Pernahkah kalian mendengar kata kultur jaringan? Apa kultur jaringan itu? Dan bagaimana sih teknik kultur jaringan itu?
Nah kali ini kita akan membahas mengenai kultur jaringan, simak pembahasan berikut ini.
Pengertian Kultur Jaringan
Pengertian Secara Umum
Secara umum Kultur jaringan disebut juga tissue culture, Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dalam kondisi aseptik,
Sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali.
Pengertian Menurut KBBI
Menurut KKBI kultur berarti budi daya. Sementara itu, jaringan dapat dimaknai dengan sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Pengertian Menurut Para Ahli
Pengertian kultur jaringan menurut para ahli:
Menurut Suryowinoto (1991) Kultur berarti budidaya dan jaringan merupakan sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama hal ini karena pada kultur jaringan. Berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi suatu tanaman yang baru yang memiliki sifat seperti induknya.
Schawann dan Scheleiden (1838) Kultur jaringan ialah bahwa total genetic potential sel, yakni ciri khas sel tanaman yang hidup dilengkapi dengan informasi genetik sehingga memiliki kondisi yang utuh.
Sejarah Kultur Jaringan
Dimulai pada tahun 1838 ketika Schwann dan Schleiden mengemukakan teori totipotensi yang menyatakan bahwa sel-sel bersifat otonom, dan pada prinsipnya mampu beregenerasi menjadi tanaman lengkap.
Teori yang dikemukakan ini merupakan dasar dari spekulasi Haberlandt pada awal abad ke-20 yang menyatakan bahwa jaringan tanaman dapat diisolasi dan dikultur dan berkembang menjadi tanaman normal dengan melakukan manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan nutrisinya.
Walaupun usaha Haberlandt menerapkan teknik kultur jaringan tanaman pada tahun 1902 mengalami kegagalan.
Namun antara tahun 1907-1909 Harrison, Burrows, dan Carrel berhasil mengkulturkan jaringan hewan dan manusia secara in vitro.
Tujuan Kultur Jaringan
Berikut adalah beberapa tujuan dari kultur jaringan:
Memperoleh Bibit Tanaman Baru yang Lebih Baik Dengan menggunakan bibit tanaman yang unggul dapat menghasilkan tanaman baru dengan kualitas yang lebih baik. Sifat unggul yang dimiliki tetap dapat diturunkan dan mempunyai kualitas yang lebih baik karena dalam proses pembiakannya lingkungan tumbuh benar-benar dikontrol sehingga bebas dari penyakit dan mempunyai kualitas pertumbuhan yang baik.
Membuat Tanaman Baru yang Bebas dari Penyakit Tanaman yang dihasilkan dari teknik kultur jaringan akan bebas dari penyakit. Ini terjadi lantaran teknik ini dilakukan dalam kondisi aseptik. Dalam setiap tahapnya, teknik ini menekankan agar tidak terjadi kontaminasi, baik dari awal persiapan hingga ditumbuhkan pada lingkungan secara in vivo. Dengan demikian, risiko terserang patogen penyebab penyakit pun dapat diminimalisasi.
Perbanyakan Tanaman Lebih Ekonomis dan Komersial Kultur jaringan menganut prinsip menggunakan sedikit bahan tanam untuk memproduksi hasil tanaman sebanyak-banyak nya. Bahan perbanyakan yang diperlukan hanya sedikit dan hanya berupa bagian kecil dari tanaman sehingga satu tanaman dapat menghasilkan individu baru dengan jumlah yang banyak. Sisi kultur jaringan ini sangat menguntungkan dan komersial yang artinya dapat menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak dengan penggunaan waktu yang efektif.
Manfaat Kultur Jaringan
Adapun manfaat dari kultur jaringan:
Memperoleh Tanaman Baru yang Bersifat Unggul Sifat induk tanaman yang unggul dapat diturunkan melalui kultur jaringan. Proses dalam kultur jaringan yang berlangsung secara aseptik dan menggunakan bibit unggul akan memeproleh hasil yang unggul juga serta memiliki beberapa kelebihan lainnya seperti bebas dari serangan penyakit.
Produksi Bibit dapat diproduksi dalam Jumlah Banyak Dengan kultur jaringan maka dapat diproduksi bibit dapat jumlah banyak dengan waktu yang efektif atau tidak terlalu lama. Hal ini dikarenakan bibit yang digunakan untuk menghasilkan tanaman baru berasal dari bagian kecil tanaman sehingga dalam satu tanaman dapat dihasilkan banyak individu tanaman baru.
Hasil Tanaman Seragam dan Memiliki Sifat Sama dengan Induknya Hasil yang seragam menjadi keunggulan tersendiri sebagai produk dari kultur jaringan. Selain itu sifat indukannya yang unggul dapat diturunkan melalui teknik ini.
Jenis Media Kultur Jaringan
Berikut adalah beberapa media dari kultur jaringan, sebagai berikut:
Medium Dasar Murashige dan Skoog (MS)
digunakan hampir pada semua macam tanaman terutama herbaceous. Media ini memiliki konsentrasi garam-garam mineral yang tinggi dan senyawa N dalam bentuk NO3- dan NH4+.
Media Knop
Digunakan untuk menumbuhkan kalus wortel. Kultur kalus, biasanya ditumbuhkan pada media dengan kosentrasi garam-garam yang rendah
Seperti dalam kultur akar dengan penambahan suplemen seperti glucosa, gelatine, thiamine, cysteine-HCl dan IAA (Dodds and Roberts, 1983).
Medium Dasar White
Digunakan untuk kultur akar. Medium ini merupakan medium dasar dengan konsentrasi garam-garam mineral yang rendah.
Media Knudson dan media Vacin and Went
Media ini dikembangkan khusus untuk kultur anggrek. Tanaman yang ditanam di kebun dapat tumbuh dengan baik dengan pemupukan yang hanya mengandung N dari Nitrat.
Knudson pada tahun 1922, menemukan penambahan 7.6 mM NH4+ disamping 8.5 mM NO3-, sangat baik untuk perkencambahan dan pertumbuhan biji anggrek.
Penambahan NH4+ ternyata dibutuhkan untuk perkembangan protocorm.
Tahapan Kultur Jaringan
Berikut tahapan dari kultur jaringan:
Pembuatan Media Media yang biasa digunakan untuk kultur jaringan adalah garam, mineral, vitamin, dan hormon. Terkadang dibutuhkan juga bahan-bahan seperti agar, gula, arang, dan beberapa jenis bahan organik lain.
Inisiasi Inisiasi ini adalah pengambilan eksplan dari salah satu bagian tumbuhan yang mau kamu kembangbiakkan.
Sterilisasi Sesuai dengan namanya, sterilisasi ini digunakan untuk membebaskan eksplan dari segala bentuk proses kehidupan. Eksplan yang sudah melalui proses inisiasi kemudian disterilisasi dengan menggunakan alkohol.
Multipikasi Multipikasi ini adalah kegiatan memperbanyak tanaman. Cara melakukan multipikasi ini adalah dengan cara menanam eksplan pada media yang telah dibuat sebelumnya untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme. Setelah eksplan ditanam, eksplan akan membentuk yang namanya kalus. Kalus ini merupakan kumpulan sel yang belum terdiferensiasi. Setelah itu, kalus akan mengalami pembaharuan nutrisi.
Pengakaran Pada fase ini, akan ada pertumbuhan akar yang dialami eksplan. Jika ini sudah berlangsung, tandanya proses kultur jaringannya ini mulai berjalan dengan baik. Setelah itu, eksplan akan berkembang menjadi planlet atau tanaman kecil di dalam botol.
Aklimatisasi Merupakan proses penyesuaian diri planlet pada lingkungan tempat tumbuhnya. Aklimatisasi dilakukan dengan cara memindahkan planlet dari tabung ke lingkungan tumbuh baru sebelum ditanam di dalam tanah.
Contoh Tanaman Kultur jaringan
Berikut adalah beberpa contoh tanaman kultur jaringan
1. Anggrek
Bunga anggrek merupakan salah satu jenis tanaman yang sering menggunakan metode kultur jaringan untuk perkembangbiakannya.
Hal ini dikarenakan tanaman anggrek merupakan salah satu tanaman yang terancam keberadaannya.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kultur jaringan. Sebagai salah satu contoh bioteknologi di bidang lingkungan, maka keberadaan dari kultur jaringan memang merupakan sebuah hal yang sangat baik.
2. Kelapa Sawit
Pada tumbuhan kelapa sawit kultur jaringan banyak dimanfaatkan untuk mendapatkan bibit unggul.
Dengan menggunakan kultur jaringan, maka akan dapat diperoleh calon-calon bibit unggul yang mungkin memiliki kelebihan dari jenis bibit yang lain.
3. Kina
Kina merupakan salah satu jenis tumbuhan yang lebih berfungsi pada bidang kesehatan.
Kultur jaringan pada pohon kina ini sendiri bertujuan untuk mendapatkan senyawa tertentu.
Melalui kultur jaringan dan dengan digabung dengan beberapa metode lain, maka dapat dibuat kina dengan beberapa kandungan senyawa kimia yang bermanfaat pada bidang kesehatan.
Kelebihan dan Kekurangan Kultur Jaringan
Kelebihan kultur jaringan
Menghasilkan tanaman anakan yang serupa persis dengan tanaman induk
Menghasilkan tanaman anakan dengan lebih cepat
Terlindung dari hama dan penyakit
Menghasilkan tanaman langka yang susah tumbuh dari benih
Kekurangan kultur jaringan
Biaya yang relatif besar dalam pengadaan laboratorium