PPKN

6 Jenis Aliran Feminisme

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Feminisme adalah suatu gerakan dan paham yang diperkenalkan pada akhir abad ke-18 agar kaum perempuan mendapatkan keadilan dan kesetaraan gender. Patriarki adalah akar dari masalah yang kemudian memunculkan gerakan feminisme; sebab dengan adanya sistem patriarki, kaum pria menjadi sangat dominan dalam berbagai aspek kehidupan.

Ketentuan hukum yang berlaku di masyarakat pun lebih memihak kepada pria karena status yang lebih tinggi, sedangkan perempuan selalu berada di bawah. Ketidakadilan akan penindasan maupun eksploitasi kaum perempuan oleh pihak yang berkuasa (kaum pria) menjadi alasan feminisme berkembang hingga abad ke-20.

Perjalanan dan perjuangan para feminis tidak selalu berjalan mulus dan bahkan cenderung terjal. Terdapat pihak-pihak yang pasti akan mengritik dan bahkan melawan feminisme, namun gerakan sosial sekaligus ideologi ini tetap maju.

Perkembangan feminisme dapat terlihat dari adanya berbagai aliran yang muncul sehingga membawa pandangan sekaligus gerakan feminis, yaitu sebagai berikut.

1. Feminisme Liberal

Feminisme liberal termasuk dalam feminisme gelombang pertama dari abad ke-19 yang memperkenalkan paham kebebasan bagi wanita untuk memiliki peran dan hak seimbang dengan pria. Pada aliran feminisme liberal, kaum perempuan berfokus pada perjuangan untuk mencapai kesetaraan pendidikan dengan pria, tak terkecuali dalam hal perlakuan dan hak.

Perempuan tidak seharusnya ditindas karena perempuan pada dasarnya diciptakan setara dan sama dengan para pria; Mary Wollstonecraft mengangkat pembahasan ini dalam bukunya yang berjudul Vindication of Right of Woman.

2. Feminisme Radikal

Masih pada abad ke-19, terutama pada masa pertengahan, feminisme radikal muncul mengusung ide penuntutan kesetaraan kedudukan antara perempuan dan pria. Gagasan utama feminisme radikal adalah memisahkan hak-hak perempuan dan menjadikan kedudukannya di dalam tatanan sosial sama dengan pria.

3. Feminisme Marxis

Aliran feminisme Marxis timbul dengan dasar ketidakadilan yang dialami kaum perempuan karena paham kapitalisme. Paham kapitalisme pada masa itu menyebabkan kaum perempuan dalam kehidupan sosial lebih tertinggal daripada pria karena kaum pria pun lebih mendominasi pada segala aspek.

Kedudukan pria pada zaman dulu tak dapat dipungkiri pun jauh lebih tinggi dan memegang kontrol dalam seluruh program daripada perempuan.

4. Feminisme Sosialis

Setelah feminisme Marxis, feminisme sosialis muncul dengan pandangan yang kontras terkait efek paham kapitalisme sebagai penyebab ketertinggalan kaum perempuan. Bagi penganut paham feminisme sosialis, kaum perempuan yang berkedudukan lebih rendah dan cenderung di bawah pria bukan disebabkan paham kapitalisme karena jauh dari sebelum paham ini ada, perempuan sudah dianggap rendah.

5. Feminisme Anarkis

Aliran feminisme anarkis dianggap sebagai feminisme dengan paham paling ekstrem karena tujuan utama gerakan ini adalah untuk menghancurkan kaum pria. Kaum feminisme anarkis meyakini bahwa kaum pria adalah sumber dan akar dari segala masalah (eksploitasi dan penindasan) kaum perempuan.

Oleh karena alasan tersebut, kaum feminisme anarkis berniat bahkan tidak hanya menghancurkan pria, tapi juga negara (dapat dikarenakan kaum pria selalu berkedudukan paling atas dan sebagai pemegang kendali dalam berbagai aspek).

Tujuan akhir dari feminisme anarkis adalah membuat kekuasaan utama jatuh pada kaum perempuan sehingga dalam tatanan sosial pria menjadi lebih rendah daripada perempuan.

6. Feminisme Post Modern

Feminisme post modern adalah aliran feminisme yang hingga kini eksis di tengah masyarakat kita dengan menjunjung pemikiran dan gerakan menolak kekuasaan dominasi dan hal-hal yang sifatnya mutlak. Perempuan masa kini yang memiliki kebebasan mengutarakan pendapat, tidak lagi terkungkung dalam pemikiran-pemikiran sempit, dan dapat menjadi apapun yang mereka inginkan adalah bentuk dari feminisme post modern.