Radikalisme : Pengertian, Ciri, dan Upaya Mengatasinya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Beberapa tahun yang lalu, pernah terjadi sebuah aksi teror yang mengatasnamakan sebuah agama. Dalam aksinya para terorisme ini juga tidak segan untuk melakukan kekerasan. Aksi aksi tersebut disebut dengan aksi radikalisme.

Aksi teror, kekerasan, semua dilakukan dengan mengatasnamakan sebuah agama. Radikalisme sendiri merupakan paham atau pandangan yang mengendaki untuk diadakannya sebuah perubahan. Baik perubahan dari segi politik, sosial dan lain sebagainya.

Berikut ini merupakan pemaparan mengenai paham radikalisme.

Pengertian Radikalisme

Pengertian Secara Umum

Secara bahasa, radikalisme berasal dari bahasa lain yaitu radix. Radix sendiri berarti benih atau inti. Apabila dilihat secara umum, radikalisme merupakan perilaku jiwa yang membawa sebuah perbaikan.

Ketentuan perbaikan yang diyakini dalam paham ideologi radikalisme adalah perbaikan radikal yang memiliki perbedaan prinsip dengan tatanan yang telah ditetapkan.

Baik tatanan pemerintahan, politik, sosial,dan agama yang ada. Untuk dapat mencapai tujuannya secara cepat, para penganut paham radikalisme seringkali menggunakan berbagai cara.

Salah satu yang sering digunakan adalah kekerasan, mereka pun tidak akan segan segan untuk menyingkirkan siapapun yang menghalangi tujuannya.

Walaupun harus berakhir dengan pembunuhan. Paham radikalisme sendiri memiliki keterikatan dengan aksi terorisme. Hal itu disebabkan, para penganut paham radikalisme sering melakukan aksi teror kepada masyarakat.

Yang mana aksi teror itu akan digunakan untuk menguasai tatanan yang ada. Paham radikalisme ini juga seringkali dikait kaitkan dengan nama agama. Banyak sekali penganut paham ini yang mengatasnamakan tindakan dan perilaku mereka sebagai gerakan penegakan agama.

Padahal, apabila berkaca pada dunia nyata, tidak ada satupun agama yang mengajarkan kekerasan. Semua agama pastilah mengedepankan rasa aman dan damai bagi pemeluk pemeluknya.

Pengertian Radikalisme Menurut Para Ahli

Adapun beberapa ahli yang mengutarakan pendapatnya mengenai pengertian paham radikalisme.

  • Menurut Wikipedia

Dalam pendapatnya, dawisha menyatakan bahwa radikalisme mengadung sikap dan jiwa yang membawa penganutnya untuk melakukan sebuah tindakan. Tindakan tersebut bertujuan untuk melemahkan dan mengubah tatanan kemapanan dan menggantinya dengan gagasan baru.

Paham radikalisme merupakn suatu paham yang dibuat oleh sekelompok orang atau oknum yang menginginkan adanya  perubahan atau pembaharuan dari tatanan sosial dan politik secara drastis. Yang mana hal tersebut dilakukan dengan menggunakan cara-cara kekerasan.

  • Menurut Dawinsha

Menurut pendapat dari Dawinsha, ia hampir menyamakan paham radikalisme dengan aksi terorisme.Namun, secara keseluruhan, menurutnya radikalisme adalah kebijakan dan terorisme menjadi bagian dari kebijakan radikal tersebut.

Dalam pendapatnya, dawisha menyatakan bahwa radikalisme mengadung sikap dan jiwa yang membawa penganutnya untuk melakukan sebuah tindakan. Tindakan tersebut bertujuan untuk melemahkan dan mengubah tatanan kemapanan dan menggantinya dengan gagasan baru.

  • Menurut Ahmad Bagja

Radikalisme muncul karena ketidakadilan yang terjadi di dalam masyarakat. Kondisi tersebut bisa saja disebabkan oleh negara maupun kelompok lain yang berbeda paham, juga keyakinan. Pihak yang merasa diperlakukan secara tidak adil, lalu melakukan perlawanan.

  • Menurut Nazaruddin Umar

radikalisme sebenarnya tak ada dalam sejarah Islam. Sebab selama ini Islam tak menggunakan radikalisme untuk berinteraksi dengan dunia lain. ‘’Dalam sejarahnya, Nabi selalu mengajarkan umatnya untuk bersikap lemah lembut,’’ tegasnya.

Melalui pendapatnya, Nazaruddin Umar lebih menekankan kembali bahwa aksi maupun paham radikalisme tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan ajaran agama islam.

  • Menurut KH.Tarmizi Taher

Menurut K.H Tarmidzi Taher, radikalisme dapat dipandang melalui makna positif dan negatif. Radikalisme bermakna positif sebab mengandung pengertian tajdid (pembaharuan) dan islah (perbaikan), yang berarti suatu semangat perubahan menuju perbaikan.

Sedangkan, radikalisme bermakna negatif mengandung pengertian ifrath (keterlaluan) dan ghuluu (melampui batas).

Ciri-Ciri Radikalisme

Beberapa orang seringkali, belum mengenali perbuatan atau tindakan yang berbau radikalisme. Hal itu juga terjadi pada kasus terorisme. Kebanyakan orang juga menyamakan kedua hal tersebut.

Padahal, apabila dilihat secara detail, kedua hal itu sangatlah berbeda. Adapun ciri ciri radikalisme yang dapat dipergunakan untuk lebih memahami paham radikalisme sendiri.

  • Terjadi sebagai bentuk pemberontakan atau penentangan terhadap tatanan publik yang ada.
  • Akan berusaha untuk menyingkirkan siapapun yang mengahalangi tujuannya.
  • Berbagai aksi teror dan kekerasan akan terus dilakukan,sampai mendapat respon dari pusat mengenai tuntutan yang diajukannya.
  • Akan melakukan berbagai hal untuk mencapai tujuannya.Salah satunya dengan menghalalkan jalan kekerasan sampai dengan pembunuhan.
  • Memadang bahwa paham yang dianut adalah paham yang paling benar. Dan juga kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pedoman yang mereka yakini adalah pedoman yan tepat untuk mengatur tata pemerintahan yang ada.
  • Tidak membuka pemikiran terhadap segala perbedaan dan perkembangan yang ada.Para penganut radikalisme seringkali hanya terbuka dengan orang sekelompoknya.
  • Memaksakan kehendak dengan apa yang sudah ditetapkan. Salah satunya adalah kebijakan pemerintah.

Faktor Penyebab Radikalisme

Perkembangan radikalisme tentunya didukung dengan beberapa faktor penyebab. Berikut beberapa faktor yang menyebabkan paham radikalisme semakin berkembang di kalangan masyarakat.

  • Faktor Pemikiran

Salah satu yang menyebabkan paham radikalisme semakin berkembang adalah faktor pemikiran. Yang mana penganut paham radikalisme lebih menekankan bahwa semua yang terjadi harus bersesuaian dengan pemahaman yang mereka pegang. Mereka tidak akan mentoleransi segala perbedaan yang ada.

Karena pada dasarnya, mereka lebih cenderung tertutup dengan perubahan dan perbedaan. Adanya pemikiran mereka yang terlalu tertutup menyebabkan mereka tidak dapat melihat, mana yang benar dan mana yang salah.

Sehingga, mereka hanya fokus memaksakan apa yang mereka yakini kepada orang lain. Salah satunya dengan menuntut perubahan mengenai tatanan pemerintahan.

  • Faktor Ekonomi

Keadaan ekonomi juga dapat mendasari seseorang lebih menekankan pemahamannya mengenai radikalisme. Dengan adanya tuntutan perekonomian dan berbagai himpitan lainnya, dapat memaksa seseorang untuk melakukan aksi teror. Yang mana aksi teror tersebut ditujukan untuk menuntut adanya perubahan dari sisi pemerintah.

Mereka juga beranggapan semua hal kemiskinan, pengangguran, dan problematika ekonomi yang terjadi disebabkan oleh ketidakbecusan pemerintah dalam mengelola pemerintahannya. Sehingga hal itu memperkuat pendapat mereka bahwa pemahaman mereka lebih baik dibanding dengan pemerintah.

Atas hal tersebut, mereka tidak akan segan segan untuk melakukan berbagai cara diluar nalar untuk mengubah tatanan yang ada.

  • Faktor Politik

Pemerintahan yang baik dan lebih menekankan kepada pelayanan masyarakat mungkin tidak akan memicu adanya radikalisme. Berbeda apabila pemerintah hanya mementingkan kepentingannya pribadi. Dan hanya memanfaatkan pajak dari masyarakat.

Tentunya menimbulkan banyak pertentangan,terlebih dari masyarakat yang berkeyakinan radikalisme. Tentunya mereka akan menggunakan segala cara untuk melengserkan pemerintahan.

  • Faktor Sosial

Faktor sosial tentu masih erat kaitannya dengan faktor perekonomian. Masyarakat yang terlilit berbagai himpitan permasalahan ekonomi, akan lebih cenderung menyalakan pemerintah.

Sehingga untuk mengatasi permasalahan hidup mereka, mereka mencari perlindungan kepada ulama yang radikal. Yang mana sepaham dengan mereka.

Dengan bergabungnya mereka dengan ulama radikal, tentunya menambah kekuatan dari ulama untuk melakukan serangan terhadap pemerintah.baik dalam bentuk teror yang berkepanjangan atau kekerasan fisik.

  • Faktor Psikologis

Masyarakat yang mengalami depresi dan kehilangan tujuan, seringkali menjadi sasaran empuk untuk para penganut paham radikalisme. Mereka mereka yang memiliki permasalahan psikologis tentunya dapat dengan mudah untuk dihasut dan diperdaya.

Orang orang yang memiliki gangguan mental itu akan diajak untuk bergabung dengan organisasi radikalnya. Makanya, semua orang yang tergabung dalam organisasi radikal belum tentu mengetahui apa yang mereka lakukan itu. Sebab ajakan ajakan yang ditujukan pada sembarang orang.

Pendidikan sendiri merupakan pengajaran yang baik yang tidak akan menjadi faktor tumbuhnya radikalisme sendiri. Namun, radikalisme sendiri dapat hadir akibat pola pendidikan yang salah. Terutama yang erat hubungannya dengan pendidikan agama.

Apabila terjadi kekeliruhan dalam penyampaiannya akan menyebabkan kesalahpahaman yang berefek pada penyimpangan. Salah satunya adalah paham radikalisme.

Cara Mengatasi Paham Radikalisme

Agar paham radikalisme tidak semakin menyebar dan melebar ke masyarakat. Hendaknya ada beberapa hal harus dilakukan untuk menghentikan penyebarannya. Berikut cara untuk memberantas paham radikalisme.

  • Meningkatkan pemahaman mengenai agama

Faktor yang berperan besar dalam menimbulkan paham radikalisme adalah pemahaman yang minim akan sebuah agama. Seseorang yang tidak memahami secara betul agama yang dianutnya, akan mudah terombang ambing dan dihasut oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab. Salah satu yang menjadi contohnya adalah kegiatan terorisme yang beberapa tahun kebelakang.

Yang mana kelompok teror itu mengatasnamakan islam sebagai dasarnya. Padahal dalam islam tidak pernah mengajarkan adanya kekerasan. Mereka mengatasnamakan semua tindakan dan perilaku mereka sebagai sebuah jihad atau jalan menegakan agama.

Yang mana hal tersebut disebabkan karena pemikiran yang dangkal terhadap sebuah agama. Organisasi itu menyalahartikan jihad sendiri sebagai sebuah kekerasan. Yang mana sangat bertolak belakang dnegan karakteristik islam.

  • Menjaga Persatuan dan Kesatuan

Sebagai negara yang majemuk, Indonesia sangat rentan menjadi sasaran radikalisme. Dengan upaya menjaga persatuan dan kesatuan akan lebih meminimalisir keinginan untuk bertindak anarkis terhadap negara. Yang nantinya berdampak pada disintegrasi bangsa.

Contoh Tindakan Radikalisme

Berikut tindakan tindakan radikalisme yang pernah terjadi di Indonesia.

  • Gerakan Aceh Merdeka (GAM)

Gerakan Aceh Merdeka merupakan sebuah gerakan radikalisme yang dipelopori berdirinya oleh Teuku Muhamad Di Tiro. Dalam perkembangannya, beliau mendeklarasikan kemerdekaan wilayah aceh secara sepihak. Yang diberi nama Gerakan Aceh merdeka.

Pembentukan GAM sendiri ditujukan untuk memisahkan diri dari Republik Indonesia. Dan memutuskan untuk mendirikan negara sendiri serta melakukan berbagai perbaikan pada seluruh aspek kehidupannya.

  • Darul Islam /Tentara Islam Indonesia

DI/TII telah berdirinya diberbagai wilayah Indonesia.Wilah wilayah itu mencakup pulau Jawa, Sulawesi Selatan dan Aceh. Pembentukan DI/TII ini bertujuan untuk mengganti tatanan pemerintah Indonesia berdasarkan dengan Islam.

Selain itu, DI/TII juga bertekad untuk menjadi bangsa Indonesia sebagai negara Islam yang merdeka. Untuk dapat melancarkan tujuannya, DI/TII telah melakukan perlawanan dan penyerangan terhadap pasukan Indonesia.

Tak hanya sampai disitu, DI/TII juga melakukan penculikan dan penyiksaan terhadap para dokter dan pemuka agama kristen.

fbWhatsappTwitterLinkedIn