4 Jenis Saraf yang Berperan Saat Duduk

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ketika seseorang duduk, saraf-saraf memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan tubuh dan memfasilitasi berbagai fungsi. Saraf-saraf sensorik menerima informasi dari kulit, otot, dan persendian. Setelah itu memberi tahu otak tentang posisi tubuh, tekanan, dan suhu.

Saraf motorik kemudian mengirim sinyal dari otak ke otot-otot, yang memungkinkan seseorang tersebut menjaga postur tubuh dengan benar saat duduk. Selain itu, saraf otonom mengendalikan fungsi-fungsi otomatis tubuh seperti detak jantung, pernapasan, dan pencernaan, yang dapat dipengaruhi oleh posisi duduk.

Dengan demikian, keseimbangan dan koordinasi yang baik antara berbagai sistem saraf sangat penting untuk kenyamanan dan kesehatan saat duduk. Jika terjadi tekanan berlebih atau postur yang buruk, akan dapat memengaruhi sirkulasi darah dan menyebabkan ketidaknyamanan atau bahkan masalah kesehatan jangka panjang.

Saraf-saraf yang berperan dalam mengatur keseimbangan saat duduk antara lain sebagai berikut. 

1. Saraf Ischiadicus (Saraf Iskias)

Saraf ischiadicus atau yang dikenal juga sebagai Saraf Iskias adalah saraf terpanjang dan terlebar dalam tubuh manusia. Saraf tersebut berasal dari tulang belakang bagian bawah dan memiliki alur melalui panggul, bokong, dan paha menuju bagian belakang kaki.

Fungsi utama dari saraf ischiadicus adalah mengontrol gerakan otot dan menyampaikan sensasi dari bagian belakang kaki dan sebagian besar kulit pada tungkai bagian bawah. Saraf Iskias juga dapat memainkan peran penting dalam mengendalikan otot-otot panggul dan otot-otot paha.

Jika terjadi tekanan atau iritasi pada saraf iskias, maka dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai iskias atau radikulopati iskias yang sering disertai dengan nyeri atau kesemutan yang menjalar dari bagian bawah punggung hingga ke kaki. Dengan kata lain, sangat penting untuk berhati-hati dalam melakukan segala aktivitas sehari-hari.

2. Saraf Femoralis

Saraf femoralis adalah saraf yang berasal dari tulang belakang bagian bawah, khususnya dari segmen saraf spinal L2 hingga L4. Saraf femoralis beroprasi melalui panggul dan paha, kemudian bercabang ke otot-otot di daerah paha depan.

Fungsi dari saraf femoralis adalah mengendalikan gerakan otot-otot paha, terutama yang terlibat dalam fleksi panggul dan ekstensi lutut. Selain itu, saraf tersebut juga membawa sensasi dari kulit pada bagian depan dan bagian dalam paha serta bagian atas kaki.

Kerusakan atau iritasi pada saraf femoralis dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk ketidaknyamanan, nyeri, atau kelemahan pada otot-otot yang dikontrol oleh saraf tersebut.

3. Saraf Pudendal

Saraf pudendal adalah saraf yang berasal dari segmen saraf spinal S2 hingga S4 dan memasuki panggul untuk mencapai daerah genital. Saraf pudendal memiliki peran penting dalam mengontrol otot-otot dasar panggul, termasuk otot-otot yang terlibat dalam fungsi kandung kemih dan rektum.

Saraf tersebut berfungsi untuk mengontrol gerakan otot-otot dasar panggul yang terlibat dalam aktifitas panggul, seperti saat buang air kecil dan buang air besar. Selain itu, juga bertanggung jawab atas sensasi pada area genital dan sekitarnya.

Irritasi pada saraf pudendal dapat menyebabkan masalah seperti disfungsi panggul atau rasa sakit pada area genital. Memberikan pengaturan yang tepat pada saraf tersebut sangat penting untuk fungsi normal dan kenyamanan dalam daerah panggul.

4. Saraf Tibialis

Saraf tibialis merupakan saraf yang berasal dari segmen saraf spinal L4 hingga S3. Saraf itu membentang ke bawah melalui bagian belakang lutut dan memasuki kaki di sepanjang tulang tibia, yang merupakan tulang besar di bagian depan betis.

Fungsi utama Saraf Tibialis melibatkan pengontrolan otot-otot di bagian belakang kaki, terutama otot-otot yang memungkinkan fleksi kaki dan jari kaki. Selain itu, membawa sensasi dari bagian bawah kaki dan sepanjang sisi dalam kaki.

Tekanan pada saraf tibialis dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kesemutan, kelemahan otot, atau nyeri di sepanjang jalur saraf tersebut. Kondisi seperti sindrom kompartemen atau cedera saraf bisa memengaruhi fungsi normal saraf tersebut. Perlu dipahami untuk peran saraf tibialus dalam mendukung gerakan dan sensasi kaki yang sehat.

Keseimbangan saat duduk melibatkan interaksi kompleks antara saraf-saraf tersebut untuk menjaga postur tubuh dan menghindari ketidakseimbangan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau cedera.

fbWhatsappTwitterLinkedIn