Daftar isi
Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf yang memiliki peranan untuk mengatur kinerja tubuh yang tidak disadari. Contohnya seperti tekanan darah dan detak jantung. Sistem saraf otonom termasuk bagian dari sistem saraf motorik.
Di dalam sistem saraf otonom terbagi menjadi 3 yakni sistem saraf parasimpatik, simpatik dan entrik. Di mana ketiga sistem saraf ini memiliki peranan yang berbeda di dalam tubuh. Sistem parasimpatik banyak yang menganggap bahwa berlawanan dengan kinerja sistem saraf simpatik.
Hal ini dikarenakan sistem saraf parasimpatik membuat tubuh menjadi lebih rileks. Adapun fungsi utama dari sistem saraf patasimpatik adalah mengatur berbagai aktivitas tubuh ketika sedang istirahat. Sistem saraf parasimpatik ini bekerja setelah saraf simpatik mengaktifkan organ-organ dalam tubuh.
Ketika organ-organ tubuh telah melakukan kerjanya, maka secara otomatis saraf parasimpatik akan bekerja agar membuat organ lebih rileks. Oleh karena itu, cara kerja saraf parasimpatik ini berlainan dengan cara kerja saraf simpatik.
Sebab, cara kerja saraf simpatik membuat organ menjadi tegang sedangkan saraf parasimpatik sebaliknya. Selain itu, sistem saraf parasimpatik ini juga memiliki peranan dalam mengatur metabolisme dan pencernaan.
Salah satu organ yang memiliki fungsi dalam mengatur pencernaan adalah lambung. Lambung memiliki sistem saraf parasimpatik yang akan membantu kinerja dalam pencernaan.
Berikut ini fungsi sistem saraf parasimpatik.
Gerak peristaltik merupakan gerakan otot pada dinding pencernaan yang dilakukan secara berulang untuk membantu mendorong makanan menuju anus. Keberadaan saraf parasimpatik lambung membantu untuk menstimulasi adanya gerakan peristaltik sehingga proses pencernaan lebih cepat dilakukan.
Dengan adanya gerakan peristaltik ini akan membuat makanan menjadi terpecah sehingga penyerapan nutrisi lebih mudah dilakukan. Dengan begitu, tugas lambung untuk mengolah makanan akan lebih cepat dilakukan.
Tidak hanya itu, keberadaan gerakan peristaltik juga memiliki peranan untuk membuang sisa makanan yang tidak dicerna oleh anus. Saat makanan masuk ke dalam saluran pencernaan maka otot akan menstimulasi untuk terjadinya kontraksi yang kemudian menimbulkan gerakan peristaltik.
Gerakan peristaltik ini dilakukan secara tidak sadar. Gerakan peristaltik ini akan membantu mendorong makanan agar sampai menuju usus besar. Tidak hanya dilakukan di organ lambung, melainkan gerakan ini bermula dari kerongkongan sampai ke anus.
Keberadaan gerakan peristaltik merupakan hal yang normal terjadi dan bukanlah suatu kelainan atau penyakit justru membantu kinerja lambung. Gerakan ini bisa terjadi karena adanya pergerakan pada otot polos seperti sebuah gelombang.
Gerakan otot inilah yang mendorong makanan serta cairan yang masuk menuju lambung dan kemudian dikeluarkan melalui uretra atau anus. Gerakan peristaltik di lambung menyebabkan adanya proses segmentasi menjadi terlambat.
Segmentasi merupakan proses pencampuran makanan dengan cairan yang berada di lambung sehingga dapat memecah makanan menjadi partikel yang lebih kecil. Perubahan makanan dari ukuran besar menjadi partikel yang lebih kecil membantu penyerpaan nutrisi sehingga kerja lambung akan sedikit lebih ringan.
Lambung selain memiliki fungsi untuk menyimpan dan mengolah makanan, namun juga berfungsi sebagai alat sekresi. Sekresi adalah proses melepaskan sisa-sisa zat di dalam tubuh yang berbentuk caira. Di dalam lambung terjadi proses sekresi cairan lambung.
Sekresi cairan lambung atau asam lambung terjadi pada lapisan lambung. Proses sekresi lambung dibagi menjadi tiga fase yakni sefalik, lambung, dan usus yang bergantung pada fase primer mekanisme yang mengakibatkan mukosa lambung mengeluarkan cairan lambung.
Fase sekresi lambung mengalami tumpang tindih sehingga terjadilah keterkaitan dan saling ketergantungan antara jalur saraf dan humoral. Fase sefalik sekresi lambung terjadi karena reaksi atas rangsangan yang diterima oleh indera seperti rasa, penciuman, penglihatan, hingga suara.
Fase sekresi lambung ini berasal dari refleks yang kemudian dimediasi oleh saraf vagus (kranial ke-10) . Getah lambung disekresikan sebagai reaksi atas rangsangan vagal, baik yang terjadk secara langsung lewat impuls listrik ataupun secara tidak langsung lewat respons yang diterima melalui indera.
Senentara itu, fase lambung dilakukan oleh saraf vagus serta gastrin yang dilepaskan. Keasaman pada isi lambung setelah makanan disangga oleh protein, secara keseluruhan akan tetap berada pada kisaran pH3 (asam).
Hal ini terjadi selama kurang lebih 90 menit. Asam terus dilakukan sekresi selama fase lambung terjadi sebagai reaksi atas distensi dan peptida serta asam amino yang terbebas dari protein ketika proses pencernaan sedang terjadi.
Sistem parasimpatik lambung akan mengatur kinerja metabolisme tubuh. Lambung memiliki peranan untuk menyimpan dan menyerap makanan. Fungsi ini dibantu oleh keberadaan saraf parasimpatik lambung.
Ketika makanan dan minuman masuk, lambung akan mengeluarkan asam lambung serta enzim yang membantu proses pencernaan. Makanan yang masuk ini akan diolah menjadi cairan yang pekat kemudian didorong ke usus halus.
Proses pendorongan makanan menuju usus halus dibantu oleh gerakan peristaltik. Gerakan peristaltik ini distimulasi oleh kinerja saraf parasimpatik lambung. Proses pencernaan di dalam lambung dilakukan melalui dua cara yakni kimiawi dan mekanik. Gerakan peristaltik ini termasuk ke dalam proses mekanik.
Proses pencernaan makanan secara mekanik dilakukan dengan menggerakkan otot lambung yang akan meremas dan mengaduk makanan. Sementara itu, proses pencernaan secara kimiawi dilakukan oleh kelenjar getah lambung.
Kelenjar getah lambung akan mengeluarkan getah lambung. Di mana getah lambung ini memiliki 3 enzim yang berfungsi untuk pencernaa yakni enzim pepsin, renin dan klorida. Ketiga enzim ini memiliki peranan untuk mengubah makanan menjadi senyawa penting yang dibutuhkan tubuh.
Contohnya pada enzim pepsin memiliki fungsi untuk mengubah protein menjadi pepton. Enzim renin berfungsi untuk mengendapkan protein susu menjadi kasein. Sementara itu, asam klorida berfungsi untuk mengasamkan makanan dan membunuh kuman yang masuk bersamaan dengan makanan.