukurannya tidak sebesar planet namun lebih besar daripada meteorit. Kasus asteroid jatuh memang sangat jarang terjadi namun sebuah bencana asteroid besar pernah menghantam Bumi. 

Bencana itu terjadi pada 66 juta tahun yang lalu di Semenanjung Yucatan, Meksiko. Akibat dari bencana tersebut menyebabkan debu-debu berterbangan hingga menutupi sinar matahari.

Tabrakan ini bumi dan asteroid ini menyebabkan berbagai bencana alam lainnya seperti ombak setinggi 1,5 km, sulfur bebatuan menguap, dan pendinginan dalam skala global. 

Perubahan suhu atau temperatur yang drastis tersebut mengharuskan flora dan fauna harus beradaptasi. Sebagian dari mereka mampu bertahan dan sebagian lagi mengalami kepunahan seperti yang dialami oleh dinosaurus. 

2. Kebakaran Hutan 

Kebakaran hutan disebabkan oleh ulah manusia namun juga bisa murni karena faktor alam. Hutan merupakan rumah bagi ribuan jenis binatang dan tumbuhan sehingga apabila tempat ini rusak maka mereka pun dapat kehilangan habitatnya.

Terlebih jika hutan tersebut kebakaran maka akan memungkinkan spesies yang ada di dalamnya turut menjadi korban. 

Hal ini pernah terjadi di hutan Australia yang mengalami kebakaran sepanjang tahun 2019–2020 yang mengakibatkan tewasnya 5000 koala. Selain menjadi korban, asap yang dihasilkan dari kebakaran juga mengandung emisi gas karbon dioksida yang beracun dan mematikan apabila terhirup makhluk hidup. 

3. Penebangan Hutan Secara Liar 

Penebangan hutan dilakukan untuk berbagai kepentingan biasanya untuk manusia. Namun penebangan hutan secara liar atau tidak pada aturannya bisa menyebabkan bencana bagi para penghuni hutan tersebut. Hal itu dapat merusak alam hutan yang pada akhirnya juga berpengaruh bagi kelangsungan hidup. 

Satwa-satwa akan kehilangan rumah sekaligus makanan mereka. Penebangan hutan juga menyebabkan spesies tumbuhan tidak dapat tumbuh lagi. Pada akhirnya jumlah mereka akan berkurang atau bahkan jika dilakukan terus menerus akan punah. 

4. Perburuan Liar 

Sejak dahulu kala manusia lekat kaitannya dengan kegiatan berburu. Namun perburuan itu mengalami perubahan fungsi dan tujuan.

Jika pada zaman dahulu manusia berburu untuk memenuhi kebutuhan pangan saat ini perburuan dilakukan untuk berbagai hal seperti perdagangan anggota tubuhnya (kulit, tanduk, taring atau gading dll). 

Perburuan liar tentu merupakan hal yang dilakukan tidak berdasarkan aturan-aturan yang telah dibuat. Oknum perburuan ini biasanya memburu hewan-hewan yang langka dan dilindungi.

Mereka juga kerap memburu hewan yang sulit berkembang biak sehingga akan lebih cepat habis populasi mereka. Selain membunuh hewan yang diburu, kegiatan ilegal ini juga dapat merusak rantai makanan atau ekosistem alam hingga menjadi tidak seimbang. 

5. Pemanasan Global

Global warming atau pemanasan global adalah proses naiknya suhu rata-rata baik di udara, atmosfer, laut dan juga di daratan Bumi.

Peningkatan suhu tersebut disebabkan oleh gas emisi CO2. Selain itu pemanasan global juga turut berkontribusi dalam kekeringan air di Bumi. Tentu dengan terbatasnya persediaan air maka akan mengganggu keseimbangan ekosistem alam.

Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan satwa dan flora harus beradaptasi. Sebagian dari mereka tidak mampu bertahan dan mati satu persatu. Beberapa dari mereka akhirnya tidak mampu mempertahankan keberadaannya dan punah.

Pemanasan global juga meningkatkan badai tropis yang dapat menyebabkan kematian masalah bagi fitoplankton dan berbagai spesies hewan. 

6. Pembukaan Lahan oleh Manusia 

Manusia memiliki kebutuhan yang sangat beragam. Terkadang demi memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus mengorbankan spesies lainnya. Contohnya adalah kebutuhan untuk mendirikan pemukiman dengan cara membuka lahan.

Bahkan pembukaan lahan tersebut melanggar habitat tumbuhan dan hewan seperti melapisi tanah dengan beton, membelah bukit, hingga membendung sungai. Hal itu akan menggusur habitat hewan dan tumbuhan.

Berdasarkan data mencatat bahwa pembukaan lahan seperti ini telah menurunkan populasi satwa liar sebanyak 13,4 persen.

Hewan-hewan tersebut akhirnya harus mencari habitat yang baru. Namun hal itu tentu bukan perkara yang mudah karena mereka harus kembali beradaptasi terutama untuk menemukan makanan mereka. Mereka yang tidak dapat beradaptasi tentu akan kalah dan meninggal. Lama-lama jumlah mereka habis dan punah. 

7. Polusi 

Polusi merupakan suatu kondisi ketika senyawa kimia atau energi masuk ke lingkungan yang memiliki potensi bahaya bagi makhluk hidup. Polusi ada berbagai macam jenisnya mulai dari air, udara, tanah, bahkan sampai suara.

Penyebabnya pun berbagai macam mulai dari bencana alam seperti gunung meletus, kebakaran hutan atau bisa juga ulah manusia seperti penggunaan pupuk pestisida berlebihan. 

Sebagian besar dari kita tentu telah mengetahui dampak buruk polusi bagi manusia. Namun ternyata polusi juga berkontribusi dalam kepunahan suatu spesies. Contohnya pada kupu-kupu madeira besar putih yang punah akibat pupuk pertanian.

Serta kuda laut yang terancam punah akibat kebocoran limbah pabrik. Berdasarkan data yang tercatat ada sekitar 4 persen spesies yang mengalami kepunahan akibat polusi. 

8. Spesies Invasif 

Invasif artinya adalah pendatang atau bukan berasal dari tempat tersebut. Kedatangan jenis baru di sebuah habitat akan mengganggu ekosistem yang telah terbentuk di sana bahkan menjadi ancaman bagi biodiversitas, sosial ekonomi, individu, maupun genetik. 

Datangnya spesies lain ke tempat yang baru bisa karena sengaja dibawa oleh oknum tidak bertanggung jawab atau juga hewan tersebut yang kehilangan tempat tinggalnya dan mencari habitat baru. Kedatangan mereka akan meningkatkan persaingan antar spesies dalam mencari mangsa.

Spesies invasif ini telah menyebabkan penurunan populasi sebesar 42 persen dan 5,1 persen kepunahan satwa. 

9. Penyakit

Bukan hanya manusia saja yang bisa sakit tetapi juga binatang dan tumbuhan. Penyakit mereka bisa datang karena genetik dari lahir namun bisa juga karena kondisi ekosistem yang tidak sehat dan tidak seimbang.

Penyakit-penyakit mereka biasanya bersumber dari bakteri, virus, dan juga jamur. Sebanyak 2 persen populasi hewan dan tumbuhan hilang akibat dari suatu penyakit.