Dalam bahasa Jepang, puisi memiliki tiga jenis macam yang menjadi ciri khas di Jepang, salah satunya yaitu Haiku.
Apa itu Haiku?
Haiku merupakan jenis puisi pendek yang dimana bentuk aslinya berasal dari Renga.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Haiku merupakan puisi Jepang yang biasanya menggunakan sebuah ilusi dan perbandingan yang terdiri dari 17 suku kata dan terbagi menjadi 3 larik.
Umumnya Haiku sulit dipahami oleh orang awam namun dapat mendeskripsikan apa saja, seperti mengenai kehidupan sehari-hari maupun tentang alam.
Sejarah Haiku
Awalnya Haiku muncul di akhir era Muromachi, namun sebelum itu puisi di Jepang sudah sering dipertunjukan di istana ke kaisaran.
Saat itu puisi di Jepang disebut dengan Renga dan menjadi terkenal selama abad ke 9 hingga abad ke 12.
Pada abad ke 16, masyarakat Jepang mulai banyak menulis puisi dan membuat variasi dari Renga hingga muncul Haikai. Haikai menjadi berkembang dengan pesat dan terkenal.
Ketika abad ke 17, penyair di Jepang mulai ingin membuat puisi yang lebih sederhana hingga terbentuklah Hokku, namun penyair-penyair menyadari Hokku memiliki sajak yang panjang dan membosankan.
Pada akhir era Muromachi, Haiku muncul setelah dibebaskannya sajak Hokku dari rantai Haikai oleh penyair Shiki Masaoka namun Haiku baru mulai berkembang ketika zaman pra modern dan mulai menyebar ke seluruh dunia.
Mulai saat itu, banyak orang menulis buku mengenai Haiku dan menerjemahkannya ke dalam berbagai bahasa hingga menjadi terkenal seperti saat ini.
Di Indonesia, Haiku mulai banyak digemari dengan adanya komunitas-komunitas pencinta Haiku terbentuk.
Bahkan salah satu komunitas Haiku tersebut telah membukukan Haiku hasil karya penyair Indonesia.
Struktur Haiku
Haiku merupakan puisi pendek yang memiliki tiga bait, terdiri dari 17 suku kata, dimana bait pertama terdiri dari 5 suku kata, bait kedua 7 suku kata dan bait ketiga 5 suku kata.
Selain itu, struktur Haiku tidak memiliki rima atau sajak sehingga wajib menggunakan Kigo dan Kireji.
Kigo merupakan kata yang melambangkan musim, alam atau penanda waktu sedangankan Kireji merupakan kata penghubung atau pemotong yang biasa muncul di akhir salah satu frase suara.
Sebuah Haiku yang bagus dapat menggunakan kanji dengan kalimat perasaan, dimana menjadi lambang perasaan dari penyair karena Haiku tidak memiliki judul seperti puisi lainnya.
Contoh Haiku
Ada beberapa tokoh yang berjasa dalam mempopulerkan Haiku, yaitu Shiki Masaoka, Basho Matsuo, Buson Yosa dan Issa Kobayashi. Contoh dari Haiku karya mereka, yaitu:
No | Karya | Haiku | Cara Baca | Artinya |
1 | Shiki Masaoka | ふるさとは いとこの多し 桃の花 | Furusato wa Itoko no ooshi Momo no hana | Pada kotaku, Anak-anak gembira, Bunga pun mekar. |
2 | Basho Matsuo | 古池や 蛙飛び込む 水の音 | Furuike ya Kawazu tobikomu Mizu no oto | Di kolam tua, Seekor katak melompat, Air pun pecah. |
3 | Buson Yosa | 去年より 又さびしひぞ 秋の暮 | Kyonen yori Mata sabishii zo Aki no kure | Dibandingkan dengan tahun lalu, Aku lebih merasakan kesepian, Di malam musim gugur. |
4 | Issa Kobayashi | 雪とけて 村いっぱいの 子どもかな | Yuki to kete Mura ippai no Kodomo kana | Salju mencair, Desa pun penuh dengan, Anak-anak. |