Daftar isi
Dalam mempelajari bahasa Indonesia, terdapat juga istilah imbuhan. Imbuhan atau afiks merupakan suatu bunyi yang ditambahkan pada bagian awal, tengah, akhir kata ataupun gabungan dari ketiga imbuhan untuk membentuk suatu kata baru.
Sedangkan kata imbuhan yakni kata yang telah mengalami proses pengimbuhan, dengan hasil dari pengimbuhan tersebut yakni kata berimbuhan atau kata turunan.
Dengan adanya imbuhan maka suatu kata dapat berubah kelas katanya. Seperti contoh, suatu kata benda apabila mendapat imbuhan dapat berubah menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.
Untuk mengetahui fungsi dari imbuhan dapat dilihat penjelasannya di bawah ini!
Contoh:
Meminum, bertanya, terjatuh, ditarik, terabaikan, dikhianati, dan lain sebagainya.
Contoh:
Perajut, pendaki, kolonialisme, nasionalisasi, kesamaan, peradilan, pencapaian, dan lainnya.
Contoh:
Manusiawi, alami, nasionalis, ilmiah, agamis, dan lain sebagainya.
Contoh:
Sebaiknya, sepertinya, pindahan, selamanya, dan lain sebagainya..
Contoh:
Sepuluh, ketiga, kedua, kesembilan, dan lain sebagainya.
Berdasarkan posisinya, imbuhan terdapat beberapa macam antara lain:
Imbuhan me- berfungsi membentuk kata kerja aktif pada bagian dasar. Imbuhan ini dapat berubah-ubah menjadi beberapa bentuk dan perlu disesuaikan dengan kata dasar yang diikuti.
Contoh:
Men + cabut = mencabut
Ayah dan adik sedang mencabut rumput di halaman depan.
Imbuhan ber- dapat berubah menjadi dua bentuk yakni be- dan bel-. Apabila imbuhan ber- bertemu dengan sebuah kata dasar yang memiliki huruf konsonan, maka imbuhan ber- berubah menjadi be-.
Contoh:
Ber + ajar = Belajar
Ber + kerja = Bekerja
Kakak sedang belajar membuat donat bersama teman-temannya.
Pria tersebut bekerja sebagai seorang menejer di suatu perusahaan terkenal.
Imbuhan ter- termasuk imbuhan yang tidak memiliki perubahan khusus, akan tetapi mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
Sebagai pembentuk kata sifat
Contoh:
Ter + buruk = terburuk
Kerugian kali menjadi kejadian terburuk dalam sejarah perusahaan.
Sebagai pembentuk kata pasif
Contoh:
Ter + dorong = terdorong
Ani terdorong oleh rombongan peserta lainnya sehingga dia memperoleh cidera ringan.
Sebagai penunjuk ketidaksengajaan
Contoh:
Ter + jatuh = terjatuh
Aku merasa bahwa dompetku terjatuh di sekitar lantai 1.
Sama seperti imbuhan ter-, imbuhan ini tidak memiliki perubahan bentuk dan berfungsi dalam membentuk makna pasif yang terdapat pada kata dasar.
Contoh:
Di + terjang = diterjang
Menurut berita tadi malam, kota tersebut telah diterjang angin yang cukup kencang hingga beberapa pohon tumbang.
Imbuhan ke- termasuk imbuhan yang tidak memiliki perubahan dan berfungsi sebagai penunjuk urutan.
Contoh:
Ke + satu = kesatu
Ke + sepuluh = kesepuluh
Ke + seratus = keseratus
Keseratus peserta yang tersisa akan melanjutkan perjuangannya ke tahap berikutnya.
Kesepuluh orang tersebut harus tinggal untuk dikarantina.
Imbuhan pe- mempunyai beragam bentuk perubahan antara lain penye-, peng-, dan per. Selain itu, imbuhan ini memiliki fungsi:
Sebagai pembentuk kata perintah
Contoh:
Per + cepat = percepat
Per + cantik = percantik
Per + halus = perhalus
Per + besar = perbesar
Per + kecil = perkecil
Per + berat = perberat
Contoh kalimat:
Percepat kinerja mesin mobil ini!
Perhalus ukiran ini agar terlihat makin sempurna.
Perbesar foto ini untuk digantung pada ruang keluarga.
Sebagai penunjuk pelaku
Contoh:
Pe + kerja = pekerja
Pe + bantu = pembantu
Pe + tolong = penolong
Pe + urus = pengurus
Contoh kalimat:
Meskipun bekerja sebagai pembantu, dia memperoleh gaji yang cukup besar.
Para pengurus organisasi di lingkungan tempat tinggalku selalu rutin melakukan rapat bulanan.
Penolong tersebut enggan untuk memberi tahu identitasnya.
Sebagai penunjuk alat
Contoh:
Peng + garis = penggaris
Peng + hapus = penghapus
Peng + halus = penghalus
Peng + harum = pengharum
Contoh kalimat:
Agar terlihat lurus sebaiknya gunakan penggaris saat membuat garis.
Pengharum ruangan selalu tersedia di semua ruangan.
Ayah meminta Budi untuk mengambil penghalus kayu di gudang.
Sebagai penunjuk sifat
Contoh:
Pe + marah = pemarah
Pe + lupa = pelupa
Pe + pikir = pemikir
Pe + malu = pemalu
Contoh kalimat:
Meskipun terkenal sebagai seorang pemarah, sebenarnya kakek itu baik hati.
Dia memang pelupa, bahkan nomor teleponnya sendiri saja dia tidak ingat.
Gadis kecil itu memang pemalu. Kepada orang baru dia selalu menundukkan kepalanya.
Sisipan merupakan imbuhan yang berada di tengah-tengah kata dasar. Imbuhan tersebut antara lain, -el, -em, dan –er.
Contoh:
Tali + el = temali
Getar + er = gemetar
Jajah + el = jelajah
Turun + em = temurun
Gerlap + em = gemerlap
Suling + er = seruling
Contoh kalimat:
Para pecinta alam mengadakan acara bertemakan jelajah alam bersama murid SMA.
Dari atas bukit ini kita dapat melihat gemerlap lampu gedung-gedung perkotaan.
Meskipun terlihat sederhana, permainan seruling anak laki-laki itu tidak boleh dianggap remeh.
Akhiran merupakan imbuhan yang berada di bagian akhir dari kata dasar. Ada beberapa jenis imbuhan akhiran, antara lain:
Adapun fungsi dari imbuhan –an yakni:
Sebagai penunjuk alat
Contoh:
Timbang + an = timbangan
Ayun + an = ayunan
Angkut + an = angkutan
Contoh kalimat:
Ibu sedang menakar gula untuk membat kueh menggunakan timbangan.
Adik dan teman-temannya bermain ayunan bersama.
Sebagai penunjuk tempat
Contoh:
Lapang + an = lapangan
Kubang + an = kubangan
Darat + an = daratan
Laut + an = lautan
Pangkal + an = pangkalan
Contoh kalimat:
Saat petir sebaiknya untuk tidak berada di lapangan terbuka.
Sebagian besar lautan Indonesia memiliki potensi alam yang berbeda-beda namun kaya akan flora dan fauna.
Sebagai penunjuk hal atau cara
Contoh:
Pimpin + an = pimpinan
Didik + an = didikan
Contoh kalimat:
Pimpinan perusahan tersebut merupakan teman kuliah kakakku.
Didikan setiap orang tua kepada anaknya tentu berbeda-beda.
Sebagai penunjuk bagian
Contoh:
Juta + an = jutaan
Kilo + an = kiloan
Ribu + an = ribuan
Contoh kalimat:
Jutaan penduduk di Indonesia saat ini sedang berjuang melawan COVID-19.
Semua buah yang di toko tersebut dapat dibeli secara satuan ataupun kiloan.
Imbuhan –kah berfungsi dalam menegaskan kata dasarnya.
Contoh:
Salah + kah = salahkah
Benar + kah = benarkah
Sakit + kah = sakitkah
Mudah + kah = mudahkah
Contoh kalimat:
Salahkah jika kita mencoba keluar dari ruangan ini.
Mudahkan soal yang diberikan oleh Bu Ratmi?
Imbuhan ini digunakan untuk membentuk perintah.
Contoh:
Lindung + i = lindungi
Diam + i = diami
buka+ kan = bukakan
ambil + kan = ambilkan
Contoh kalimat:
Lindungi hutan kita untuk masa depan yang cerah.
Tolong bukakan pintu ini, aku tidak dapat membukannya.
Ambilkan kotak berwarna coklat di atas sana.
Imbuhan ini memiliki fungsi untuk membentuk makna.
Contoh:
Aku + pun = akupun
Mereka + pun = merekapun
Contoh kalimat:
Akupun tidak tahu kemana mereka semua pergi.
Saat malam tiba, merekapun bergegas pergi ke rumah Andi.
Fungsi dari imbuhan –nya antara lain:
Sebagai penunjuk
Contoh:
Buah + nya = buahnya
Rumah + nya = rumahnya
Contoh kalimat:
Buahnya berukuran besar dengan daging buah yang manis.
Rumahnya telah dijual kepada pihak lain.
Sebagai pembentuk kata keterangan
Contoh:
Seperti + nya = sepertinya
Selama + nya = selamanya
Contoh kalimat:
Sepertinya orang tersebut telah lama duduk di bangku itu.
Tidak mungkin selamanya manusia dapat hidup seorang diri.
Imbuhan ini berada di bagian awal dan akhir dari kata dasar. Fungsi dari imbuhan ini sebagai berikut:
Contoh:
Pe + beri + an = pemberian
Pe + didik + an = pendidikan
Pe + cium + an = penciuman
Pe + tampung + an = penampungan
Contoh kalimat:
Semua anak di Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang berkualitas.
Setiap orang yang sedang flu mengalami gangguan dalam penciuman.
Contoh:
Me + beri + kan = memberikan
Me + sampai + kan = menyampaikan
Me + bawa + kan = membawakan
Contoh kalimat:
Kepala Sekolah memberikan piagam penghargaan kepada Ihsan karena berhasil juara lomba matematika tingkat kota.
Ibu membawakan makanan dan juga cemilan untuk teman-teman adik.
Imbuhan ini biasanya digunakan pada kata dasar yang berulang-ulang dan berfungsi membuat kata keterangan.
Contoh:
Se + hitam + nya = sehitam-hitamnya
Se + cepat + nya = secepat-cepatnya
Se + baik + nya = sebaik-baiknya
Contoh kalimat:
Sehitam-hitamnya rambut seseorang akan berubah menjadi putih saat tua nanti.
Saat bertemu dengan pimpinan, semua karyawan harus bersikap sebaik-baiknya.
Selain beberapa imbuhan di atas, terdapat pula imbuhan yang merupakan serapan dari bahasa asing, antara lain:
Contoh:
Egois
Deskriptif
Formal
Contoh kalimat:
Setiap tamu yang hadir pada acara tersebut harus berpakaian formal.
Contoh:
Manusiawi
Alami
Alamiah
Contoh kalimat:
Produk kecantikan tersebut menggunakan bahan-bahan alami.
Contoh:
Wartawan
Pragawati
Contoh kalimat:
Hanya wartawan senior saja yang diperbolehkan masuk ke ruangan tersebut.