Majas Epifora: Pengertian dan Contoh

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pengertian Majas Epifora

Dalam bahasa Indonesia ada beragam jenis majas. Setiap majas dikelompokkan menjadi beberapa bagian dan salah satunya berupa majas penegasan. Ada beberapa jenis majas penegasan salah satu diantaranya yakni majas epifora. Sedangkan di dalam majas terdapat majas paralelisme yakni majas pengulangan yang dilakukan dalam kata pada baris.

Sedangkan majas epifora merupakan majas yang berisi pengulangan kata atau frasa bagian akhir pada suatu kalimat atau puisi. Pengulangan di sini berbeda dengan bentuk anafora yakni terjadi pengulangan kata atau frasa awal pada kalimat atau puisi.

Majas epifora dapat pula diartikan sebagai suatu karya sasta repetisi yang dibuat dengan cara mengulangi kata-kata atau kalimat pada bagian akhir kalimat. Umumnya majas epifora digunakan pada puisi.

Contoh Majas Epifora

Majas epifora dalam puisi

Maaf
Ketika banyak salah aku minta maaf.
Saat banyak masalah juga minta maaf.
Ingin bertobat harus saling minta maaf.
Jangan pernah malu untuk minta maaf.
Kata mulia itu adalah minta maaf.

Pulang
Sampai kamu pulang.
Aku menunggumu pulang.
Saya akan menjemput Anda jika Anda ingin pulang.
Semua orang menunggu Anda di rumah saat nanti pulang.

Cinta
Hidup terasa hambar tanpa cinta.
Hari tanpa warna tanpa cinta.
Kami diciptakan karena cinta.
Cinta yang terpancar dari-Nya adalah karunia cahaya cinta.
Inilah sebabnya mengapa hidup membutuhkan cinta.
Karena semuanya penting karena cinta.
Karena semuanya diciptakan karena cinta.

Bimbang
Gundah itu berarti bimbang.
Selama hidup selalu bimbang.
Tentukan hidup masih bimbang.
Pikirkan cinta juga tetap bimbang.
Tak tahu sampai kapan harus terus merasa bimbang.
Padahal hidup tidak hanya bimbang.
Jangan pernah berpikir untuk selalu bimbang.

Sirna
Semua mimpi telah sirna.
Dan harapanku sirna.
Bahkan bayangan tentangmupun sirna.

Banyak pasang mata mengolok diriku.
Seolah-olah ribuan belati menusuk diriku.

Jerit tangis kesedihanlah yang menemani.
Bahkan kegelapan pun ikut menemani.
Namun dirimu tetap tak menemani.

Majas epifora dalam kalimat

Aku akan selalu mencintaimu.
Tidak akan pernah berhenti mencintaimu.
Dan akan terus mencintaimu.

Saat hujan atau badai aku akan tetap menunggumu di sini.
Akan aku bawakan kamu payung sambil menunggumu di sini.
Aku tidak akan lelah menunggumu di sini.

Aku pikir aku adalah yang terbaik.
Tidak ada yang tidak dapat aku lakukan karena yang terbaik.
Semua orang percaya jika aku yang terbaik.

Saat kecil aku ingin menjadi seorang guru.
Ketika dewasa aku telah menjadi guru.
Bahkan sekarang kedua anakku juga menjadi guru.

Rumahnya sangat besar.
Karena dia memiliki pendapatan yang besar.
Meskipun begitu dia juga tak berkepala besar.

Hal yang terindah dalam hidupku adalah kamu.
Yang mampu membuatku nyaman adalah kamu.
Karena hidupku adalah kamu.

Kau abaikan diriku aku tak marah.
Lalu kau diamkan diriku tapi aku tak marah.
Bahkan setelah ditinggalkan dirimu aku juga tak marah.

Saat sedang mendapat ujian hidup ingat Tuhan.
Ketika hati sedang sedih tetap ingat Tuhan.
Dalam keadaan senang sekalipun harus ingat Tuhan.

Jika ingin menjadi orang sukses harus tekun dan giat.
Dalam mencapai mimpi juga harus tekun dan giat.
Keberhasilan diraih apabila pekerjaan dilakukan dengan tekun dan giat.

Ingin membeli baju dapat dilakukan secara online.
Memesan makanan dapat pula dilakukan secara online.
Bahkan belajar bisa dilakukan secara online.

Aku ingin sekolah di luar negeri.
Kemudian bekerja di luar negeri.
Dan tinggal di luar negeri.

fbWhatsappTwitterLinkedIn