Daftar isi
Jepang adalah salah satu negara yang ada di Asia Timur sekaligus menjadi negara termaju di wilayah Asia. Meski sudah menjadi negara dengan teknologi canggih namun bangsa Jepang tidak meninggalkan budayanya. Bahkan budaya Jepang semakin dilirik oleh dunia. Berikut ini adalah kebudayaan asal Jepang yang mendunia dengan ciri khas dan keunikan yang dimilikinya.
Saat mendengar tentang dunia hiburan dari Jepang nama Geisha pasti akan langsung terlintas. Budaya ini sudah ada sejak sejak tahun 1600 an untuk geisha pria namun karena mengalami penurunan kemudian digantikan oleh wanita pada tahun 1700 an. Kata geisha sendiri dalam bahasa Jepang bermakna “orang seni”.
Geisha saat ini telah menjadi ikon wanita cantik Jepang yang tidak hanya menjadi budaya tetapi juga sebagai pekerjaan. Tugasnya adalah menghibur orang lain dengan cara menari-nari.
Ternyata menjadi geisha harus melalui pelatihan terlebih dahulu bahkan selama bertahun-tahun. Pada masa pelatihan ini calon geisha disebut sebagai Maiko ketika lulus barulah disebut geisha. Ciri khas dari seorang geisha adalah mengenakan kimono dengan riasan bedak putih tebal yang disebut oshiroi. Perlu diketahui bahwa geisha berbeda dengan PSK mereka adalah para seniman.
Kimono dan Yukata mungkin menjadi pakaian tradisional dari suatu negara yang paling terkenal di dunia. Kimono pertama kali dikenakan oleh orang-orang Jepang pada periode Heian atau sekitar tahun 794-1185 M. Keunikan dari pakaian kimono adalah bentuknya yang menyerupai huruf T dengan lengan yang panjang dan melebar pada bagian pergelangan dan memiliki motif yang berbeda-beda menyesuaikan dengan musim
Sementara itu Yukata biasanya dikenakan hanya pada musim panas dengan bahan yang lebih tipis yakni bahan katun. Dibandingkan dengan kimono, yukata memiliki motif yang lebih sederhana dan kasual serta biasanya digunakan di dalam rumah.
Jepang sangat kental dengan budaya minum teh bahkan terdapat upacaranya yang dikenal sebagai Sadō. Upacara minum teh ini sudah ada sejak abad ke 9 yang mana pada saat itu masih menggunakan fermentasi yang dikenal dengan nama teh oolong dan masih eksis hingga hari ini.
Upacara ini memiliki dua jenis yaitu yang tidak terlalu formal (Ochakai) dan yang formal serta sakral (Chaji). Pada Ochakai biasanya tuan rumah akan mengundang kerabat atau teman untuk datang ke rumahnya kemudian disajikan teh yang telah disiapkan oleh seniman khusus yang mendalami seni teh. Sementara itu Chaji pada umumnya berlangsung selama lebih dari 4 jam dan lebih formal.
Dalam pelaksanaannya pu terdapat tata cara khusus seperti dekorasi ruangan dan menyiapkan peralannya.
Tako adalah sebuah kesenian layang-layang dari Jepang yang biasanya diterbangkan ketika tahun baru dan juga pada festival budaya. Festival Tako diselenggarakan sekitar tanggal 3–5 Mei dan yang paling besar ada di Hamamatsu, Prefektur Shizuoka. Festival ini diselenggarakan untuk merayakan bayi-bayi yang baru lahir di kota tersebut dengan harapan akan mendapatkan kesehatan dan kesejahteraan.
Layang-layang sendiri sudah ada sejak periode Heian dan masih dilestarikan hingga hari ini. Bahkan menerbangkan layang-layang di Jepang sebagai bagian dari olahraga. Dalam festival Tako akan ada ribuan layang-layang yang diterbangkan.
Kesenian lain dari Jepang yang mendunia adalah seni melipat kertas yang kita kenal sebagai origami. Kesenian yang saat ini dapat dijumpai di seluruh penjuru Bumi ini mulai berkembang di Jepang saat abad ke 7 masehi. Kesenian ini mengubah kertas menjadi berbagai macam bentuk tanpa menggunakan gunting dan lem sebagai ciri khasnya. Saat ini origami bahkan diajarkan di sekolah-sekolah tingkat taman kanak-kanak di berbagai negara termasuk Indonesia.
Mitama Matsuri merupakan sebuah festival di Jepang yang diadakan pada saat musim panas tiba. Festival ini diselenggarakan sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan dari Jepang yang gugur dalam Perang Dunia II. Pada acara ini akan ditemui ribuan lentera yang dipercaya sebagai penerang jalan bagi para roh pejuang.
Tak hanya lentera pada Mitama Matsuri juga terdapat rumah hantu yang disebut sebagai obake berbagai macam kuliner serta atraksi permainan drum. Puncak dari acara ini adalah parade yang membawa tandu besar atau mikoshi ke kuil.
Masyarakat Jepang memang sangat menggemari sebuah festival atau perayaan. Salah satu perayaan yang paling unik adalah menyabut mekarnnya bunga sakura. Pada festival ini masyarakat umum diperkenan untuk menyaksikan dan menikmati keindahan bunga sakura. Budaya ini sudah dilestarikan masyarakat Jepang sejak ribuan tahun lalu dan terus dipertahankan hingga saat ini.
Pada perayaan ini orang-orang akan datang dengan membawa alas untuk duduk dan membawa makanan untuk dinikmati bersama kerabat maupun teman. Karena bunga sakura hanya mekar sekali dalam satu tahun maka acara ini juga diadakan satu tahun sekali. Waktu terbaik untuk mengikuti festival ini adalah bulan April namun bisa juga pada kurun waktu Maret–Mei.
Setelah membahas festival Hanabi kali ini kita akan membahas perayaan Hanabi yakni pesta kembang api di Jepang. Sejak dahulu masyarakat Jepang menyukai kembang api dan sejak zaman Edo berkembang menjadi sebuah perayaan yang meriah untuk menyambut musim panas.
Setelah mengalami krisis sehingga banyak menimbulkan korban jiwa karena kelaparan, perayaan ini diselenggarakan untuk mengenang para arwah. Tradisi ini sudah berlangsung sejak tahun 1733 di tepi sungai Sumida. Oleh sebab itu festival ini dikenal juga dengan naman Sumida River Fireworks.
Festival kembang api meriah lainnya yang ada di Jepang adalah Festival Kembang Api Nagaoka yang diadakan di kota Nagaoka prefektur Niigata. Perayaan ini diadakan untuk pertama kalinya yakni pada tanggal 1 Agustus 1945 sebagai pembangkit semangat untuk memulihkan keadaan negeri setelah kekalahannya dalam Perang Dunia II.
Keunikan dari pesta ini adalah adanya parade replika kendaraan suci dari kuil yang disebut mikoshi. Untuk melihat puluhan ribu kembang api di festival ini kamu bisa datang pada hari ke dua dan ke tiga.
Tenjin Festival adalah perayaan megah dari Jepang yang diselenggarakan di kota Osaka. Festival ini merupakan salah satu perayaan kembang api namun diiringi dengan pertunjukan kapal kuil sebagai ciri khasnya.
Festival ini bermula pada tahun 951 di Kuil Shinto Tenmangu untuk memberikan penghormatan kepada Sugawara Michizane sang dewa pengetahuan dan belajar Jepang. Acaranya di mulai pada tanggal 24 Juli dengan puncak acaranya yakni pada malam 25 Juli dengan mengapungkan 100 kapal di Sungai Okawa. Festival ini dianggap sebagai salah satu festival paling utama dan teratas di Jepang.
Tak hanya seni melipat kertasnya saja yang terkenal, seni merangkai bunga dari Jepang pun dikenal oleh masyarakat dunia. Kesenian tersebut adalah ikebana yang sudah ada sejak abad ke 6 Masehi. Berbeda dengan seni merangkai pada umumnya yang mengedepankan unsur dekoratif, ikebana mengedepankan unsur harmoni kehidupan yang terdapat pada tiga tangkai utama.
Tangkai utama tersebut merepresentasikan langit, bumi dan manusia. Seniman ikebana harus memperhatikan setiap harmonisasi dalam merangkai dan memberikan ruang pada setiap bunga seperti kehidupan di alamnya. Diketahui seni ini berasal dari era animisme dimana orang Jepang memetik bunga kemudian menyusunnya kembali sebagaimana mestinya karena mereka percaya bahwa para dewa hidup di dalam bunga.
Panggung drama dari Jepang juga sangat khas dan terkenal yakni teater Kabuki. Seni yang memadukan tarian dan musik ini pertama kali hadir di Jepang pada tahun 1600 an oleh Okuni di kuil Kitano Tenmangu dari Kyoto. Keunikan dari teater tradisional ini adalah busana yang dikenakan para pemainnya sangat mencolok dan mewah serta riasan wajahnya yang menggunakan oshiroi seperti geisha. Selain itu riasan wajah para pemain berdasarkan pada karakter atau emosi pemain.
Masing-masing negara memiliki seni bela diri sendiri seperti Jepang yang memiliki Sumo. Seni gulat ini sudah dikenal masyarakat Jepang sejak abad ke-8 Masehi khususnya berasal dari agama Shinto. Jika pada umumnya olahraga mengandalkan tubuh yang ideal pegulat Sumo (rikishi) harus memiliki tubuhnya yang tambun atau gemuk.
Postur tubuh yang besar berguna untuk mendorong dan menjatuhkan lawan ke luar arena. Hingga saat ini olahraga gulat ini masih terus dilestarikan dan diperlombakan secara profesional.