Biologi

4 Isolasi Spesiasi Beserta Penjelasannya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Proses evolusi memerlukan waktu yang cukup lumayan lama. Hal itu dikarenakan proses evolusi harus melalui beberapa mekanisme. Mekanisme evolusi dapat dijelaskan melalui beberapa proses.

Salah satunya adalah proses spesiasi. Spesiasi merupakan sebuah proses pembentukkan spesies. Dan merupakan hasil akhir dari proses mikroevolusi.

Spesies merupakan anggota populasi yang mampu melakukan inbreeding serta mampu menghasilkan keturunan yang fertil dan sehat. Berdasarkan dengan catatan fosil, spesiasi dapat terjadi melalui dua proses. Kedua proses tersebut mencakup anagenesis serta kladogenesis.

Adapun beberapa mekanisme yang berperan penting dalam pembentukan spesies baru atau spesiasi. Berikut pemaparan mengenai 4 mekanisme pembentukan spesies baru atau spesiasi.

1. Isolasi Geografi

Isolasi geografi merupakan sebuah penghalang atau batas alam yang ada. Isolasi geografi ini dapat terjadi apabila kondisi geografi mampu menjadi penghalang (barrier) terhadap penyebaran suatu populasi.

Populasi yang terpaksa dipisahkan oleh penghalang geografi dikenal dengan sebutan populasi alopatrik.

Berbagai macam penghalang geografi dapat ditemukan di dunia. Penghalang geografi tersebut dapat berupa gunung, jurang yang dalam, gurun, serta lautan.

Yang dapat menjadi contoh adnaya isolasi geografi ialah adanya populasi tupai antelop yang bertahan hidup di sekitar Grand Canyon Colorado.

Grand Canyon merupakan salah satu jenis penghalang geografi. Yang mana Grand Canyon dapat memisahkan populasi tupai antelop menjadi dua kelompok. Dalam perkembangannya, kedua kelompok tupai antelop itu mengalami isolasi reproduksi.

Setelah dipisahkan oleh Grand Canyon masing masing kelompok tupai ini berkembang secara bebas sehingga mampu menghasilkan dua spesies tupai yang berbeda.

Yang mana satu spesies tupai antelop (Ammosphermophilus leucurus) bertempat tinggal di daerah pinggiran sebelah utara Grand Canyon. Sedangkan, tupai antelop jenis lainnya (A. Harrisi) berdiam di sebelah selatan dari Grand Canyon.

Secara fisik kedua tupai entelop tersebut memiliki penampilan yang nampak sangat berbeda. A. Leucurus memiliki ekor berwarna putih. Sedangkan A. Harrisi memiliki ekor yang cenderung berwarna abu abu.

Proses pembentukan spesies baru yang terjadi akibat kondisi geografi ini disebut spesiasi alopatrik.

Selain itu, juga terdapat spesiasi simpatrik. Spesiasi simpatrik sendiri merupakan spesiasi yang terjadi akibat faktor genetik.

Perubahan kromosom, serta perkawinan tidak acak dapat menjadi faktor terjadinya spesiasi simpatrik ini. Spesiasi baru dari populasi simpatrik ini terisolasi secara genetik.

Meskipun dalam perkembangannya, mereka hidup saling tumpang tindih pada kondisi geografis yang sama.

2. Isolasi Reproduksi

Kedua populasi yang mengalami proses spesiasi secara geografi pastilah juga mengalami reproduksi isolasi.

Isolasi reproduksi menyebabkan tidak terjadinya pertukaran gen (perkawinan) antar populasi. Isolasi reproduksi sendiri dapat dibedakan menjadi dua tipe.

Kedua tipe tersebut mencakup,premating (pra kawin) dan postmating (pascakawin). Berikut penjelasan lebih detail mengenai premating dan postmating.

Tipe Premating (Prakawin)

Mekanisme proses isolasi yang terjadi pada tipe premating adalah perbedaan secara anatomi atau tingkah laku yang terdapat pada dua spesies. Yang mana hal itu berkemungkinan menghambat terjadinya perkawinan. Adapun beberapa jenis isolasi yang terdapat pada tipe premating.

  • Isolasi Habitat
    Isolasi habitat merupakan isolasi reproduksi yang terjadi akibat penempatan daerah yang berbeda. Hal ini seperti yang terjadi pada kata bufo fowleri. Secara alami, katak bufo fowleri menyukai tempat yang berada di sekitaran air tenang. Namun, katak bufo fowleri americanus ini cenderung memiliki habitat yang berada di kubangan air. Adanya perbedaan diantara dua jenis katak tersebut,menyebabkan tidak adanya perkawinan diantara kedua katak tersebut. Walaupun jika keduanya dikawinkan dapat menghasilkan keturunan yang fertil dan sehat.
  • Isolasi Temperal/Musim
    Isolasi temperal merupakan isolasi yang terjadi akibat adanya perbedaan waktu antara pembentukan sel dan pematangan sel kelamin. Isolasi jenis ini dapat terjadi apabila terdapat dua jenis spesies yang hidup dalam lokasi yang sama. Akan tetapi, kedua jenis spesies tersebut memiliki masa reproduksi yang berbeda pada setiap tahunya. Yang mana hal ini dapat mengakibatkan kedua spesies tersebut tidak pernah berhasil dalam melakukan perkawinannya.
  • Isolasi Tingkah Laku
    Isolasi tingkah laku merupakan isolasi reproduksi yang lebih diakibatkan oleh adanya perbedaan tingkah laku perkawinan. Dalam hal ini, kebanyakan kegiatan perkawinan pada hewan dilakukan lebih awal oleh jantan.Namun, dalam isolasi tingkah laku hal tersebut dilakukan oleh betinanya terlebih dahulu. Oleh karenanya, setiap spesies memiliki tingkah lakunya yang berbeda beda sebelum melakukan perkawinan. Dan masa masa tersebut berkaitan dengan masa kematangan sel kelamin setiap spesies.
  • Isolasi Mekanik
    Isolasi mekanik merupakan isolasi reproduksi yang dilatarbelakangi adanya perbedaan morfologi alat reproduksi ataupun bagian tubuh lainnya. Sehingga menyebabkan suatu spesies tidak dapat melakukan perkawinan. Posisi saat kawin sangat menentukan keberhasilan dalam proses reproduksi. Dengan adanya hal tersebut, ketidaksesuaian bagian tubuh selain alat reproduksi juga mampu mempersulit proses penyaluran sel sperma ke dalam saluran reproduksi betina.
  • Isolasi Gamet
    Isolasi gamet ini lebih disebabkan karena gamet yang dimiliki oleh jantan tidak memiliki daya hidup di dalam alat kelamin betina.

Tipe Postmating (Pascakawin)

Isolasi reproduksi tipe pascakawin dapat terjadi akibat adanya perbedaan mengenai perkembangan atau fisologi diantara kedua spesies setelah terjadi perkawinan.

Adapun beberapa hal yang termasuk dalam mekanisme isolasi tipa pasca kawin seperti berikut.

  • Isolasi Perkembangan
    Isolasi perkembangan merupakan isolasi reproduksi yang terjadi saat zigot hasil fertilisasi tidak dapat berkembang menjadi individu baru. Hal tersebut dapat terjadi karena terdapat perbedaan jumlah kromosom pada sel gametnya.
  • Bastar Mati Bujang (Ketidakmampuan Hidup dari Hibrid)
    Dua spesies yang memiliki perbedaan secara alami dapata juga melakukan perkawinan hingga menghasilkan keturunan. Namun, hal tersebut akan mengakibatkan kematian pada keturunannya sebelum mencapai usia reproduktif. Hal itu dilatarbelakangi karena adanya suatu kelainan yang diidapnya. Yang menjadi salah satu penyebab munculnya kelainan tersebut ialah karena ketidaksesuaian susunan genetika pada kedua induknya.
  • Hibrid Steril
    Hubungan diantara dua spesies berbeda juga dapat menghasilkan keturunan. Namun, dalam hal ini keturunan bersifat steril.

3. Isolasi Poliploid

Poliploid merupakan suatu kondisi yang menyebabkan suatu spesies memiliki lebih dari dua sel kromosom dalam tubuhnya. Peningkatan jumlah set kromosom ini dapat terjadi karena adanya kesalahan pada saat proses pembelahan sel.

Contohnya, seperti yang terjadi pada Tragopogon porrifolius yang merupakan tumbuhan dengan sifat diploid (2n). Namun, dalam proses pembelahan selnya terjadi sebuah peristiwa gagal berpisah.

Sehingga hal itu menghasilkan sebuah individu baru yang tetraploid (4n). Dan dalam perkembangannya, ternyata individu dengan jenis tetraploid tersebut tidak dapat melangsungkan reproduksi dengan induk berjenis diploid.

Dengan demikian, telah terbentuk sebuah spesies baru. Spesiasi yang berlangsung akibat poliploid (perubahan kromosom) yang demikian disebut dengan spesiasi simpatrik.

4. Isolasi Ekologis

Isolasi ekologis merupakan sebuah mekanisme isolasi yang diperuntukan untuk menghindari adanya persilangan antara dua spesies yang menghasilkan keturunan hibrida.

Keturunan hibrida sendiri merupakan keturunan yang dihasilkan dari percampuran induk yang berasal dari spesies berbeda.

Hal tersebut dilakukan karena nantinya keturunan hibrida akan menghasilkan sebagian besar individu yang steril atau tidak dapat bereproduksi.