Daftar isi
Di dalam tubuh setiap manusia memiliki sistem saraf otonom, yakni sistem saraf yang mengatur dan mengendalikan aktivitas tubuh sehari-hari, dan sistem saraf ini terbagi menjadi dua, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik untuk melakukan tugas berbeda namun pada dasarnya saling bekerja sama.
Bila saraf simpatik adalah sistem saraf membuat tubuh lebih waspada atau siap saat harus bertahan atau mengeluarkan respon berupa fight or flight di situasi tertentu, maka saat tubuh dapat lebih tenang dan terkendali artinya sistem saraf parasimpatik tengah bekerja dengan baik.
Sistem saraf otonom sendiri merupakan saraf otomatis yang memiliki dua cabang sistem saraf lain, yakni simpatik dan parasimpatik seperti telah dijelaskan. Saraf parasimpatik merupakan saraf pengontrol tubuh dalam respon terkait dengan “istirahat dan mencerna”, yakni respon tubuh saat dalam keadaan rileks usai saraf simpatik membuat tubuh berkontraksi atau tegang.
Berikut deretan fungsi saraf parasimpatik yang perlu diketahui.
Pupil mata manusia dapat membesar maupun mengecil tergantung dari sebuah kondisi di mana kita berada. Saat pupil mata membesar/melebar, maka ini adalah kinerja dari saraf simpatik yang membuat kontraksi otot radial iris aktif.
Sehingga, pupil mata membesar/melebar dan membantu agar mata bisa menerima lebih banyak cahaya masuk ke mata. Salah satu contoh dari kondisi pupil mata membesar adalah sewaktu kita berada di tempat gelap dan kesulitan melihat karena minim pencahayaan.
Sementara itu, pupil mata akan mengecil karena kinerja dari saraf parasimpatik di mana hal ini terjadi ketika kita berada di tempat yang pencahayaannya maksimal atau terlalu terang. Namun khusus bagi orang-orang penderita kelainan pupil mata, pencahayaan rendah maupun tinggi tidak mampu memengaruhi pupil mata.
Jika sistem saraf simpatik bekerja untuk menghambat pengosongan kandung kemih, maka saraf parasimpatik bekerja sebaliknya, yakni membuat kandung kemih berkontraksi. Tujuan dari proses ini adalah agar urine bisa mengalir ke uretra dan terbuang melalui uretra tersebut; hal ini disertai dengan relaksasi pada sfingter.
Saraf simpatik memiliki fungsi untuk menghambat aktivitas lambung, usus dan kantung empedu, namun saraf parasimpatik bekerja sebaliknya. Saraf parasimpatik berperan sebagai perangsang atau pengaktif ketiga organ tersebut.
Proses oleh saraf parasimpatik tersebut merupakan bagian dari pengendali homeostasis pada tubuh (mekanisme tubuh sebagai cara bertahan terlepas dari adanya perubahan lingkungan di luar dan di dalam tubuh supaya fungsi tubuh tetap normal).
Saraf parasimpatik juga memiliki fungsi merangsang gerak peristaltik; artinya, berkat saraf ini maka lambung dan usus bisa bergerak untuk proses pencernaan makanan yang normal. Setelah itu, makanan tersalurkan ke saluran cerna karena adanya kontraksi atau penyempitan sfingter oleh saraf parasimpatik sehingga seseorang bisa buang air besar dengan lancar.
Bila saraf simpatik bekerja menghambat aktivitas pankreas, saraf parasimpatik justru berfungsi membuat pankreas lebih aktif. Organ pankreas merupakan penghasil enzim pencernaan yang berguna dalam proses pengolahan makanan yang sudah masuk ke dalam perut.
Terutama saat enzim sudah mencapai saluran pencernaan. Selain itu, aktivitas pankreas yang juga utama dan sama pentingnya adalah perannya sebagai penghasil hormon glukagon (peningkat gula darah) dan insulin (penurun gula darah).
Detak jantung manusia dalam berbagai kondisi tertentu dapat melambat atau justru menjadi sangat cepat. Untuk kasus detak jantung lebih cepat, hal ini dapat terjadi karena fungsi saraf simpatik sebagai perangsang dan peningkat frekuensi detak jantung.
Namun untuk kasus detak jantung lebih lambat, ini merupakan peran utama dari rangsangan saraf parasimpatik yang melepaskan asetilkolin (sebuah zat kimia) ke organ jantung.
Saraf parasimpatik merupakan saraf yang mengaktivasi produksi air liur agar terhasilkan pada kadar yang normal atau sekitar 2-3 liter per hari. Produksi normal air liur pada dasarnya memiliki kandungan enzim yang berguna untuk proses pencernaan.
Selain merangsang kelenjar air liur agar bekerja optimal, saraf parasimpatik juga membuat jaringan mata tidak kering dan terus mampu mengeluarkan air mata melalui proses rangsangan terhadap kelenjar air mata.
Bila saraf simpatik menyebabkan pelebaran bronkiolus agar aliran oksigen berjalan dengan lancar, saraf parasimpatik bekerja kebalikan untuk memicu kontraksi atau penyempitan pada bronkiolus. Bronkiolus mampu berkontraksi, tergantung dari situasi yang ada, khususnya saat ada alergen yang masuk ke sistem pernapasan.
Ereksi adalah suatu hal alami yang menandakan bahwa fungsi seksual seorang pria dalam keadaan normal di mana ereksi biasanya ditandai dengan peningkatan aliran darah menuju penis. Sebagai efeknya, penis akan membesar, mengeras, dan menegang di mana ereksi ini bisa terjadi baik karena adanya rangsangan maupun tidak.
Namun perlu diketahui, saraf parasimpatik berfungsi sebagai saraf yang mengatur pembuluh darah agar aliran darah ke penis lancar dan ereksi bisa terjadi.
Fungsi saraf parasimpatik sama pentingnya dengan fungsi saraf simpatik sebagai golongan sistem saraf otonom di dalam tubuh manusia walaupun cara kerja saraf parasimpatik diketahui lebih lambat bila dibandingkan dengan sistem saraf simpatik.