Daftar isi
Dalam Ilmu Biologi, tumbuhan dikelompokkan ke dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenis dan ciri-cirinya. Pengelompokan tumbuhan bertujuan untuk mempermudah dalam mengenali, membandingkan, serta mempelajari tentang berbagai tumbuhan yang ada di dunia.
Dari pengelompokan ini dapat diketahui bukan hanya ciri-cirinya, tetapi juga berbagai kandungan dan manfaatnya bagi kehidupan manusia. Misalnya, dengan diketahuinya berbagai tumbuhan yang bisa digunakan untuk obat-obatan, ataupun untuk makanan yang mengandung nilai gizi yang tinggi, dan berbagai manfaat lainnya.
Di antara pengelompokan tumbuhan, ada tumbuhan berbiji dan tumbuhan tak berbiji. Tumbuhan berbiji sendiri dibagi lagi menjadi 2 kelompok, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
Pembahasan ini akan menjelaskan tentang gymnospermae.
Gymnospermae berasal dari dua kata dalam Bahasa Yunani, yaitu Gymnos yang berarti telanjang dan Sperma yang artinya biji atau benih. Jadi gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji telanjang alias terbuka. Kelompok tumbuhan gymnospermae memiliki biji yang tidak ditutupi oleh buah atau bakal buah. Biji pada tumbuhan gymnospermae terletak di antara daun-daun strobilus atau yang disebut runjung.
Tumbuhan gymnospermae telah tumbuh di Bumi sejak 410-360 juta tahun yang lalu, era ketika Dinosaurus pun belum ada. Berbagai jenis tumbuhan gymnospermae yang hidup saat itu, kini kebanyakan telah mengalami kepunahan dan tertimbun di perut bumi serta membentuk batu bara. Beberapa jenis masih ada hingga saat ini.
Gymnospermae meskipun memiliki biji, namun tumbuhannya tidak menghasilkan bunga atau buah. Banyak terdapat pada bioma yang ada di hutan yang beriklim sedang dan hutan boreal.
Biasanya spesies-spesies tumbuhan gymnospermae mampu untuk mentolerir kondisi lembab maupun kering. Sekarang ini terdapat lebih dari seribu spesies gymnospermae yang masing-masing termasuk ke dalam empat divisi utama, yaitu Coniferophyta, Cycadophyta, Ginkgophyta, dan Gnetophyta.
Tumbuhan yang termasuk gymnospermae memiliki ciri-ciri yang khusus. Hal ini memudahkan untuk mengenalinya. Berikut ciri-ciri dari tumbuhan gymnospermae:
Taksonomi merupakan sebuah studi atau ilmu pengetahuan untuk mengelompokan suatu hal berdasarkan hal tertentu. Dalam ilmu biologi taksonomi adalah ilmu untuk pengelompokan makhluk hidup.
Berdasarkan klasifikasi taksonomi, gymnospermae masuk ke dalam kingdom plantae (Tumbuhan). Kingdom plantae dibedakan menjadi dua subdivisi yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae), sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas. Gymnospermae dibagi lagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
Tumbuhan pada kelas cycadinae memiliki kemiripan dengan tumbuhan palem pada penampakannya. Hanya saja alat reproduksinya berbentuk seperti strobilus dan berbiji terbuka. Tumbuhan cycadinae dapat ditemukan tumbuh dengan mudah di wilayah Amerika Selatan, Australia, Jepang bagian selatan, China bagian barat, Madagaskar, dan India.
Cycadinae dapat tumbuh berupa pohon maupun semak dengan pertumbuhan yang lambat, sebab kelas tumbuhan ini menggugurkan daunnya. Organ reproduksinya terpisah terpisah antara jantan dan betina dalam satu individu, atau disebut jenis tumbuhan yang dioecious. Jika diperhatikan dari letaknya betina pada kelas cycadinae berada di atas batang pohon.
Ciri-ciri lainnya dari tumbuhan cycadinae seperti memiliki pembuluh serta sering disebut daun bersisik. Contoh tumbuhan yang termasuk kelas cycadinae adalah Cycas Rumphii yang kita kenal sebagai Pakis Haji, atau Akar Bunga Karang yang banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias.
Kesimpulan dari iri-ciri dari tumbuhan cycadinae adalah sebagai berikut:
Tumbuhan gymnospermae pada kelas konifer memiliki alat reproduksi jantan dan betina yang terpisah. Tumbuhan pada kelas ini memiliki daun berbentuk jarum, sehingga sering disebut dengan tumbuhan atau pohon jarum. Tumbuhan kelas konifer beberapa berbentuk pohon, dan sebagian lainnya berupa perdu.
Perkembangbiakan pada tanaman dengan kelas konifer ialah dengan runjung dan berumah satu. Runjung jantannya memiliki ukurang yang lebih kecil dibandingkan dengan bagian runjung betina. runjung jantan mempunyai sisik yang menghasilkan serbuk sari yang bentuk sisiknya kecil, sedangkan runjung betina memiliki bentuk sisik yang lebih besar, agak berkayu sehingga menghasilkan sisik yang lebih banyak.
Tumbuhan pada kelas ini dapat tumbuh dengan kondisi iklim tropis dengan daerah yang ketinggiannya cukup tinggi, juga pada daerah dingin dengan iklim yang sedang. Contoh tumbuhan yang termasuk pada kelas konifer diantaranya Pinus (Pinus merkusii), Cemara (Araucaria sp), dan Damar (Agathis alba).
Berikut adalah kesimpulan ciri-ciri tumbuhan kelas konifer:
Salah satu tumbuhan yang termasuk ke dalam kelas ginkgoinae adalah Ginkgo Biloba, tumbuhan yang berasal dari China. Ginkgo Biloba merupakan tumbuhan yang berupa pohon besar dengan ketinggian pohon bisa mencapai lebih dari 30 meter.
Daunnya menyerupai kipas karena memiliki berbentuk lebar dengan tangkai yang panjang. Tulang daunnya berbentuk seperti garpu. Tumbuhan pada kelas ginkgoinae merupakan tumbuhan berumah dua, yang artinya alat kelamin jantan dan betina tidak berada dalam satu pohon.
Biji pada tumbuhan pada kelas ini memiliki kulit biji yang keras, warnanya kuning, mempunyai ukuran kira-kira sebesar kelereng, dengan aroma yang tidak enak. Bijinya memiliki kulit luar yang keras, didalamnya terdapat daging yang biasanya dimanfaatkan sebagai obat asma, untuk mengatur tekanan darah, dan bisa juga dijadikan suplemen yang dapat meningkatkan daya ingat.
Adapun kesimpulan dari ciri-ciri dari tumbuhan kelas ginkgoinae adalah:
Tumbuhan yang termasuk kelas gnetinae memiliki strobilus jantang yang tersusun secara majemuk, dengan daunnya yang berhadapan. Seluruh pembuluhnya berada pada kayu sekunder, tidak terdapat pada saluran resin.
Contoh tumbuhan yang termasuk pada kelas ini adalah Gnetum Gnemon atau yang kita kenal dengan Melinjo atau Tangkil. Merupakan tumbuhan berumah satu, atau alat kelaminnya berada pada satu pohon yang sama, tetapi letak bunga jantan dan bunga betinanya terpisah.
Bentuk bijinya bulat telur dengan kulit biji yang akan berubah menjadi warna merah setelah masak. Biasanya bagian daun muda, bunga dan biji melinjo dimanfaatkan untuk sayur. Selain itu daging biji dapat dimanfaatkan untuk membuat kerupuk emping melinjo. Sedangkan kulit kayunya dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat kertas Grameds.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri tumbuhan kelas Gnetinae adalah:
Tumbuhan gymnospermae sama halnya dengan tumbuhan atau makhluk hidup lain, yaitu melakukan reproduksi untuk tujuan perbanyakan dirinya. Organ reproduksi pada tumbuhan gymnospermae disebut dengan konus atau strobilus.
Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga sejati, tetapi memiliki sporofil yang terpisah dengan terbentuknya strobilus jantan dan strobilus betina. Tumbuhan biji terbuka menghasilkan heterospora yang disebut mikrospora dan megaspora.
Nantinya mikrospora ini akan berkembang dan menjadi mikrogametofit atau gametofit jantan yang akan berisi serbuk sari. Sedangkan megaspora akan berkembang menjadi megagametofit atau gametofit betina. Dalam bakal biji atau megaspora terdapat struktur yang disebut liang biji atau mikrofil serta kantung serbuk sari yang berfungsi untuk menggantikan fungsi bunga yang merupakan organ reproduksi betina.
Terjadinya penyerbukan pada tumbuhan berbiji terbuka dengan cara anemogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan angin. Prosesnya serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji. Proses antara penyerbukan hingga pembuahan memiliki selang waktu yang relatif panjang.
Proses pembuahan yang terjadi pada tumbuhan gymnospermae disebut sebagai pembuahan tunggal, yang artinya tiap satu inti sperma akan membuahi satu sel telur. Mikrofil akan terlepas ke udara bebas.
Tumbuhan yang termasuk sebagai tumbuhan gymnospermae memiliki spesies yang banyak, serta tersebar di berbagai wilayah, termasuk di Indonesia.
Beberapa contoh tumbuhan berbiji terbuka dapat ditemukan dalam industri kertas, obat, makanan, serta tanaman hias. Sehingga tumbuhan ini cukup familiar bagi kita, sebab pemanfaatannya yang digunakan dalam kehidupan manusia.
Berikut beberapa contoh yang termasuk tumbuhan gymnospermae:
Cemara merupakan tumbuhan berupa pohon yang biasa dimanfaatkan untuk bahan bangunan. Beberapa jenis cemara diantaranya:
Pinus memiliki nama latin Pinus Merkusii atau Casuarina Equisetifolia atau Pinus Longaeva merupakan pohon yang menghasilkan getah yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Jenis Pinus Merkusii banyak juga terdapat di Indonesia.
Olahan getah pinus dapat digunakan dalam industri sabun, cat, dan parfum. Dari pohon strobilus pinus biasa digunakan untuk hiasan dan souvenir. Kayunya sebagai bahan bangunan, batang korek api, dan kertas. Kulitnya dibakar dan hasil abunya untuk pupuk organik dengan kandungan kalium yang tinggi.
Pakis Haji yang memiliki nama latin Cycas Rumphii merupakan tumbuhan dari keluarga paku-pakuan. Dapat dimanfaatkan sebagai obat infeksi dan mencegah osteoporosis. Biasanya digunakan sebagai tanaman hias di halaman rumah.
Zamia Furfuracea adalah nama latin tumbuhan Zamia. Merupakan tanaman yang sering ditanam sebagai tanaman hias. Biasanya tumbuh pada kondisi dengan cuaca panas, tetapi membutuhkan asupan air untuk menunjang pertumbuhannya. Saat ini telah menjadi tumbuhan langka, karena perawatannya tidak mudah, sangat membutuhkan ketelitian dan kesabaran.
Pohon yang memiliki nama latin Agathis Dammara merupakan pohon penghasil getah. Tumbuhan ini hidup di Sulawesi, Jawa, Maluku, dan sebagian di Sumatera. Memiliki diameter pohon yang besar, mencapai 1 meter.
Getahnya biasa dimanfaatkan untuk industri kaca, plastik, cat, dan tekstil. Kayunya untuk bahan bangunan. Selain itu Damar juga dapat digunakan untuk obat HIV, penyakit sakit gigi, luka bakar dan gangguan pada telinga.