3 Jenis Tembang Jawa dan Contohnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Suku Jawa memiliki kebudayaan yang menarik. Salah satunya adalah tembang atau lagu (krama: sekar) yang mencerminkan pribadi orang-orangnya.

Tak hanya itu, tembang Jawa juga memiliki tujuan dan filosofinya masing-masing. Hal ini perlu diketahui sebab mempelajari budaya adalah tugas penting agar bangsa kita tetap memiliki identitas yang beragam dan budaya kita semakin lestari.

Tembang Jawa terikat oleh beberapa aturan yaitu guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu.

Tembang Jawa ini pun dikategorikan menjadi beberapa jenis karena penggunaannya berbeda-beda. Berikut adalah jenis-jenis tembang Jawa beserta contohnya:

1. Sekar Ageng (Tembang Gedhe)

Sekar ageng ini merupakan lagu yang memiliki lirik berupa puisi yang pola dan isinya sangat terstruktur sehingga memiliki keindahan kata-kata.

Tembang ini biasa digunakan untuk membuka gendhing Jawa, dinyanyikan untuk pementasan wayang dengan diiringi gamelan dalam menyanyikannya.

Kemunculan tembang ini diperkirakan sejak zaman kerajaan kuno. Contoh dari sekar ageng ini adalah Candrakusuma, Kusumastuti, Maduretna, Citramengeng, dan Tepikawuri.

2. Sekar Madya (Tembang Tengahan)

Sesuai sebutannya, sekar madya muncul setelah sekar ageng. bahasa yang digunakan dalam sekar madya tidak seindah sekar ageng karena menggunakan bahasa yang lebih modern sehingga lebih mudah dimengerti.

Bahasa yang digunakan juga merupakan bahasa madya khasJawa tengahan.

Lirik dari tembang ini juga merupakan puisi tradisional Jawa. Contoh dari sekar madya adalah Girisa, Balabak, Wirangrong, Juru Demung.

3. Sekar Alit (Tembang Cilik)

Sekar alit merupakan tembang yang paling modern. Tembang ini diperkirakan muncul pada zaman akhir kerajaan Mataram.

Lirik yang terkandung juuga berupa puisi tradisi yag memiliki pola khuus, terikat oleh guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu. Meski memiliki intonasi, lagu-lagu sekar alit tidak diiringi oleh gendhing atau gamelan. Sekar alit biasanya diasosiasikan dengan macapat.

Contoh dari sekar alit adalah Megatruh, Kinanthi, Bapak pocung, Gambuh, Durma, dan sebagainya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn