Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari mengenai morfologi. Simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Morfologi
Pengertian Menurut Para Ahli
Ramlan (1985:19) mendefinisikan morfologi sebagai bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata tersebut terhadap golongan dan arti kata.
Verhaar (2012:71) menjelaskan bahwa morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.
Pengertian Menurut KBBI
Morfologi adalah cabang linguistik tentang morfem dan kombinasinya; ilmu bentuk kata.
Pengertian Secara Umum
Berdasarkan pengertian dari para ahli dan pengertian dari KBBI, secara umum morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang membahas atau mempelajari mengenai pembentukan kata atau secara sederhana kita dapat mendefinisikan morfologi sebagai ilmu tentang kata.
Ruang Lingkup Morfologi
Ada beberapa hal yang dipelajari dalam morfologi, di antaranya mengenai morfem, alomorf, kata dasar, dan proses morfologis. Berikut ini penjelasan mengenai hal – hal tersebut.
- Morfem
Sebelum membahas lebih jauh mengenai morfologi, kita harus paham terlebih dahulu mengenai morfem. Morfem menurut KBBI adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil. Maksudnya adalah morfem adalan bentuk bahasa yang terkecil dan memiliki makna. Morfem terbagi menjadi dua jenis, yaitu morfem bebas dan morfem terikat.- Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri membentuk sebuah kata.
- Morfem terikat adalah morfem yang melekat pada bentuk lain atau dengan kata lain kita dapat mendefinisikannya sebagai morfem yang tidak dapat berdiri sendiri untuk mebentuk sebuah kata. Misalnya pada kata berbicara –> yang dinamakan morfem bebas adalah bicara, dan yang dinamakan morfem terikat adalah ber-.
- Alomorf
Alomorf adalah anggota morfem yang sama, yang variasi bentuknya disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya (misalnya morfem ber- mempunyai alomorf ber-, be-, dan bel- dan morfem men– yang menjadi mem-, meng– meny– dan menge-. - Kata dasar
Adalah kata yang digunakan sebagai dasar untuk membentuk kata. Misalnya: dari kata main kita dapat memperoleh kata turunan seperti bermain, permainan, mempermainkan dsb.
Proses Morfologi
Proses morfologis diartikan sebagai proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya (Ramlan: 1985:46).
Proses morfologis dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi tiga proses, yaitu proses pembubuhan afiks (afiksasi), proses pengulangan (reduplikasi) dan proses pemajemukan (komposisi).
Proses Pembumbuhan Afiks (Afiksasi)
Proses afiksasi adalah proses pembubuhan afiks adalah pembubuhan afiks pada sesuatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata (Ramlan,1985:49).
Afiks terdiri dari:
- Prefiks (awalan) : ber-, pada bermain, men– pada mencuci, pen– pada penjual
- Sufiks (akhiran) : –an pada pelajaran, –kan pada rujukan, dan –i pada sirami.
- Infiks (sisipan) : –er pada gerigi dan el– pada geletar.
- Konfiks (gabungan prefiks dan sufiks) : ber–an pada berdatangan, ke–an pada kedatangan, dan per–an pada perjalanan, pen–kan pada pendidikan dan me–kan pada memberikan.
Proses Pengulangan (Reduplikasi)
Reduplikasi adalah proses pengulangan kata, baik pengulangan secara menyeluruh atau hanya sebagian kata saja.
Hasil pengulangan dinamakan kata ulang, sedangkan satuan yang diulang disebut kata dasar. Misalnya kata ulang pohon–pohon, memiliki bentuk dasar pohon.
Proses pengulangan atau reduplikasi terdiri dari empat jenis, yaitu:
- Pengulangan seluruh adalah pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses pembumbuhan afiks. Misalnya: kereta –> kereta–kereta, pohon –> pohon–pohon, anak –> anak–anak.
- Pengulangan sebagian adalah pengulangan sebagian dari bentuk dasar. Contohnya: berkaca –> berkaca–kaca, bermain –> bermain–main.
- Pengulangan Berkombinasi dengan afiks adalah pengulangan seluruh bentuk dasar dan berkombinasi dengan proses pembumbuhan afiks. Pengulangan ini terjadi secara bersama-sama dengan proses pembumbuhan afiks dan mendukung satu fungsi. Contoh : rumah -> rumah-rumah -> rumah–rumahan, kereta -> kereta-kereta -> kereta–kerataan, mobil -> mobil -mobil -> mobil–mobilan.
- Pengulangan dengan perubahan fonem adalah pengulangan bentuk dasarnya diulang dan secara bersamaan terjadi perubahan fonem. Contoh: gerak–gerik, sayur–mayur, bolak–balik.
Proses Pemajemukan (Komposisi)
Proses pemajemukan atau komposisi adalah penggabungan dua leksem atau lebih menjadi kata baru. Leksem adalah leksikal dasar yang abstrak yang mendasari berbagai bentuk kata. Hasil dari proses pemajemukan disebut kata majemuk.
Berdasarkan bentuk penulisannya, kata majemuk terdiri dari dua jenis, yaitu
- Kata majemuk senyawa: kata majemuk yang unsur katanya digabung. Contohnya: matahari, kacamata.
- Kata majemuk tidak senyawa: kata majemuk yang unsur katanya dipisah. Contohnya: rumah sakit dan kereta api.
Berdasarkan maknanya, kata majemuk terdiri dari dua jenis, yaitu
- Kata majemuk beridiom adalah kata majemuk yang maknanya menimbulkan makna baru. Contohnya: kambing hitam, buah hati, banting tulang.
- Kata majemuk semi idiom adalah kata majemuk yang masih bisa ditemukan makna asli kata dasarnya. Contohnya: rumah sakit, kereta api.