IPA

Lahan Gambut: Pengertian – Karakteristik dan Jenisnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Faktor lingkungan dapat membuat lahan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu lahan basah, lahan kering dan lahan gambut. Kali ini akan dibahas mengenai lahan gambut.

Pengertian Lahan Gambut

Lahan gambut merupakan sebuah daerah yang tergenang air tersusun oleh tanah hasil dekomposisi tidak sempurna dari vegetasi pepohonan.

Gambut sendiri menurut kamus besar Bahasa Indonesia merupakan tanah lunak dan basah yang terdiri dari lumut dan tanaman lain yang membusuk.

Tanaman lain yang membusuk ini akan terus menumpuk dalam waktu lama sehingga dapat membentuk ketebalan hingga lebih dari 50 cm.

Maka dari itu lahan gambut banyak dijumpai di daerah-daerah penuh air seperti rawa, cekungan atau di daerah pantai.

Sebagian besar lahan gambut masih berupa hutan rawa yang menjadi habitat dari beberapa flora dan fauna.

Karakteristik Lahan Gambut

Karakteristik lahan gambut berbeda dengan lahan mineral baik secara fisik maupun kimianya.

Secara umum, karakteristik lahan gambut memiliki lapisan penyusun yang berupa tanah gambut.

Tanah gambut sendiri memiliki karakteristik yang dapat dibedakan secara fisik dan kimia.

Karakteristik lahan gambut lainnya, yaitu adanya kandungan karbon yang relatif tinggi sehingga dapat berperan sebagai penyimpanan karbon.

Namun cadangan karbonnya bersifat labil, dimana jika kondisi lahan gabut mengalami perubahan maka gambut akan mudah rusak sehingga diperlukan penangan yang spesifik dalam memanfaatkan lahan gambut.

Manfaat Lahan Gambut

Manfaat dari adanya lahan gambut, yaitu:

  • Dapat menjadi tempat habitat dari berbagai spesies flora dan fauna.
  • Dapat menyimpan karbon dalam jumlah besar.
  • Dapat menahan air sehingga menjadi penyangga hidrologi bagi daerah sekitarnya.
  • Dapat mengurangi gas rumah kaca di atmosfer.
  • Dapat menjadi tempat untuk mengelola tanaman semusim, seperti menanam jagung, kedelai, kacang panjang dan padi.
  • Dapat juga menanam tanaman tahunan seperti pare dan kelapa sawit, namun harus ditanaman pada lahan gabut dengan ketebalan lebih dari tiga meter.
  • Dapat menjadi kawasan konservasi.

Proses Terbentuknya Lahan Gambut

Proses terbentuknya lahan gambut dimulai dengan pembentukan gambut dari danau dangkal yang ditumbuhi tanaman air.

Tanaman air yang mati akan menjadi pelapukan dan membentuk lapisan organik di dasar danau.

Sedikit demi sedikit, lapisan organik yang ada di dasar danau akan menjadi penuh dan terbentuklah lapisan tanah gambut.

Lapisan-lapisan tanah gambut akan terbentuk dalam jangka waktu yang panjang dan semakin dalam tanah gambut akan semakin tua juga umurnya.

Tanah gambut juga semakin lama akan semakin meluas daerah nya sehingga terbentuk lahan gambut.

Persebaran Lahan Gambut

Persebaran lahan gambut dapat ditemukan hampir disemua negara, dari negara ber iklim kutub hingga negara beriklim tropis.

Contohnya di negara Rusia, Kanada dan Amerika Serikat terdapat hutan gambut yang luas.

Di Amerika Latin, Afrika dan Karibia juga ditemukan lahan gambut tropis dalam skala lebih kecil.

Di Asia Tenggara, lahan gambut hampir meliputi 12% dari total luas daratannya dan 83% berada di wilayah Indonesia.

Di Indonesia, lahan gambut sebagaian besar tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua.

Jenis-jenis Lahan Gambut

Jenis-jenis lahan gambut dapat dibagi berdasarkan klasifikasinya, yaitu:

Berdasarkan Kedalaman

Berdasarkan kedalamannya, lahan gambut dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

  • Lahan gambut dangkal, memiliki kedalaman 50-100 cm.
  • Lahan gambut sedang, memiliki kedalaman 100-200 cm.
  • Lahan gambut dalam, memiliki kedalaman 200-300 cm.
  • Lahan gambut sangat dalam, memiliki kedalaman lebih dari 300 cm.

Berdasarkan Posisi Pembentukan

Berdasarkan posisi pembentukannya, lahan gambut dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Lahan gambut pedalam, merupakan lahan gambut yang berada dan terbentuk di daerah yang tidak terpengaruh oleh pasang surut air laut.
  • Lahan gambut pantai, merupakan lahan gambut yang berada dan terbentuk di pesisir pantai yang terpengaruh oleh mineral air laut.
  • Lahan gambut transisi, merupakan lahan gambut yang berada dan terbentuk secara tidak langsung mendapatkan pengaruh dari pasang surut air laut.

Berdasarkan Lingkungan Pembentukan

Berdasarkan lingkungan pembentukannya, lahan gambut dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Ombrogen, merupakan lahan gambut yang terbentuk dari air hujan.
  • Topogen, merupakan lahan gambut yang terbentuk dari pengaruh air pasang.

Berdasarkan Tingkat Kesuburan

Berdasarkan tingkat kesuburan, lahan gambut dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Eutrofik, merupakan lahan gambut yang kaya akan mineral, basa serta unsur hara lainnya sehingga menjadi lahan yang subur.
  • Mesotrofik, merupakan lahan gambut yang mengandung basa dan mineral sedang dengan tingkat kesuburan lumatan.
  • Oligotofrik, merupakan lahan gambut yang sedikit mineral dan senyawa basa lainnya sehingga menjadi lahan yang tidak subur.

Berdasarkan Tingkat Kematangan

Berdasarkan tingkat kematangan, lahan gambut dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Saprik, merupakan lahan gambut matang yang berisi gambut lapuk dengan ciri berwarna cokelat tua hingga hitam dan kandungan seratnya kurang dari 15%.
  • Hemik, merupakan lahan gambut setengah matang yang telah mengalami setengah pelapukan dengan ciri berwarna cokelat dan kandungan seratnya antara15% hingga 75%
  • Fibrik, merupakan lahan gambut mentah yang belum mengalami pelapukan dengan ciri berwarna cokelat muda dan kandungan seratnya lebih dari 75%.

Flora dan Fauna di Lahan Gambut

Penyebaran flora dan fauna yang hidup dilahan gambut dapat dipengaruhi oleh formasi lahan dan ketebalan gambut.

Contohnya jenis flora yang berada di bagian gambut tebal memiliki sedikit vegetasi karena sedikit ada unsur hara.

Biasanya flora yang hidup di lahan gambut bersifat endemik, seperti:

  • Jelutung Rawa (Dyera costulata).
  • Pohon Ramin (Gonystylus bancanus).
  • Punak (Tetramerista glabra).
  • Kempas (Kompassia malaccensis).
  • Pulai Rawa (Alstonia pneumatophora).
  • Bintangur (Callophyllum spp.).
  • Nyatoh (Palaquium spp.).
  • Meranti Rawa (Shorea pauciflora).
  • Rengas (Melanorrhoea walichii).

Sedangkan fauna yang hidup di lahan gambus biasanya berjenis akuatik dan terestial.

Beberapa fauna yang hidup di lahan gambut merupakan fauna endemik yang dilindungi dan masuk dalan daftar IUCN, seperti:

  • Langur (Presbytis rubicunda).
  • Harimau Sumatera (Panthera tigris).
  • Buaya Sinyulong (Tomistoma schlegelii).
  • Orang Utan (Pongo pygmaeus).
  • Beruang Madu (Helarctos malayanus).

Namun ada juga beberapa fauna yang berada di wilayah perairan lahan gambut, seperti:

  • Ikan Gabus (Chana striata).
  • Saluang (Rasbora sp.).
  • Toman (Channa micropeltes).
  • Tapah (Wallago leeri).

Dampak Kerusakan Lahan Gambut

Kerusakan pada lahan gambut dapat berdampak besar pada lingkungan sekitarnya.

Contoh dampak yang dapat ditimbulkan akibat kerusakan lahan gambut, yaitu terjadinya banjir.

Lahan gambut berfungsi sebagai pencegah banjir karena dapat mencegah intrusi air laut ke daratan namun jika lahan gambut terjadi kerusakaan maka banjir pun tidak dapat dicegah.

Selain itu, kerusakan lahan gambut juga dapat mencemari lingkungan dengan menjadi lahan sulfat masam terlantar.

Akibat dari dampak-dampak tersebut terganggunya aktivitas manusia sehari-hari, dimana masyarakat akan kesulitan memperoleh sumber pangan dan mata pencaharian.