Pendidikan Agama

Kehidupan Pada Masa Dinasti Umayyah

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dinasti Umayyah adalah dinasti islam yang pertama kali berdiri dan berkuasa selama 90 tahun dimulai sejak 661 sampai 750 Masehi. Dinasti yang menempati kota Damaskus sebagai ibu kota ini juga merupakan kekhalifahan kedua setelah Abu Bakar Ar Rasyid sahabat Rasulullah. Lalu bagaimana dan seperti apa Dinasti Umayyah itu? Simak Pembahasannya sebagai berikut. 

Dinasti Umayyah berdiri pertama kali pada tahun 661 Masehi di Jazirah Arab oleh Muawiyah yakni gubernur Syiria ketika berada di bawah kepemipinan atau Kekhalifahan Rashidun. Munculnya dinasti ini berawal dari anak Ali bin Abi Thalib yakni Hasan merasa kepemimpinannya tidak sekuat ayahnya sehingga beliau membuat kesepakatan dengan Muawiyah untuk menjadi satu-satunya pemimpin. 

Sedangkan nama Umayyah sendiri berasal dari asal-usul atau nenek moyang dari Muawiyah yaitu Umayyah bin Abd Syams bin Abdu Manaf. Bani Umayyah adalah suku bangsa yang paling terkemuka pada masa Pra-Islam. Bani yang berasal dari suku Quraisy ini merajai perdagangan suku Quraisy dan berhasil menjalin kerjasama dengan ekonomi dan memiliki pasukan militer yang mampu menguasai Arab bagian gurun utara dan tengah. 

Pada abad ke 6 Bani Umayyah berkembang menjadi kelompok yang mampu memberikan kesejahteraan dan memiliki kekuasaan politik. Setelah wafatnya Rasulullah tepatnya pada tahun 630, Bani Umayyah yang pada saat itu dipimpin oleh Abu Sufyan ibn Harb berhasil menaklukan Mekah. Setelah itu, kelompok yang pada awalnya menentang Nabi Muhammad ini kemudian masuk Islam dan pindah ke Madina yang merupakan pusat politik Islam setelah diberikan kekuasaan politik. Tujuan Rasulullah memberikan kekuasaan politik adalah untuk mendamaikan Suku Quraisy dengan suku Islam lainnya. 

Pemimpin Dinasti Umayyah disebut sebagai khalifah dan yang pertama memimpin adalah putra dari Abu Sufyan dan Hindun binti ‘Utbah yang bernama Muawiyah dan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad. Selama berdirinya dinasti ini memiliki total 14 khalifah dalam kurun waktu 365 tahun. 

Berikut ini adalah gambaran dari kehidupan dalam berbagai bidang yang berlangsung selama dinasti Umayyah berkuasa. 

Sistem Ekonomi 

Dinasti Umayyah bergantung pada sektor perdagangan dan pertaniannya. Kekhalifahan Bani Umayyah mengembangskan sistem fiskal sehinga kepemilikan tanah berubah ke arah yang lebih menguntungkan. Dengan sistem ini rakyat mendapatkan keuntungan yang lebih dalam bidang pertanian. Desa dan kota di bawah naungan dinasti ini pun semakin berkembang. 

Barang-barang hasil pertanian mereka biasanya diangkut dengan menggunakan unta yang sekaligus menjadi moda transportasi utama mereka. Barang dagangan Umayyah bervariasi seperti minyak wangi, perhiasan, hingga senjata perang dan juga hasil laut. Pusat Dinasti Umayyah yang berada di Cordoba bahkan dikenal sebagai sentral dari industri kain tenun, wol, tembikar dan kerajinan lainnya.

Dinasti Umayyah sudah melakukan hubungan dagang baik di dalam maupn luar negeri. 

Pada masa dinasti Umayyah tepatnya pada masa Khalifah Abdul Malik mengganti mata uang Bizantium dengan mencetak mata uang sendiri. 

Sosial dan Budaya

Kehidupan sosial dan budaya selama masa kekhalifahan Umayyah semakin berkembang beberapa diantaranya adalah dibangunnya pos-pos yang menawarkan kuda dan juga berbagai perlengkapannya. Bahasa resmi yang digunakan dalam pemerintahan juga berubah yakni menjadi bahasa Arab.

Dinasti Umayyah bahkan membangun panti asuhan untuk rakyatnya yang memiliki kebutuhan khusus. Para pekerja yang bertugas untuk membangun jalan dan bangunan lainnya dibayar selayaknya seorang pegawai. 

Kondisi masyarakat dinasti Umayyah dibagi menjadi 4 golongan yakni golongan kaum muslimin yang tertinggi, golongan muslimin baru (neo muslimin), anggota mazhab, dan golongan budak-budak. Kehidupan sosial dinasti Umayyah berjaya pada masa kekhalifahan Umar Ibn Abdul Aziz pada tahun 717-720 Masehi. Di tangan cicit Umar bin Khatab ini berkembang pesat pembangunan moral dan sosial bahkan beliau merangkul semua pihak oposisi Umayyah. 

Kebudayaan Islam yang didominasi oleh Arab bahkan dapat melebur menjadi satu dengan budaya Eropa. Akulturasi kedua budaya ini dapat terlihat pada a bidang pemerintahan dan militer, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian, gaya hidup dan masih banyak lagi.

Agama 

Meski Dinasti Umayyah merupakan kerajaan Islam namun khalifah membebaskan rakyatnya untuk memeluk agama yang diyakininya. Terutama pada masa khalifah Abdul Aziz dimana semua rakyat baik dari Arab maupun non-Arab dianggap satu atau sederajat. 

Mereka yang non muslim memiliki kewajiban dan hak yang sama bahkan para khalifah melindungi bangunan-bangun dan tempat ibadah mereka. 

Ilmu Pengetahuan 

Dinasti Umayyah tidak hanya berfokus pada kemajuan ekonomi dan pemerintahannya saja namun juga dalam bidang ilmu pengetahuannya. Hampir seluruh bidang ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang pesat seperti dalam penjelasan berikut ini. 

  • Bidang Agama 
    Masa Dinasti Umayyah, kegiatan berdakwah atau penyebaran agama di lakukan secara lebih luas dari pada sebelumnya. Pusat penyebaran agama berada di berbagai titik seperti Makkah, Madinah, Kufah, Bashrah, Fustat, hingga Damaskus. Para ulama atau guru mengajarkan tentang fiqih, Al-quran, hadist, hingga ilmu tafsir. Tokoh agama yang muncul pada masa dinasti ini antara lain Imam Bukhari, Imam Muslim, Abu Daud, dan lainnya, ilmu fiqih dengan tokoh besar seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Nafi’ bin Abdurrahman, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Ibnu Katsir dan masih banyak lagi. 
  • Bidang Bahasa
    Bahasa Arab sudah muncul sebelum Dinasti Umayyah berkuasa namun hanya dalam bentu lisan saja. Sehingga masyarakatnya belum banyak yang mengenal tentang baca dan tulis. Ketika dinasti ini berkuasa diciptakanlah kamus-kamus dan kaidah bahasa Arab. Bahkan bahasa Arab telah dikodifikasi oleh para ahli sesuai dengan cabang bahasanya. 
  • Bidang Sejarah 
    Di bidang sejarah, Dinasti Umayyah melalui sahabat-sahabat Rasulullah berhasil mencatat perjalan Nabi Muhammad. Perjalanan tersebut kemudian dibukukan oleh Ibnu Syihab Az-Zuhri dengan judul Al-Maghazi dan Al-Sirah. Adapun tokoh sejarah dari dinasti Umayyah antara lain Ibnu Ishaq Al-Waqidi, Ibnu Hisyam, dan Muhammad bin Umar Al-Waqidi. 
  • Bidang Sastra
    Pada masa Dinasti Umayyah, puisi dan syair turut berkembang pesat termasuk aliran-aliran di dalamnya. Aliran puisi dan syair yang muncul pada masa ini adalah syair gazhal yang berkisah tentang romantisme dan erotsme serta aliran Al-Syi’r Al-Hizbi yang berisi tentang hal-hal berbau politik. 
  • Bidang Sains
    Berkat Khalid bin Yazid bin Muawiyah yang telah menuntut ilmu di Alexandia Mesir, Ia berhasil menerjemahkan buku-buku pengetahuan sains Yunani ke dalam bahasa Arab. Buku tersebut antara lain mengenai ilmu kimia, farmasi, kedokteran dan juga matematika. Hal tersebut tentu membawa dampak yang sangat besar bagi kemajuan sains di Dinasti Umayyah. 
  • Ilmu Kalam
    Ilmu kalam merupakan sebuah bidang pengetahuan yang berkaitan dengan ketuhanan dan Rasul. Pada masa kekuasaan Dinasti Umayyah, bidang ini berkembang menjadi beberapa aliran seperti Jabariyah, Qadariyah, dan jga Mu’tazilah. 

Militer 

Sebagaimana militer merupakan hal penting bagi sebuah kerajaan, militer Dinasti Umayyah telah mencapai kemajuan yang signifikan yakni dengan mengadopsi metode dari militer Romawi. Pada masa kekhalifahan Muawiyah jumlah pasukan Umayyah telah menyentuh angka 60.000 orang yang dipilih dari berbagai kota dan 1.700 kapal perang. 

Setiap anggota pasukan Umayyah dilatih hingga mahir untuk menggunakan berbagai senjata seperti tombak, busur, panah, lembing, pedang bermata dua, dan perisai panjang. Tak hanya itu anggotanya akan diberikan jaminan termasuk untuk keluarganya sebesar 1000 dirham.