Daftar isi
Misi Garuda merupakan pasukan yang dibentuk dan dikirim oleh pemerintah Indonesia untuk membantu negara-negara yang sedang dilanda konflik.
Latar Belakang Pembentukan
Sejak diproklamasikannya kemerdekaan, Indonesia sangatlah menjunjung adanya persamaan Hak Asasi Manusia (HAM).
Hal itu pun tercantum dalam pembukaan UUD 1945 bahwa Indonesia akan menentang semua bentuk pelanggaran hak asasi manusia dan akan turut serta menjaga perdamaian dunia.
Dengan adanya persamaan misi, Indonesia turut mendukung PBB untuk menyelesaikan konflik-konflik antarnegara. Dengan hal itu, Indonesia telah dipercaya untuk turut serta ke dalam pasukan perdamaian dunia yang berada di bawah koordinasi Dewan Keamanan PBB.
Pasukan perdamaian dunia yang dibentuk PBB terdiri atas beberapa pasukan yang berasal dari berbagai negara dengan kesatuan misi.
Indonesia pun turut mengirim pasukan perdamaiannya yang kemudian disebut dengan Misi Garuda atau Pasukan Garuda.
Tujuan Pembentukan
Pembentukan Misi Garuda ini merupakan bentuk nyata keterlibatan Indonesia dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia di berbagi belahan dunia.
Pembentukan Misi Garuda bertujuan untuk menjalankan tugas sebagai “Peace Keeping Force”atau yang disebut dengan Pasukan Pemelihara Perdamaian.
Konflik yang Berhasil Ditangani
Pengiriman pasukan Misi Garuda ini secara aktif masih dilakukan oleh pemerintah Indonesia hingga saat ini. Setiap terjadi konflik di suatu daerah, Indonesia selalu berupaya untuk dapat mengirimkan pasukannya ini ke daerah tersebut untuk menyelesaikan konflik.
Adapun beberapa daerah yang mendapat bantuan Pasukan Misi Garuda ini sebagai berikut:
Konflik di Kongo
Pemerintah Indonesia sempat mengirimkan pasukan Misi Garuda II dan III pada tahun 1960 serta 1962. Pada saat itu pengiriman pasukan bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Kongo.
Dalam penyelesaian konflik tersebut pasukan Misi Garuda bergabung dengan pasukan perdamaian dunia yang berasal dari berbagai negara di bawah misi United Nations Operations in Congo (UNOC).
Dengan keberhasilan Pasukan Misi Garuda dalam menyelesaikan konflik tersebut, pasukan Misi Garuda mendapat julukan Les Spiritesses dari penduduk lokal Kongo.
Julukan tersebut berasal dari pakaian putih yang selalu dipakai oleh Pasukan Misi Garuda dalam menangani konflik.
Konflik di Vietnam
Pemerintah Indonesia juga pernah mengirimkan Pasukan Misi Garuda ke Vietnam pada tahun 1973-1974.
Pasukan yang dikirim pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan konflik di Vietnam ialah:
- Pasukan Misi Garuda IV yang berada di bawah komando Brigjen Wiyogo Atmodarminto.
- Pasukan Misi Garuda V yang berada di bawah pimpinan Brigjen Harsoyo.
- Pasukan Misi Garuda VII yang berada di bawah pimpinan Brigjen S. Sumantri.
Konflik di Timur Tengah
Pemerintah Indonesia sangat menaruh simpati penuh terhadap konflik negara yang saat itu berada di Timur Tengah. Hingga pemerintah Indonesia mengirim empat pasukan Misi Garuda ke sana dengan empat periode yang berbeda.
Pasukan tersebut adalah Pasukan Misi Garuda VI, VIII, IX dan XI yang dikirim secara berbeda pada tahun 1973, 1974, 1990, dan 1992 dalam upaya untuk menjaga perdamaian di kawasan Timur Tengah.
Pada saat itu Timur tengah dilanda konflik yang besar akibat perang teluk dengan melibatkan berbagai negara seperti, Irak, Iran dan Kuwait.
Dalam hal menjaga perdamaian di Timur Tengah pemerintah kembali mengirimkan pasukan Misi Garudanya pada tahun 2006-2007.
Misi Garuda yang dikirim oleh pemerintah Indonesia ditempatkan di Lebanon Selatan dan bergabung dengan pasukan perdamaian dunia lainnya, di bawah komando United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL). Keterlibatan Misi Garuda dalam konflik ini berlangsung hingga tahun 2017.
Konflik di Kamboja
Pada saat Kamboja dilanda konflik, PBB membentuk United Nation Transitional Authority in Cambodia (UNTAC) guna menjadi pasukan penjaga perdamaian di Kamboja.
Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan partisipasi aktifnya dalam mewujudkan perdamaian dunia dengan mengirimkannya pasukan misi garuda XII ke Kamboja.
Tugas yang diemban oleh Pasukan Misi Garuda XII adalah untuk mencegah gencatan senjata dan mengawasi adanya pergantian kekuasaan di Kamboja.
Konflik di Bosnia
Pemerintah Indonesia kembali mengirimkan pasukannya untuk bergabung dengan United Nations Protective Force (UNPROFOR) guna mengatasi konflik yang berada di Bosnia.
Pasukan yang berhasil dikirim oleh Indonesia adalah Pasukan Misi Garuda XIV. Misi Garuda XIV diberi tugas untuk menjaga keamanan rakyat atau Civil Police nya Bosnia.
Hingga pada tahun 2019, pemerintah Indonesia secara aktif terus mengirimkan pasukan perdamaiannya ke negara negara yang dilanda konflik.
Tidak hanya ditugaskan untuk menjaga perdamaian, Misi Garuda juga menjalankan berbagai misi kemanusiaan pada negara-negara berkonflik.
Wujud kegiatan kemanusiaan tersebut seperti kegiatan amal, pembangunan dan perbaikan fasilitas umum, pengobatan, serta memberikan pendidikan terhadap anak anak yang terdampak konflik.