Sosiologi

Individualisme: Pengertian – Teori dan Cirinya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Era globalisasi dan modernisasi yang terjadi di masa kini membawa banyak dampak bagi pola hidup dan perilaku manusia.

Dampak tersebut bisa berupa hal-hal baik yang memberi manfaat, namun juga bisa berupa hal-hal negatif yang merugikan manusia.

Pengertian Individualisme

Pengertian Menurut KBBI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan 3 makna Individualisme, yaitu:

  • Paham yang menganggap manusia secara pribadi perlu diperhatikan (kesanggupan dan kebutuhannya tidak boleh disamaratakan)
  • Paham yang meng-hendaki kebebasan berbuat dan menganut suatu kepercayaan bagi setiap orang, paham yang mementingkan hak perseorangan di samping kepentingan masyarakat atau negara
  • Paham yang menganggap diri sendiri (kepribadian) lebih penting daripada orang lain.

Pengertian Menurut Para Ahli

  • George Ritzer
    Di dalam bukunya, Encyclopedia of Social Theory, Ritzer mengatakan individualisme memiliki dua makna, yaitu:
    • Sebagai doktrin yang menekan pada kemandirian.
    • Sebagai budaya yang dimiliki oleh masyarakat modern tentang kepemilikan pribadi.
  • Nursidik (2009)
    Individualisme sebagaimana asal katanya, yaitu in yang artinya tidak dan devided yang berarti terbagi. Dalam Bahasa latin kata individum berarti tidak terbagi.

Pengertian Secara Umum

Secara umum individualisme bisa diartikan sebagai suatu pandangan yang lebih mementingkan kebebasan dan kemerdekaan pribadi atau invidu dibandingkan kepentingan orang lain.

Teori-teori Individualisme

Teori-teori tentang individualisme umumnya digunakan dalam pembahasan mengenai negara dan sistem pemerintahannya.

Beberapa tokoh yang membahas teori individualisme antara lain:

  • Thomas Hobbes (1588-1679)

Teori individualisme menurut  Hobbes tampak dalam dua hal, yakni badan korporasi yang bersifat artifisial dan konvensional serta realitas secara hakiki yang bersifat individual.

Kebebasan dan kekuasaan adalah satu paket, karena kebebasan sendiri diartikan sebagai tiadanya oposisi eksternal atau halangan-halangan eksternal.

Individu-individu atomis dan jugaNegara menjadi semacam “external impediment” yang mengancam kebebasan individu.

Maka, Negara dalam konsepsi liberal, lahir sebagai hasil persetujuan antar individu dan kekuasaannya dan ia merupakan kepanjangan tangan dari persetujuan individu-individu. 

  • John Locke (1632-1704)

John Locke memandang individualisme sebagai konsep etika psikologis dan satu unsur etis politis.

Sebagai konsep etika-psikologis, individualisme mengharuskan manusia untuk berpikir dan menilai, menghormati tidak lebih dari kedaulatan pikirannya.

  • J.J. Rousseau (1712-1778)

Teori Individualistik J.J. Rousseau disebutkan dalam bukunya “du Contract Social”.

Ia mengemukakan bahwa negara adalah masyarakat hukum yang disusun atas kontrak antara seluruh individu dalam masyarakat untuk menjamin hak-hak individu dalam masyarakat

  • Herbert Spencer (1820-1903)

Menurut Spencer, hubungan individu dan masyarakat bersifat kolektivisme.

Masyarakat punya realitas yang kuat sehingga segala kepentingan individu di tentukan oleh masyarakat.

Ciri-ciri Sikap Individualisme

Beberapa ciri sikap individualisme adalah:

  • Selalu berusaha mendominasi orang lain dengan menunjukkan superioritasnya saat mengendalikan orang atau kelompok lain.
  • Senang menarik simpati orang atau kelompok lain dengan mengungkapkan ketidaktahuan dan rasa tidak aman.
  • Berusaha menarik perhatian orang lain meski dengan cara-cara tidak etis seperti mengarang cerita atau melakukan tindakan yang tidak biasa, hanya agar tidak ditempatkan pada posisi rendah.
  • Cenderung memiliki sikap negatif, keras kepala, dan suka memaksakan kehendak.
  • Suka merendahkan status orang lain, tidak menjaga perasaan orang, dan tidak suka dengan keterlibatan orang lain.

Faktor Penyebab Munculnya Sikap Individualisme

  • Faktor Genetik

Sifat individualisme bisa jadi merupakan faktor bawaan atau genetis yang didapatkan seseorang dari orang tua, kakek-nenek, dan seterusnya.

Akan tetapi, kebanyakan munculnya sebuah sifat akibat faktor genetis bisa sangat dipengaruhi faktor lainnya.

  • Faktor Pola Asuh

Pola asuh adalah salah satu faktor yang memilki peran besar pada pembentukan sifat dan perilaku seseorang, sebab anak akan tumbuh dengan meniru apa yang dia lihat dan dengar dari sekitarnya

Berdasar pada teori perkembangan, keinginan orang tua untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan kepercayaan seorang anak terhdap lingkungannya, seringkali membuat dia harus mengutamakan kepentingan pribadinya terlebih dahulu.

Disinilah terkadang anak akan meniru sikap individualisme tersebut.

Pola asuh yang salah akan membentuk watak yang negatif pada anak. Hal ini akan semakin berat ketika kondisi rumah tangga kurang harmonis dan kerap diwarnai dengan pertengkaran dan perselisihan.

  • Faktor Lingkungan

Kondisi lingkungan yang tertutup dan minim interaksi sosial antar penghuninya dapat mendorong tumbuhnya sikap individualisme dalam diri seseorang.

Sebab dengan kondisi demikian seseorang akan terbiasa sendiri dan kurang memiliki kepedulian terhadap orang lain disekitarnya.

  • Faktor Ekonomi

Tuntutan ekonomi juga kerap membuat seseorang bersikap individual. Dengan semakin kerasnya persaingan ekonomi, seperti lapangan pekerjaan yang sulit, membuat seseorang akan lebih fokus pada dirinya dan urusannya masing-masing.

Perhitungan-perhitungan ekonomis akan menjadi hal pertama yang dilakukan ketika dia dihadapkan pada suatu aktivitas.

  • Faktor Sosial Budaya

Kondisi sosial yang semakin modern menciptakan budaya baru dikalangan masyarakat.

Berbagai kemudahan akibat teknologi yang semakin maju membuat seseorang bisa lebih mudah melakukan berbagai kreativitasnya tanpa bantuan orang lain.

Hal tersebut adakalanya justru merenggangkan jarak dan ikatan alamiah antar manusia.

Dampak dari Sikap Individualisme

Dampak Positif

  • Tidak terlalu tergantung pada orang lain sehingga menumbuhkan kemandirian.
  • Bisa berfikir independen dan cenderung memiliki kepercayaan pada insting diri sendiri.

Dampak Negatif

  • Hilangnya rasa solidaritas antar sesama.
  • Munculnya sikap egois
  • Menimbulkan kesulitan dalam bersosialisasi
  • Menumbuhkan sifat sombong dan merasa paling benar sendiri
  • Tidak mampu bekerjasama dengan orang lain
  • Dalam lingkup hubungan sosial, sikap individualisme bisa menjadi bibit pertengkaran dan perpecahan.

Cara Menghindari Sikap Individualisme

Sikap individualisme memang adakalanya bisa berdampak positif, akan tetapi dampak negatifnya justru lebih banyak dan berbahaya.

Terlebih sikap ini akan mengganggu hubungan seorang individu dengan orang-orang lain di lingkungannya.

Hal ini tentu saja akan memberikan efek buruk tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi orang lain.

Oleh karena itu diperlukan usaha-usaha untuk menghindari dan meminimalisir sikap individualisme tersebut.

Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Perluas cara berfikir dengan banyak belajar dan membaca hal-hal yang positif
  • Belajar memahami perasaan orang lain
  • Sering bergaul dengan orang lain dari berbagai kalangan dan latar belakang
  • Belajar dari riwayat hidup tokoh-tokoh yang terkenal dengan pengorbanannya bagi umat manusia.
  • Mencoba menjadi sukarelawan dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti ketika terjadi bencana alam dan sebagainya
  • Paksa diri untuk banyak membantu orang lain baik dengan pemberian berupa materi atau yang lainnya (bantuan, pertolongan, dan sebagainya)