Dalam menulis karya sastra kita akan dihadapkan pada pemilihan kata atau diksi untuk membuat karya yang dihasilkan menjadi lebih indah dan kaya makna. Secara umum, diksi merupakan pemilihan kata yang paling sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan ide, pemikiran, atau perasaan secara tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahan tafsir.
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Adapun pengertian diksi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Berdasarkan makna lesikalnya, diksi dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
Sinonim adalah dua kata berbeda yang memiliki makna sama.
Contoh sinonim antara lain:
Antonim adalah dua kata yang memiliki makna berlawanan satu sama lain.
Contoh antonim adalah:
Homonim adalah dua kata yang memiliki pelafalan dan ejaan yang sama, akan tetapi maknanya berbeda satu sama lain.
Contoh homonim adalah:
Homofon adalah dua kata yang sama dalam pelafalannya, akan tetapi memiliki makna dan penulisan atau ejaan yang berbeda.
Contoh homofon adalah:
Homograf adalah dua buah kata yang memiliki tulisan atau ejaan yang sama, namun berbeda makna dan pelafalannya.
Contoh homograf adalah:
Polisemi adalah satu kata yang bisa memiliki lebih dari satu makna tergantung pada konteks kalimatnya. Sekilas polisemi mirip dengan homonin, akan tetapi ada perbedaan diantara keduanya.
Homonim berasal dari dua kata yang memang berbeda asal katanya. Sementara polisemi merupakan satu kata yang sama, akan tetapi berbeda makna ketika digunakan dalam konteks kalimat yang berbeda.
Untuk lebih jelas, polisemi bisa dilihat dari beberapa contoh berikut:
Akar
Anak
Buah
Hipernim adalah kata yang maknanya umum dan digunakan untuk mewakili kata-kata khusus lainnya. Sementara itu, hiponim adalah kata khusus yang maknanya diwakili oleh hipernim.
Contohnya adalah pada kalimat berikut:
Toko itu menjual banyak sekali jenis bunga seperti melati, mawar, anggrek, kamboja, dan sebagainya. Dalam kalimat tersebut “bunga” adalah hipernim sedangkan “melati, mawar, anggrek, kamboja” adalah hiponim.