Kredit Selektif: Pengertian – Tujuan dan Contohnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Menyapa lahan ekonomi pasti dekat jaraknya dengan kredit. Kredit diperlukan demi berjalannya rotasi ekonomi yang seimbang. Suatu kredit yang baik akan mengandalkan proses yang selektif bagi calon penerima kredit tersebut. Berikut akan dibahas mengenai kredit selektif.  

Pengertian Kredit Selektif

Kalau melihat bidang ekonomi pasti pandangan akan jatuh pada uang. Uang merupakan primadona yang menjadi nomor satu di bidang ekonomi. Dengan adanya uang serta rotasi uang yang baik, uang dapat memberikan dampak pada ekonomi yang sehat dan seimbang.

Berbicara mengenai uang, lekat pula hubungannya dengan kredit. Kredit yaitu situasi dimana uang yang dipinjam dan pengembaliannya dibayar secara bertahap.

Kredit menjalankan aksinya bak penolong dikala situasi dan kondisi ekonomi yang kurang baik. Kredit menjadi dewa penyelamat dan bisa menjalankan kembali roda ekonomi yang jalannya sedang mengalami kemacetan.

Dengan adanya kredit, kehidupan pun dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Adanya kredit pun tidak lepas dari proses seleksi yang menjadi tolak ukur. Proses tersebut dijalankan demi terciptanya kredit yang sehat dan tidak main-main.

Aktivitas yang menjadi tolak ukur suatu kredit memerlukan suatu kredit selektif. Kredit selektif menjadi landasan bagi suatu badan atau bank dalam memilah atau menyaring yang berhak mendapatkan kredit tersebut.

Artinya, ketika seseorang yang mengajukan pinjaman, peminjam akan diseleksi sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan. Jika lulus, ia pengajuan kredit akan diterima dan diprose. Sebaliknya, jika gagal, pengajuan kredit ditolak.

Tujuan Kredit Selektif

Kredit yang ada tentunya memiliki tujuan yang baik agar memberikan dampak yang baik pula. Sebuah bank atau badan yang mengijinkan peminjaman uang kepada nasabahnya akan melakukan kredit selektif dalam prosesnya.

Kredit selektif bertujuan untuk memilah dan memilih secara bijak nasabah yang mengajukan pinjaman. Dengan menerapkan kredit selektif, bank dapat menentukan hal-hal yang menjadi tolak ukur bagi nasabahnya.

Dari hal itu pula nasabah yang mengajukan pinjaman paham dengan baik tolak ukur tersebut dan pengajuan kredit dapat dipertanggungjawabkan. Karena tidak semua dapat mendapatkan jalan mulus ketika pengajuan kredit, kredit selektif juga membantu dalam peredaran uang ke kalangan publik atau masyarakat.

Syarat dan Pengawasan Kredit Selektif

Pada penerapan kredit selektif memiliki syarat-syarat yang ditujukan pada penerima kredit. Dengan mengandalkan syarat-syarat tersebuk akan memudahkan pada proses pemilihan yang dilakukan.

Kredit selektif memiliki lima syarat yang harus dilihat. Lima syarat tersebut tersebut yaitu character, capacity, capital, collateral, serta condition of economic. Syarat kredit selektif dilihat dari character calon penerima kredit. Character menjadi tolak ukur yang digunakan untuk melihat niat dan perilaku calon penerima kredit.

Character juga dapat memeberikan petunjuk bagi kesungguhan pengajuan kredit yang dilakukan. Setelah melihat character, kredit selektif melihat capacity dari calon penerima kredit.

Syarat capacity memberikan info mengenai kapasitas calon penerima terhadap dana yang didapatkan. Capacity juga memberikan gambaran akan kemampuan atau usaha yang dilakukan penerima kredit akan dana tersebut. Sehingga, dana yang dipinjam dapat mendatangkan untung.

Syarat capital yaitu dana atau keadaan keuangan yang dimiliki pemohon kredit. Syarat ini memberikan info tentang background ekonomi dari pemohon kredit.

Collateral menjadi syarat jaminan yang ada di kredit selektif. Jaminan yang dimaksud yaitu sesuatu yang dapat dipegang ketika penerima kredit menerima kredit. Jaminan bagai janji yang diberikan oleh pemohon kredit. Jika pemohon kredit tidak dapat melunasi pembayaran, makan jaminan tidak akan kembali ke penerima kredit.

Kredit selektif juga melihat syarat condition of economic. Syarat ini menggambarkan situasi dan kondisi ekonomi yang ada. Dengan melihat condition of economic, akan memberikan gambaran bagi pemberi dan penerima kredit.   

Kredit selektif juga terdapat pengawasannya sendiri. Pengawasan dari kredit selektif terletak pada syarat-syarat yang ada. Syarat ini tentunya akan mengawasai secara tepat akan kredit selektif tersebut.

Contoh Kredit Selektif

Contoh kredit selektif yaitu sebagai berikut. Seorang pemohon kredit mengajukan dirinya untuk mendapatkan kredit. Kondisi ekonominya juga memenuhi dalam syarat yang ada.

Maka, kreditnya akan lolos. Sebaliknya, jika keadaan ekonominya tidak bagus serta tidak ada jaminan, maka memungkinkan kredit yang dimohon tidak dapat terkabul.

fbWhatsappTwitterLinkedIn