Ketahui 4 Jenis Inflasi dan Pengertiannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Secara sederhana inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang atau jasa yang terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu, inflasi sendiri memilki lawan yaitu deflasi yang artinya adalah kebalikan dari inflasi.

Inflasi sendiri dapat diukur berdasarkan tujuh pengelompokan yaitu, bahan makanan, makanan jadi minuman dan tembakau, perumahan, sandang, pendidikan dan olahraga, serta trnasportasi dan komunikasi.

Pengukuran ini di lakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang menangani serta memperhitungkan seluruh aspek kenaikan harga yang meluas sehingga bedampak terhadap munculnya insflasi atau deflasi dari suatu barang atau jasa.

 Inflasi sendiri memiliki target dan sasaran, inilah yang menjadi tingkatan yang harus di capai oleh Bank Indonesia, dengan melakukan koordinasi bersama pemerintah, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) atau PMK No.124/PMK 010/2017 tepatnya tanggal 18 September 2017 tentang sasaran inflasi tahun 2019, tahun 2020, dan tahun 2021.

Sasaran inflasi ditetapkan sebesar 3,5% tahun 2019, 3% tahun 2020, dan 3% tahun 2021 dengan devias imasing masing lebih kurang 1 %. Target inflasi tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaku usaha dan masyarakat dalam melakukan dan menggerakan perekonomian agar tetap rendah dan stabil.

Inflasi sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, simak penjelasannya di bawah ini.

Inflasi berdasarkan Tingkatannya

Inflasi memiliki jenis yang dikelompokan berdasarkan tingkatannya, yaitu:

  • Inflasi Ringan : memiliki nilai yang rendah yaitu dibawah 10 % Pertahunnya.
  • Inflasi Sedang : memiliki nilai diantara 10% sampai 30% pertahunnya.
  • Inflasi Berat : memiliki nilai diantara 30% sampai 100% pertahunnya.
  • Hiperinflasi : memiliki nilai yang tidak terkendali yaitu 100% pertahunnya.

Inflasi Berdasarkan Penyebabnya

  • Demand Pull Inflasion

Inflasi ini terjadi karena munculnya permintaan masyarakat yang tinggi terhadap suatu barang atau jasa, mengacu kepada hukum permintaan apabila kebutuhan atau permintaan banyak sedangkan jumlah barang stabil, maka harga barang bisa mengalami kenaikan yang drastis.

  • Cost Push Inflation

Meningkatnya jumlah biaya produksi dari suatu barang atau jasa, maka secara otomatis dapat memicu terjadinya inflasi yang tinggi.

  • Bottle Neck Inflation

Inflasi ini disebabkan oleh banyaknya permintaan dan penawaran suatu barang dan jasa, dalam faktor penawaran apabila kapasitas yang ada sudah terpakai keseluruhan sementara permintaan masih banyak, maka ini memicu terjadinya inflasi.

Inflasi Berdasarkan Sumbernya

  • Domestic Inflation

Kesalahan pengelolaan perekonomian dari sektor riil maupun sektor moneter yang terjadi di dalam negeri merupakan penyebab ternyadinya inflasi ini. Kesalahan pengelolaan ekonomi ini sering di lakukan oleh pelaku ekonomi dan masyarakat itu sendiri.

  • Imported Inflation

Kenaikan harga barang di luar negri yang menjadi kebutahan impor bagi masyarakat indonesia merupakan faktor utama terjadinya inflasi ini, tentunya hal ini terjadi bagi negara negara yang menganut sistem perekonomian terbuka.

Inflasi Berdasarkan Sifatnya

  • Inflasi Merayap (Creeping Inflation)

Inflasi ini terjadi ditandai dengan perjalanan inflasi yang lambat dengan persentase yang bergerak dengan lambat dan ditambah dengan jumlah atau nilai inflasi yang cenderung rendah.

  • Inflasi Menengah (Galloping Inflation)

Kenaikan harga dalam inflasi ini tergolong tinggi namun terkadang dalam waktu yang pendek serta memiliki sifat akselerasi, di mana harga barang mingguan/bulanan akan lebih tinggi dari pada harga belanja mingguan/bulanan yang terjadi sebelumnya.

  • Inflasi Tinggi (Hyper Inflation)

Inflasi ini terjadi apabila pemerintah mulai mengalami defisit anggaran belanja yang dibelanjai, sehingga uang berjalan begitu cepat dengan harga yang sangat tinggi, dampaknya masyarakat mengalami kemiskinan. Inflasi tentunya berdampak terhadap perekonomian nasional.

Di antaranya dapat mendorong penanaman modal yang spekulatif, berkurangnya investasi, menyebabkan daya saing terhadap produk produk di indonesia yang menyebabkan penjualan dan pembelian menjadi terganggu, dan faktor yang menjadi sorotan adalah sulit memperkirakan perekonomian di masa mendatang.                                                                                                                                                              

fbWhatsappTwitterLinkedIn