Dalam menulis karya sastra kita akan dihadapkan pada pemilihan kata atau diksi untuk membuat karya yang dihasilkan menjadi lebih indah dan kaya makna. Secara umum, diksi merupakan pemilihan kata yang paling sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan ide, pemikiran, atau perasaan secara tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahan tafsir.
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Adapun pengertian diksi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
- Susilo Mansurudin menyatakan bahwa diksi sebagai sebuah pemilihan kata yang sesuai dan tepat yang dapat memberi nilai pada kata tersebut untuk para pembaca.
- Keraf menyatakan bahwa diksi adalah pemakaian kata yang digunakan untuk menginformasikan gagasan dalam bentuk kelompok kata yang sesuai dan tepat dengan situasi.
- Sementara Enre menyebutkan diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam mewakili perasaan yang nyata dalam pola kalimat.
Berdasarkan makna lesikalnya, diksi dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Sinonim
Sinonim adalah dua kata berbeda yang memiliki makna sama.
Contoh sinonim antara lain:
- Ganteng – Tampan
- Gelap – Gulita
- Mentari – Matahari
- Melihat – Menonton
- Cantik – Jelita
2. Antonim
Antonim adalah dua kata yang memiliki makna berlawanan satu sama lain.
Contoh antonim adalah:
- Gelap >< Terang
- Kaya >< Miskin
- Ramai >< Sepi
- Baik >< Buruk
- Tinggi >< Pendek
3. Homonim
Homonim adalah dua kata yang memiliki pelafalan dan ejaan yang sama, akan tetapi maknanya berbeda satu sama lain.
Contoh homonim adalah:
- Bisa yang bermakna mampu dan Bisa yang bermakna racun binatang.
- Bulan dalam penanggalan dan Bulan sebagai satelit bumi.
- Genting yang berarti atap dan Genting yang berarti keadaan darurat
4. Homofon
Homofon adalah dua kata yang sama dalam pelafalannya, akan tetapi memiliki makna dan penulisan atau ejaan yang berbeda.
Contoh homofon adalah:
- Bank (lembaga keuangan) dan Bang (panggilan kepada laki-laki yang lebih tua)
- Masa (waktu) dan Massa (satuan berat, bisa juga bermakna kumpulan banyak orang)
- Sangsi (keraguan) dan sanksi (denda atau hukuman)
- Rok (busana bawahan wanita) dan rock (jenis aliran musik)
5. Homograf
Homograf adalah dua buah kata yang memiliki tulisan atau ejaan yang sama, namun berbeda makna dan pelafalannya.
Contoh homograf adalah:
- Apel yang bermakna buah dan Apel yang bermakna upacara singkat.
- Mental yang bermakna kondisi kejiwaan dan Mental yang bermakna terpantul.
- Serak yang berarti suara parau dan Serak yang berarti berantakan
6. Polisemi
Polisemi adalah satu kata yang bisa memiliki lebih dari satu makna tergantung pada konteks kalimatnya. Sekilas polisemi mirip dengan homonin, akan tetapi ada perbedaan diantara keduanya.
Homonim berasal dari dua kata yang memang berbeda asal katanya. Sementara polisemi merupakan satu kata yang sama, akan tetapi berbeda makna ketika digunakan dalam konteks kalimat yang berbeda.
Untuk lebih jelas, polisemi bisa dilihat dari beberapa contoh berikut:
- Bintang di langit malam ini nampak indah
- Anak itu adalah seorang bintang kelas yang berbakat
- Wanita itu memulai debutnya menjadi bintang film
Akar
- Tumbuhan dikotil memiliki akar tunggang
- Bagaimanapun juga kita harus menyelesaikan masalah hingga ke akarnya.
- Penyebab rambut rontok adalah karena akarnya yang lemah.
Anak
- Mereka memiliki 3 orang anak kembar
- Untuk mencapai puncak candi, kita harus menaiki ratusan anak tangga
- Anak buah kapal pesiar itu berhasil menyelamatkan penumpang ketika kapal mulai tenggelam.
Buah
- Perempuan itu menjadi buah bibir di kampungnya
- Ayah membawa banyak sekali buah tangan sepulang dari luar kota
- Aku sangat suka buah jambu merah
7. Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata yang maknanya umum dan digunakan untuk mewakili kata-kata khusus lainnya. Sementara itu, hiponim adalah kata khusus yang maknanya diwakili oleh hipernim.
Contohnya adalah pada kalimat berikut:
Toko itu menjual banyak sekali jenis bunga seperti melati, mawar, anggrek, kamboja, dan sebagainya. Dalam kalimat tersebut “bunga” adalah hipernim sedangkan “melati, mawar, anggrek, kamboja” adalah hiponim.