Daftar isi
Sudah menjadi bagian dari sejarah yang tak terlupakan bahwa bangsa kita dahulu kala pernah diduduki oleh bangsa lain diantaranya Portugis, Spanyol, Inggris, Peranci, Belanda dan Jepang. Karena pernah dijajah inilah bangsa kita menjadi seperti saat ini.
Hal yang berbeda tentu akan terjadi jika bangsa-bangsa tersebut tidak pernah datang untuk menjajah Indonesia. Berikut ini adalah kemungkinan-kemungkinan hal yang akan terjadi jika negara kita tidak pernah dijajah.
Indonesia terbentuk karena adanya rasa persatuan untuk mencapai kehidupan yang bebas dan menjadi negara yang berdaulat sepenuhnya. Pada saat itu wilayah Nusantara terdiri dari negara-negara yang berbeda yakni kerajaan. Rakyat-rakyat dari kerajaan inilah yang kemudian melebur menjadi satu dan untuk berjuang mendapatkan kemerdekaan. Sehingga dapat disimpulkan jika tidak ada penjajahan makan Indonesia tidak akan ada.
Indonesia sebelum merdeka merupakan wilayah yang dikuasai oleh berbagai kerajaan. Kerajaan yang ada di Kepulauan Nusantara bahkan sudah berdiri sejak sekitar tahun 130 – 362 Masehi yakni kerajaan Salakanagara yang ada di Banten. Sedangkan kerajaan terakhir adalah Majapahit yang berdiri 3 abad. Bahkan hingga saat ini masih ada kerajaan di Indonesia namun sudah tidak memiliki kekuasaan politik sama sekali seperti Kesultanan Yogyakarta, Kesultanan Surakarta, Kesultanan Cirebon dan lainnya.
Kerajaan-kerajaan ini memutuskan untuk bergabung dengan Indonesia karena memiliki nasib dan perjuangan yang sama yakni melawan penjajah. Sehingga jikalau tidak ada penjajahan maka Nusantara masih merupakan sebuah wilayah kerajaan.
Kepulauan Nusantara terbentang sangat luas dan memiliki kekayaan sumber daya alam yang tersebar merata. Karena jika tidak ada penjajahan Nusantara masih dikuasai oleh berbagai macam sehingga sangat rawan terjadi konflik perebutan wilayah kekuasaan.
Hal tersebut berdasarkan sejarah dimana kerajaan Majapahit terus memperluas wilayah dengan cara ekspansi dan penaklukan terhadap daerah-daerah lainnya.
Kita tentu telah mengetahui bahwa prasasti-prasasti dari kerajaan terdahulu di Indonesia menggunakan aksara Pallawa. Aksara tersebut berasal dari dinasti Pallawa yang ada di India dan berkembang di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Aksara tersebutlah yang kemudian diadopsi menjadi aksara Kawi atau aksara Jawa kuno dan dikembangkan lagi menjadi aksara lokal lainnya seperti Bali, Sunda, Batak Karo dan lainnya sesuai dengan daerah. .
Aksara tersebut kini tidak digunakan lagi dalam keseharian masyarakat Indonesia dimulai pada tahun 1901. Van Ophuijsen yang merupakan ahli bahasa Hindia Belanda menetapkan huruf Latin sebagai aksara di wilayah Hindia Belanda sekaligus membakukan Bahasa Melayu.
Berdasarkan hal ini dapat diketahui jika bangsa asing tidak datang ke Indonesia maka kemungkinan besar kita masih menggunakan aksara lokal.
Wilayah Indonesia pada masa lampau atau dikenal sebagai Hindia-Belanda terdiri dari gugusan pulau yang masing-masing dikuasai oleh bangsa tertentu. Seluruh kepulauan ini kemudian diduduki oleh bangsa asing yang membangkitkan rasa kesatuan dan gotong royong.
Jika saja tidak pernah dijajah maka Hindia-Belanda akan tetap menjadi sebuah gugusan pulau dengan sistem pemerintahannya masing-masing.
Tidak ada bangsa manapun yang menginginkan bangsanya dijajah karena lekat dengan penindasan. Namun dibalik penjajahan bangsa barat di Indonesia membawa perubahan menjadi lebih modern dan berkembang. Ketika bangsa barat datang ke Indonesia, keadaan masyarakatnya masih sangat terbelakang. Sebagian besar masyarakatnya bahkan belum mengenal dan hanya golongan-golongan tertentu lah yang mendapatkan pendidikan.
Bangsa barat datang membawa berbagai senjata perang dan peralatan canggih. Tak hanya itu Belanda yang menduduki Indonesia selama berabad-abad mempengaruhi struktur bangunan-bangunan, bahkan mengebangkan sistem pendidikan. Bahkan beberapa Universitas di Indonesia dibangun oleh pemerintahan Belanda seperti Universitas Indonesia yang saat ini menjadi perguruan tinggi terbaik.
Indonesia berada di posisi yang sangat strategis dan dianugerahi oleh berbagai sumber daya alam. Meski belum memiliki teknologi canggih seperti bangsa barat namun nenek moyang kita dikenal sebagai bangsa yang cukup modern dan maju dalam bidang industri. Hal tersebut dapat terlihat dari sejarah kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Indonesia menjalin hubungan dagang dengan bangsa lain.
Namun karena adanya bangsa barat yang datang dan menguasai Indonesia, industriya menjadi terhambat. Belanda yang membangun VOC membuat perdagangan Nusantara terhambat dan tidak leluasa. Padahal perdagangan Nusantara pada masa abad ke 17 mampu menyaingi Eropa.