Tubuh manusia memiliki sistem saraf otonom yang menjaga agar tubuh tetap sehat dan berfungsi secara normal. Sebagai sistem saraf pengatur suhu tubuh, detak jantung, hingga tekanan darah, sistem saraf ini benar-benar sepenuhnya memengaruhi aktivitas tubuh. Dan salah satu jenis sistem saraf otonom yang kita perlu kenali adalah sistem saraf simpatik, yakni pengatur reaksi dan pertahanan tubuh dalam bentuk fight or flight (melawan atau lari).
Letak saraf simpatik ada pada area lumbar dan toraks, lebih tepatnya pada paru, jantung, otot polos, endokrin, kelenjar eksokrin, serta di sumsum tulang belakang. Terdapat banyak organ yang dikontrol oleh saraf simpatik, seperti organ pencernaan, paru-paru, jantung, dan juga hati. Untuk lebih mengenal fungsi saraf simpatik hati, berikut adalah penjelasan singkatnya.
Fungsi Saraf Simpatik Hati Untuk Mengubah Glikogen Menjadi Glukosa
Keberadaan saraf simpatik hati berfokus pada proses pengubahan glikogen menjadi glukosa di mana proses ini disebut dengan glikogenolisis. Kadar glukosa darah mengalami penurunan kadar setiap tubuh mulai lapar. Bila tidak segera makan sesuatu, maka kadar glukosa darah tidak akan segera naik dan tubuh menjadi lemas.
Organ hati berperan dalam menghasilkan glukosa melalui proses glikogenolisis dan hal ini didukung penuh oleh saraf simpatik. Selain otot, hati merupakan organ tempat menyimpan karbohidrat yang menyebar di dalam tubuh setiap malam di mana simpanan karbohidrat ini yang disebut dengan glikogen.
Tubuh memerlukan energi saat kadar glukosa darah dalam kondisi turun atau rendah karena tubuh perlu digunakan untuk beraktivitas. Maka saraf simpatik mengatur agar hati dapat menghasilkan glukosa melalui proses glikogenolisis, yakni pengubahan glikogen dengan memecah-mecahkannya menjadi glukosa dan dari proses ini akan terhasilkan energi tubuh.