Psikologi Sastra: Pengertian – Tujuan dan Contohnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai Psikologi Sastra. Berikut pembahasannya.

Pengertian Psikologi Sastra

Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta yang artinya “tulisan yang mengandung instruksi atau pedoman”. Dalam hal ini sastra lebih cenderung ke arah fiksi atau merujuk pada kesusastraan, yaitu karya sastra penulisan yang mengandung keindahan dan unsur sendiri, seperti puisi, drama, dan esai.

Sedangkan Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental manusia, di mana psikologi cenderung ke arah yang berdasarkan fakta (Jatman, 1985). Psikologi biasanya digunakan pengarang dalam memilih karakter tokoh untuk jalan ceritanya.

Jadi, psikologi sastra adalah kajian sastra yang berpusat pada aktivitas kejiwaan baik dari tokoh yang ada dalam karya sastra, pengarang yang menciptakan karya sastra, ataupun pembaca sebagai penikmat karya sastra.

Psikologi sastra adalah dua cabang atau aspek pengetahuan yang berbeda tetapi keduanya memiliki berbagai keterkaitan.

Sedangkan berikut ini pengertian psikologi sastra menurut para ahli yang perlu kamu ketahui, antara lain:

  • Endaswara (2011:96)
    Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang sebuah karya sebagai aktivitas kejiwaan. Di mana pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karyanya dalam berkarya. Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis, akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh apabila kebetulan teks berupa prosa maupun drama.
  • Wellek dan Austin (1989:90)
    Psikologi sastra menurut Wellek dan Austin mempunyai empat arti. Pertama, psikologi sastra adalah pemahaman kejiwaan penulis sebagai pribadi atau tipe. Kedua, pengkajian terhadap proses kreatif dari karya tulis tersebut. Ketiga, analisa terhadap hukum-hukum psikologi yang di terapkan dalam suatu karya sastra. Dan yang keempat, psikologi sastra dijadikan sebagai studi atas dampak dari sastra terhadap kondisi kejiwaan pembaca.
  • Ratna (240:350)
    Psikologi sastra menurut Ratna adalah analisa terhadap sebuah karya sastra dengan menggunakan pertimbangan dan relevansi ilmu psikologi. Hal tersebut artinya penggunaan ilmu psikologi dalam melakukan analisa terhadap karya sastra dari sisi kejiwaan pengarang, tokoh maupun para pembaca.

Sejarah Perkembangan Psikologi Sastra

Sejarah perkembangan Psikologi sastra dilatar belakangi oleh meluasnya ajaran-ajaran dari Freud yang diterbitkan dalam buku The Interpretation of Dreaming dan Three Contributions to a Theory of Sex.

Selain itu, pendekatan psikologi sastra lainnya juga muncul oleh I.A Richards yang merilis buku Principles of Literary. Dalam buku tersebut menjelaskan hubungan kritik sastra dengan uraian-uraian pada psikologi sistematik.

Menurut Richard, bahasa kritik sastra tersebut akan sangat mendukung pandangannya apabila karya sastra adalah objek yang estetik dan tidak memiliki pengaruh, karena sastra sendiri adalah sebuah pengalaman pribadi dari pembaca.

Pendekatan psikologi sastra lainnya juga muncul dari Wordworth yang merupakan penyair romantik. Beliau menjelaskan bahwa psikologi dapat digunakan dalam menguraikan puisi.

Freud yang juga merupakan psikoanalisis juga memberikan pengaruhnya pada karya sastra dan  menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara karya sastra dengan penyairnya. Kreativitas dari pengarang merupakan bentuk dari sebuah pelarian.

Tujuan dan Manfaat Psikologi Sastra

Psikologi sastra memiliki tujuan untuk memahami aspek kejiwaan dalam suatu karya sastra. Sesuai dengan hakikatnya, karya sastra memberikan pemahaman terhadap tokoh-tokohnya, misalnya masyarakat dapat memahami perubahan yang ada kaitannya dengan psikologi.

Manfaat dari psikologi sastra cukup beragam, berikut ini manfaat psikologi sastra yang perlu kamu ketahui, antara lain:

  • Bermanfaat dalam memberikan penilaian terhadap karya sastra karena psikologi dapat memberikan pemahaman terhadap proses kreatif, seperti kebiasaan pengarang dalam menulis lalu melakukan revisi dan menulis karyanya kembali.
  • Dalam sebuah karya, bermanfaat dalam melihat ketidakteraturan, perubahan dan distorsi dalam karya sastra.
  • Memberikan analisa psikologis terhadap tokoh-tokoh dalam karya sastra.
  • Bermanfaat memberikan kesimpulan terhadap kondisi jiwa dari pengarang.

Contoh Psikologi Sastra

Berikut ini beberapa contoh Psikologi sastra, di antaranya:

  • Delire et Reves dana “La Grandiva” de Jensen
    Dalam buku ini, Freud melakukan analisa terhadap sebuah cerpen karya Jensen yang berjudul “La Grandiva” di mana dalam analisanya, Freud menyimpulkan bahwa kepribadian dari toloh-tokoh dan kejadian-kejadian dalam cerpen tersebut sesuai dengan teori-teori tentang kepribadian manusia.
  • L’interpreration des Reves
    Buku ini merupakan terbitan tahun 1899 yang mempunyai arti interpretasi mimpi. Buku ini adalah buku klasik yang menguraikan tentang tafsir mimpi. Dalam buku ini juga terdapat dasar teoritis tentang hubungan antara psikoanalisis dan sastra.

Kesimpulan Pembahasan

Psikologi sastra ini bertujuan dalam memahami aspek kejiwaan di dalam sebuah suatu hasil karya sastra, dan juga psikologi sastra ini sangat bermanfaat dalam memberikan penilaian terhadap hasil karya sastra karena dapat memberikan pemahaman terhadap proses kreatif.

Sehingga pada akhirnya,  ilmu psikologi mampu melakukan pendekatan pada berbagai jenis ilmu pengetahuan lainnya, termasuk ilmu sastra. Hal ini dikarenakan ilmu psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari ini.

fbWhatsappTwitterLinkedIn