Kunci utama yang mempengaruhi perkembangan moral adalah keluarga. Sosok kedua orang tua yang paling dominan dalam membentuk kepribadian hingga moralitas seorang anak.
Penekanan pentingnya peranan orang tua dan keluarga dalam pembentukan nilai moralitas ini disebutkan juga oleh Rice ( dalam Suciati, 2008). Terdapat beberapa konsep keluarga yang berhubungan secara signifikan dalam pembelajaran moral anak:
1. Tingkat Interaksi dengan Keluarga
Adanya keluarga yang harmonis, hangat serta percaya satu sama lainnya adalah faktor utama dalam pembentukan moral pada anak. Anak cenderung meniru orang tua yang memiliki pribadi yang hangat dan nantinya akan menjadikan kepribadian yang baik pada anak.
Teori differential assosiation dari Sutherland dan Cressey (dalam Suciati, 2008) menerangkan bahwa prioritas, durasi, intensitas dan frekuensi dari hubungan orangtua anak memfasilitasi pembelajaran moral dan perilaku kriminal pada anak.
Efek positif diyakini akan terjadi pada anak dengan keluarga yang mengalami kedekatan intensif positif dan komunikasi yang maksimal. Begitupun sebaliknya. Jika tanpa interaksi yang positif dan komunikasi yang jarang antara kedua orang tua dengan anak, anakn terjadi moralitas yang cenderung negatif.
2. Tingkat Kedispilinan
Pada beberapa riset penelitian, kedisiplinan menjadi faktor kedua dan mempunyai efek positif ketika :
- Konsisten, baik intraparent atau ekstraparent.
- Kontrol terutama dilakukan secara verbal melalui penjelasan guna mengembangkan kontrol internal pada anak. Orangtua yang melakukan penjelasan verbal secara jelas dan resional menghasilkan internalisasi nilai dan standar pada anak, terutama ketika penjelasan disertai dengan afeksi sehingga anak cenderung untuk menerima.
- Adil dan menghindari kekerasan menyimpang dari tujuan disiplin, yaitu, mengembangkan hati nurani, sosialisasi, dan kooperasi.
- Bersifat demokratis, bukan permisif ataupun autokratik.
3. Pemberian Contoh
Contoh adalah salah satu faktor penting lainnya. Orang tua diharapkan menjadi role modelling artau pemberi contoh yang baik bagi anak.
Mengingat anak adalah seorang plagiator yang handal, apalagi jika hal tersebut terkait dengan kedua orang tua dan lingkungan sekitar. Jika ingin anak menjadi sosok yang positif maka jadilah sosok yang positif juga.