Jambi merupakan salah satu provinsi yang berada di pulau Sumatera dan memiliki ibu kota bernama Jambi. Jambi berada di dataran rendah dengan ketinggian dari 0 hingga 60 meter di atas permukaan laut.
Di sebelah utara bersebelahan dengan Maro Sebo dan Taman Rejo dan sebelah timur bersebelahan dengan Sungai Gulam. Sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Mestong dan sebelah berbatasan dengan Jambi Luar Kota.
Jambi memiliki iklim tropis dengan suhu udara rata-rata berkisar 22,1-23,3 °C. Sementara itu, suhu maksimum di Jambi yakni 30,8-32,6 °C. Adapun curah hujan di Jambi sekitar 2.296,1 mm per tahunnya. Jambi terbagi menjadi dua bagian wilayah yakni pada bagian utara dan selatan cenderung bergelombang sedangkan di sekitar aliran sungai Batanghari termasuk daerah rawa.
Jambi memiliki sungai terpanjang yakni sungai Batanghari yang memiliki panjang sekitar 1.700 km. Selain itu, Jambi juga memiliki beberapa gunung yang menjulang tinggi. Di mana, gunung-gunung yang ada di Jambi memiliki mistis yang kental.
Berikut ini gunung-gunung yang berada di Jambi.
Gunung Kerinci adalah salah satu gunung yang berada di Jambi. Gunung ini termasuk gunung tertinggi yang ada di pulau Sumatera. Gunung kerinci termasuk ke dalam gunung berapi tertinggi di Indonesia selain gunung di Papua.
Gunung Kerinci berlokasi di perbatasan Sumatera dengan Jambi lebih tepatnya ada di pegunungan Bukit Barisan. Gunung Kerinci memiliki iklim Tipe A (basah) berdasarkanklasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson.
Dengan rata-rata curah hujan tahunan yakni 2.991 mm per tahun. Di mana terdapat bulan kering kurang dari dua bulan per tahunnya. Adapun suhu rata-rata mencapai 16°-28° Celcius. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter di atas permukaan laut. Gunung ini memiliki kawah yang cukup luas yakni berukuran 400 x 120 meter.
Di mana air yang terdapat pada kawah ini berwarna hijau. Selain itu, di sebelah selatan Gunung Kerinci terdapat danau Bentong yang termasuk danau dengan air jernih di Sumatera. Di belakang Gunung Kerinci terdapat Gunung Tujuh dengan kawah yang tidak dapat dijamah.
Di gunung ini terdapat beberapa tumbuhan seperti mahoni, raflesia arnoldi, serta Suweg Raksasa Amorphophallus Titanum. Selain itu, di Gunung Kerinci juga terdapat beberapa hewan khas atau endemik seperti harimau, badak sumatera, gajah, beruang madu dan berbagai jenis primata. Adapun primata yang menghuni Gunung Kerinci adalah siaman, monyet ekor panjang, gibson, dan lainnya.
Gunung Kerinci termasuk ke dalam bagian Kawasan Taman Nasional Kerinci Sebat bersama dengan 30 gunung lainnya. Gunung Kerinci terbagi menjadi beberapa bagian wilayah yakni sebagai berikut.
Gunung Masurai berada di 3 wilayah Kecamatan di Kabupaten Merangin, Jambi, yakni Kecamatan Jangkat Lembah Masurai, dan Sungai Tenang. Lebih tepatnya gunung ini berada di bagian barat daya Kota bangko.
Gunung Masurai termasuk ke dalam gunung tidak aktif atau sleeping mountain. Gunung Masurai memiliki ketinggian mencapai 2.980 meter di atas permukaan laut. Secara geografis, Gunung Masurai berada di antara 2°30’10.7″ Lintang Selatan dan 101°51’29.4″ Bujur Timur.
Gunung Masurai termasuk ke dalam Taman Nasional Kawasan Kerinci Sebat yang memiliki sekitar 30 gunung dan salah satunya adalah Gunung Masurai. Gunung Masurai memiliki iklim hujan tropis dengan Tipe A (basah) berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson.
Nama gunung ini berasal dari dua kata yakni emas dan teurai karena warga sekitar melihat emas yang terurai di atas puncak gunung ini. Gunung ini memiliki tiga puncak yakni puncak utama, puncak lancip dan puncak satu.
Gunung Masurai adalah bekas dari letusan gunung berapi yang begitu luas dengan memiliki setengah kaldera di bagian timur. Di bagian barat gunung ini terdapat dua kerucut. Di mana salah satu satu di antaranya memiliki dua buah danau yakni Danau Kumbang dan Danau Mabuk.
Danau Mabuk memiliki ketinggian 2533 meter di atas permukaan laut sedangkan Danau Kumbang 2430 mdpl. Termasuk ke dalam bagian Taman Nasional Kerinci Sebat membuat Gunung Masurai kaya akan flora dan fauna. Sebab, TNKS ini memiliki sekitar 60% dataran rendah dengan berbagai vegetasi dari bermacam jenis.
Di bagian dataran rendah, dihuni oleh vegetasi hutan hujan tropis serta berbagai bukit. Sedangkan pada lapisan bawahnya terdapat padma raflsesia arnoldi, pohon palem, epifit, kantong semar dan lainnya. Sementara itu, satwa yang menghuni di sekitar gunung ini adalah harimau Sumatera, tapir, gajah Sumatera, kelinci Sumatera dan hewan endemik lainnya.
Gunung tujuh merupakan gunung yang berada di belakang Gunung Kerinci. Lebih tepatnya letak gunung ini ada desa Pelompek, kabupaten Kerinci, Jambi. Gunung Tujuh merupakan tipe kaldera vulkanik dan sudah tidak aktif lagi.
Gunung Tujuh masuk ke dalam bagian kawasan Taman Nasional Kerinci Sebat yang termasuk ke dalam warisan budaya UNESCO. Gunung Tujuh memiliki ketinggian sekitar 2.735 meter di atas permukaan laut. Secara geografi, gunung ini berada di antara koordinat 100°31’18″E – 102°44’01″E dan 1°07’13″S – 1°26’14″S.
Nama gunung ini berasal dari gunung-gunung yang mengelilinginya dan memiliki jumlah tujuh. Adapun gunung-gunung tersebut adalah sebagai berikut.
Gunung Tujuh memiliki sebuah danau yang bernama danau Gunung Tujuh. Danau ini termasuk gunung tertinggi di Indonesia dengan memiliki ketinggian sekitar 1.950 meter di atas permukaan laut. Danau Gunung Tujuh memiliki luas sekitar 960 hektar dan lebar sekitar 3 km. Danau Gunung Tujuh memiliki panjang sekitar 4,5 km.
Terbentuknya danau ini karena adanya letusan dari Gunung Tujuh sehingga terbentuk sebuah kaldera vulkanik. Letusan dari Gunung Tujuh menyebabkan adanya kawah besar yang kemudian terisi oleh air hujan sehingga menjadi danau.
Suhu di sekitar Gunung Tujuh berkisar antara 16°-28° Celcius dengan tipe iklim basah. Termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Gunung ini memiliki kelembapan udara sekitar77%-92%. Di sekitar gunung Tujuh termasuk wilayah lembah yang cukup curam karena membelah pegunungan bukit barisan. Vegetasi yang menghuni di sekitar gunung ini contohnya taxus sumaterana dan kantung semar.
Gunung Sumbing merupakan salah satu gunung yang ada di Jambi. Letak Gunung Sumbing berada di sebelah Gunung Hulu Nilo. Gunung ini adalah gunung berapi tipe stratovulkano. Secara geografis, Gunung Sumbing berada di antara koordinat 2.414° Lintang Selatan dan 101.728° Bujur Timur.
Gunung Sumbing terletak di Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Jambi. Gunung Sumbing memiliki puncak yang di mana terdapat kawah vulkanik. Selain itu, gunung ini juga memiliki danau kawah dengan lebar sekitar 180 meter.
Tercatat, gunung ini pernah mengalami dua kali letusan yakni pada tahun 1909 dan pada tahun 1921. Di lereng kaki Gunung Sumbing terdapat mata air panas. Gunung Sumbing memiliki ketinggian sekitar 2.507 m atau setara dengan 8.225 kaki.
Gunung Sumbing memiliki tipe iklim tropis basah dengan suhu udara sekitar 17 hingga 28°C. Rata-rata curah hujan tahunan di sekitar Gunung Sumbing adalah 2.991 mm. Di mana jumlah bulan kering per tahunnya, kurang dari dua bulan.
Adapun jenis vegetasi yang menghuni gunung ini adalah vegetasi hutan hujan tropis seperti rafelsia arnoldi yang berada di lapisan bawah. Termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Sebat, gunung ini memiliki sejumlah hutan hujan tropis, dan hutan rawa gambut.
Di mana kawasan tersebut menjadi habitat bagi satwa-satwa endemik Sumatera seperti berbagai jenis burung, primata hingga hewan reptil lainnya.
Gunung Kunyit berada di Desa Talang Kemuning, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Jambi. Gunung Kunyit termasuk ke dalam gunung berapi tipe stratovulkano fumarol di Jambi. Gunung ini dinamakan dengan Gunung Kunyit karena masyarakat sekitar mencium bau kunyit dari sekitar bukit di gunung ini.
Diperkirakan bau tersebut berasal dari belerang yang memiliki bau dan warna seperti kunyit. Gunung Kunyit memiliki dua buah kawah. Di mana kawah teratas dari gunung ini bernama danau kawah. Danau kawah memiliki ketinggian hingga 2.151 meter di atas permukaan laut.
Gunung Kunyit memiliki vegetasi berupa hamparan hutan kayu manis. Adapun hewan yang menghuni di gunung ini adalah satwa endemik sumatera yakni harimau Sumatera dan monyet ekor panjang satwa endemik Asia tenggara. Sayangnya, satwa-satwa ini mulai turun ke pemukiman akibat eksploitasi yang dilakukan pada Gunung Kunyit.
Di bagian puncaknya selain terdapat kawah, ternyata ada pula taman yang indah yang ditumbuhi oleh berbagai tanaman hijau. Begitu indahnya taman ini sehingga dinamakan dengan taman para dewa. Gunung Kunyit memiliki iklim tropis dengan suhu udara di sekitar Gunung Kunyit berkisar antara 220C-230C. Di mana rata-rata curah hujan tahunan berkisar 181,8 mm per tahunnya.