Menurut Soedarsono tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan melalui gerak-gerak yang ritmis dan indah. Gerakan tari bisa berupa gerakan tangan, kaki, badan, maupun gerak kepala.
Gerak merupakan unsur utama dalam seni tari yang memiliki elemen-elemen yang mendasarinya. Berikut adalah penjelasan mengenai elemen-elemen gerak dalam seni tari.
Ruang
Elemen gerak tari yang pertama adalah ruang. Secara umum, unsur ruang dalam seni tari bisa diartikan menjadi dua hal, yakni ruang sebagai tempat atau panggung dimana tarian ditampilkan dan yang kedua adalah ruang yang diciptakan oleh penari ketika melakukan gerakan tari.
Pertama, ruang sebagai tempat tempat atau panggung dimana tarian ditampilkan merupakan wujud ruang secara nyata. Ruang ini adalah area atau wilayah yang dilalui oleh penari saat menari.
Dalam hal ini, ruang diwujudkan dalam bentuk tempat pertunjukan, seperti prosenium atau tempat pertunjukan lainnya, seperti panggung, lapangan, maupun halaman terbuka.
Kedua, ruang yang diciptakan oleh penari pada saat menampikan tarian. Ruang ini tidak berwujud nyata serta bersifat fleksibel, bisa luas maupun sempit, tergantung pada jenis gerakan yang dilakukan oleh penari.
Waktu
Elemen gerak tari yang kedua adalah waktu. Unsur waktu terkait dengan lamanya sebuah gerakan tari dilakukan. Unsur waktu memiliki peran penting dalam memberikan napas pada tarian sehingga tarian akan tampak lebih hidup dan dinamis.
Wujud unsur waktu dalam sebuah tarian bisa dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
- Irama merupakan suatu ukuran atau ketetapan waktu yang dijadikan patokan atau pijakan pada saat melakukan gerak. Irama gerak tari dibedakan menjadi irama lambat, sedang, dan cepat.
- Ritme yaitu pengaturan waktu dalam melakukan rangkaian gerak dalam patokan irama tertentu.
- Tempo merupakan ukuran waktu yang dipergunakan dalam melakukan suatu ragam gerak tari.
Tenaga
Elemen gerak tari yang ketiga adalah tenaga. Tenaga merupakan kekuatan yang disalurkan dari seluruh tubuh untuk melahirkan gerakan tari.
Tenaga yang disalurkan haruslah diatur sesuai dengan kebutuhan dan tujuan gerakan tari yang dilakukan. Sebab, diantara keberhasilan sebuah tarian adalah penerapan tenaga yang proporsional.
Selain itu, dalam menyusun gerakan tari ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Diantaranya yaitu:
1. Arah
Arah dapat memberikan orientasi pada tarian. Arah pada sebuah tarian dikelompokkan menjadi dua macam, yakni sebagai berikut:
- Arah Hadap
Arah hadap adalah arah yang menunjukkan kemana penari menghadap. Arah hadap bisa berupa arah ke kanan, ke kiri, ke depan, ke belakang, menengadah, atau menunduk. - Arah Gerak
Arah gerak merupakan jenis arah yang menunjukkan kemana atau bagaimana penari bergerak. Contoh dari arah gerak adalah penari yang membuat lingkaran, gerak zig-zag, gerak berjalan maju dan mundur, gerak serong atau diagonal, maupun gerak spiral.
2. Level Tari
Level tari merupakan tingkat jangkauan gerak atau tinggi rendahnya gerak. Ada tiga level dalam menari, yaitu:
- Level Tinggi
Level tinggi dalam gerak tari dimulai dari posisi penari yang berdiri dengan kaki jinjit hingga gerakan meloncat, melompat, atau menjauhkan badan dari lantai - Level Sedang
Level sedang posisi dalam gerak tari adalah penari berdiri dengan posisi kaki agar ditekuk hingga posisi berdiri dengan kaki lurus biasa. - Level Rendah
Level rendah merupakan posisi penari yang melakukan tarian dengan duduk.
3. Kepadatan
Kepadatan merupakan penguasaan ruang oleh penari. Kepadatan ini merupakan hal yang penting, terutama dalam tari kelompok, sebab formasi penari di atas pentas akan mempengaruhi keindahan penyajian tari secara utuh.
4. Pola Lantai
Pola lantai merupakan garis khayal yang dilalui penari pada saat melakukan tarian. Secara umum, pola lantai dibagi menjadi pola garis lurus dan pola garis lengkung.
Dari pola lantai umum tersebut, kemudian bisa dikembangkan menjadi banyak jenis pola lantai. Misalnya pola lantai horizontal, vertikal, diagonal, persegi, dan zig-zag yang merupakan pengembangan dari pola lantai garis lurus.
Atau pola lingkaran, setengah lingkaran, dan angka delapan yang merupakan pengembangan dari pola lantai garis lengkung.