Sosiologi mempelajari segala hal tentang perilaku manusia di dalam masyarakat, termasuk berbagai cara dan pola interaksi antar individu maupun kelompok. Artinya, sosiologi dan komunikasi adalah dua ilmu yang saling berhubungan karena keduanya saling melengkapi.
Sosiologi pun dikenal sebagai salah satu akar ilmu komunikasi di mana sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sosial kemasyarakatan dan komunikasi sendiri adalah ilmu proses interaksi. Keduanya adalah ilmu yang saling memengaruhi satu sama lain di mana hubungan sosiologi dan komunikasi kemudian menghasilkan ilmu sosiologi komunikasi.
1. Sebagai Ilmu Komunikasi
Manusia hidup tidak sekadar membutuhkan benda-benda fisik atau material untuk dapat bertahan. Manusia membutuhkan sebuah proses ekspresi emosi dan pikiran untuk mengomunikasikan apa yang mereka rasakan dan pikirkan seperti yang dikemukakan oleh Onong Uchyana (2002).
Dalam proses komunikasi memerlukan setidaknya dua orang yang berperan sebagai si penyampai pesan, ide, sudut pandang, informasi, pendapat atau emosi dan si penerima ekspresi emosi dan pikiran dari pihak pertama. Proses komunikasi tersebut dibutuhkan dalam kehidupan sosial sehari-hari yang masih merupakan bagian dari sosiologi.
2. Sebagai Ilmu Sosiologi
Ilmu sosiologi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Ilmu ini berfokus mengkaji dan membahas hubungan antar manusia atau kelompok di segala aspek, seperti politik, ekonomi, hukum, dan lainnya.
Ilmu sosiologi tidak sekadar mengamati dan memelajari kehidupan manusia-manusia yang hidup berdampingan dan berinteraksi di dalam masyarakat, tapi juga pengaruh timbal balik antara ekonomi dengan hukum, hukum dengan politik, politik dengan agama, dan seterusnya.
Oleh sebab itu, hubungan sosiologi dengan komunikasi dianggap berkesinambungan karena komunikasi adalah bagian dari kehidupan sosial manusia dan bentuk dari suatu interaksi. Sementara itu, kehidupan sosial membutuhkan proses komunikasi untuk keberlangsungan hidup manusia itu sendiri.
Baik ilmu sosiologi maupun komunikasi akan sama-sama terus berkembang seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat yang selalu dinamis. Menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center, Hawaii, komunikasi dalam kehidupan manusia diibaratkan seperti aktivitas bernapas.
Komunikasi adalah salah satu cara agar manusia tetap hidup, sebab kebutuhan hidup manusia tidak hanya tentang sandang, pangan dan papan, tapi juga berkomunikasi dengan manusia lainnya. Penyampaian perasaan serta berbagi informasi adalah kegiatan dan kebutuhan dasar setiap manusia.
Sementara menurut Profesor Wilbur Schramm (1982), komunikasi dan masyarakat berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling membutuhkan dan saling bergantung untuk berkembang sebab komunikasi tidak dapat dilakukan ketika tidak ada manusia-manusia yang membentuk masyarakat.
Ketika masyarakat tidak eksis, perkembangan komunikasi akan berhenti dan tidak semaju seperti sekarang. Sedangkan masyarakat sendiri tidak dapat hidup tanpa komunikasi antara satu individu atau kelompok dengan individu atau kelompok lain.