Lapisan eksosfer merupakan lapisan ke-5 dari atmosfer bumi berdasarkan klasifikasi temperaturnya.
Eksosfer merupakan salah satu lapisan gas penyusun sistem atmosfer kita. Kata “eksosfer” adalah kata serapan dari bahasa Inggris exosphere, yang asalnya terbentuk dari dua kata Yunani, “exo” dan “sphaira”, secara berturut-turut berarti “luar” dan “bola”.
Dengan demikian, eksosfer adalah nama untuk lapisan atmosfer terluar bola. Bola yang dimaksud adalah benda langit berbentuk bola atau planet, karena selain bumi, planet lain serta satelit alami pun punya eksosfer.
Lapisan eksosfer bumi akan mulai ditemukan pada ketinggian 500 km atau 600 km dari permukaan bumi. Karena merupakan lapisan udara terluar, lapisan ini langsung berbatasan dengan ruang antar planet di luar angkasa.
Eksosfer bumi memiliki batas-batas sebagai berikut :
Ada beberapa fenomena yang terjadi di lapisan eksosfer dan sangat menarik untuk dibahas. Hal-hal tersebut berkaitan dengan sifat-sifat lapisan eksosfer sebagai lapisan terluar dari atmosfer bumi.
Lapisan eksosfer bumi tersusun oleh molekul-molekul gas yang paling ringan. Sebagian besar tersusun oleh hidrogen, dan sebagian kecil oleh helium, karbon dioksida, dan atom-atom oksigen yang berkumpul di bagian exobase.
Karena merupakan lapisan terluar, gaya gravitasi di lapisan ini akan semakin melemah. Sehingga atom-atom gas penyusun lapisan akan melayang berjauhan dan sangat kecil kemungkinan terjadi tubrukan antar atom.
Bagian bawah atau exobase sering disebut dengan critical altitude atau “ketinggian kritis” karena mulai dari bagian ini keadaan barometrik sudah tidak berlaku.
Keadaan barometrik yang dimaksud adalah suatu kondisi dimana tekanan akan mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya ketinggian.
Namun pada lapisan eksosfer, tepatnya dimulai dari bagian exobase, kondisi ini tidak terjadi lagi. Pada setiap ketinggian di lapisan eksosfer, tekanan dan suhunya sama.
Terkait dengan suhu lapisan eksosfer, akibat kerapatan yang rendah dari partikel penyusun lapisan mengurangi kemungkinan adanya perpindahan energi. Sehingga suhu lapisan sangat rendah mencapai -57oC. Selain itu tekanan pada daerah ini bisa mencapai 0 cmHg atau disebut dengan keadaan vakum.
Lapisan eksosfer sebagai lapisan terluar juga disebut dengan lapisan geostasioner atau lapisan antarplanet. Pada lapisan ini juga terdapat banyak satelit buatan yang mengorbit bumi.
Pada saat ada benda langit asing yang akan masuk ke bumi, misalnya meteoroid, maka mereka akan melalui lapisan eksosfer terlebih dahulu.
Meskipun kerapatan udaranya rendah, namun lapisan ini masih bisa mengikis meteoroid yang masuk sehingga akan ada serpihan-serpihan meteor yang tertinggal.
Serpihan meteor tersebut akan melayang di lapisan eksosfer karena masih ada pengaruh gaya gravitasi bumi. Apabila terkena cahaya matahari, maka cahaya tersebut akan dipantulkan sehingga terciptalah cahaya zodiakal.
Cahaya yang dipantulkan oleh debu meteor tersebut membantu mengurangi cahaya yang masuk berlebihan ke bumi.
Para ilmuwan sepakat bahwa lapisan eksosfer adalah lapisan yang memiliki lapisan paling tebal di antara lapisan atmosfer yang lain. Batas luarnya (upper boundary) adalah setengah jarak bumi ke bulan yakni sekitar 192.200 km (yang mana jarak bumi ke bulan adalah 384.400 km).
Hal tersebut ditentukan berdasarkan kondisi dimana pada wilayah tersebut masih ada partikel yang terikat dengan gravitasi bumi. Selain itu, pengaruh radiasi cahaya matahari yang masih terjadi di wilayah tersebut.
Saat radiasi matahari masuk dan mengenai unsur hidrogen netral pada lapisan eksosfer akan terjadi hamburan cahaya yang dapat terlihat dari luar angkasa yakni geocorona.
Pada gambar di atas, dapat terlihat cahaya yang seakan memancar dari bumi hingga menerangi bulan yang ada di dekatnya. Itulah cahaya geocorona. Cahaya ini mulai terjadi kira-kira pada ketinggian 10.000 km dari permukaan bumi dan menjadi ciri khas lapisan eksosfer.