Daftar isi
Transformasi kata dalam Bahasa Arab biasanya disebabkan oleh waktu, jenis kelamin benda, dan jumlah benda.
Pada tingkat yang lebih lanjut, suatu kata dapat berubah karena ada perubahan struktur kalimat. Sebuah kata yang dibuang bisa membuat struktur kata lainnya berubah.
Salah satu contoh transformasi ini terjadi pada naibul fa’il. Apakah naibul fa’il itu? Simak penjelasannya dalam artikel berikut.
Apa itu Naibul Fa’il?
Merupakan Kalimat lengkap yang biasanya memiliki komponen subjek (fa’il), predikat/kata kerja (fi’il) , dan objek (maf’ul bih).
Ada kalanya, supaya kalimat lebih singkat, subjek tidak digunakan. Subjek/ fa’il yang hilang ini akan menyebabkan terjadinya perubahan bentuk pada fi’il (kata kerja) dan maf’ul bih.
Maf’ul bih yang mengalami perubahan inilah yang kelak disebut pengganti fa’il atau naibul fa’il.
Tujuan penggunaanya adalah untuk menjelaskan bahwa objek adalah benda yang dikenai aksi dari suatu subjek, namun subjek ini tidak disebutkan.
Ciri-Ciri Naibul Fa’il
Berikut ini ciri-ciri naibul fa’il:
- Secara harfiah, naibul fa’il bermakna pengganti fa’il. Dari posisi dan kodratnya, naibul fail tergolong isim (mudzakkar dan muannats).
- Konsekuensinya, maf’ul bih yang tadinya dibaca nashob (sebagai objek, berharakat fathah/ kasrah) wajib dijadikan bentuk rofa’ (sebagai subjek, berharakat dhommah).
- Bentuk fi’il yang didampinginya berubah dari bentuk aktif (fi’il ma’lum) ke bentuk pasif (fi’il majhul). Misalkan tadinya “Ahmad memakan roti” berubah menjadi “Roti dimakan Ahmad”, atau dalam naibul fail menjadi “Roti dimakan” saja.
Macam-Macam Naibul Fa’il
Dalam Bahasa Arab, terdapat dua tipe naibul fa’il. Ada yang berupa kata benda ber i’rob rofa’ dan ada yang berada dalam bentuk dhomir. Berikut penjelasan keduanya.
1. Na’ibul fa’il dzhohir
Na’ibul fa’il dzohir adalah na’ibul fa’il yang berwujud isim ber-i’rob rofa’. Makna dzohir disini adalah ‘berwujud kata benda sesungguhnya’.
Contohnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Perhatikan yang ditandai merah. Isim pada na’ibul fa’il telah berganti dari nashob (harakat fathah) menjadi rofa’ (dhommah).
Bentuk aktif/ fi’il ma’lum | Lafal | Arti | Bentuk pasif/ fi’il majhul | Lafal | Arti |
الأبواب مفتوحة | AL Abwaaba mafatuuhat | Membuka | فتح الأبواب | Futiha Al abwaabu | Pintu dibuka |
الناس يضربون | An naasa yadhrabuuna | Orang memukul | ضرب الناس | Duriban naasu | Orang dipukul |
أخذت | Akhazat | Aku mengambil | أُخذت | Ukhadzit | Aku diambil |
2. Na’ibul fa’il dhomri
Na’ibul fa’il dhomri adalah ketika na’ibul fa’il harus menggantikan fa’il yang berada dalam bentuk dhomir/ kata gantinya.
Akibatnya, kata kerja pendamping na’ibul fa’il ini akan mengalami perubahan.
Bentuk ini membuat kalimat jadi lebih praktis karena kalimat dapat berubah menjadi satu kata kerja pasif yang sudah berubah format.
Contohnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Perhatikan akhiran fi’il berdasarkan dhomirnya!.
Arti Bahasa Indonesia | Bahasa Arab | Lafal | Arti Bahasa Indonesia | Bahasa Arab | Lafal |
Dia telah dipukul | ضُرِبَ | dhuriba | Saya telah dipukul | ضُرِبْتُ | Dhuribtu |
Dia (pr) telah dipukul | ضُرِبَتْ | dhuribat | Kami telah dipukul | ضُرِبْنَا | Dhuribnaa |
Dia berdua telah dipukul | ضُرِبَا | dhuribaa | Kamu telah dipukul | ضُرِبْتَ | Dhuribta |
Mereka telah dipukul | ضُرِبُوا | dhuribuu | Kamu berdua telah dipukul | ضُرِبْتُمَا | Dhuribtumaa |
Mereka (pr) telah dipukul | ضُرِبْنَ | dhuribna | Kamu sekalian telah dipukul | ضُرِبْتُمْ | Dhuribtum |
Cara Membentuk Naibul Fa’il
Berdasarkan ciri-ciri dan macam-macam naibul fa’il di atas, maka cara membentuk naibul fa’il adalah sebagai berikut.
- Pada jumlah ismiyah dan filiyah atau kalimat dengan fi’il (kata kerja) dan fa’il (pelaku) serta maf’ul fiihi (objek), tentukan yang mana fa’il dan fi’il di kalimat tersebut.
- Jika sudah jelas bedanya, hilangkan fa’il.
- Ubah maf’ul fiih ke bentuk I’rob rofa’, artinya mengubah bentuk kata objek (kata dalam kondisi nashob/ akusatif; berakhiran fathah) menjadi bentuk subjek/ melakukan sesuatu (kata dalam kondisi rofa’/ nominativus; berakhiran dhommah). Caranya hanya tinggal mengubah akhir kata yang berharakat fathah menjadi dhommah.
- Sesuaikan fi’il menjadi bentuk fi’il pendamping naibul fa’il (al fi’lu mabniyyu lil maf’ul).
- Jika fi’il yang dipakai adalah fi’il madhi/ past tense, maka huruf awal kata di-dhommahkan dan huruf sebelum huruf terakhir di-kasrahkan. Misal dari nashara (menolong) menjadi nushira (ditolong), fathara (mencipta) menjadi futhira (dicipta).
- Jika fi’il yang dipakai adalah fi’il mudhari’/ present and future tense, maka huruf awal kata di-dhommahkan dan huruf sebelum akhir difathahkan. Misal dari yanshuru (sedang ditolong) menjadi yunsharu (sedang ditolong).
- Sesuaikan naibul fa’il dengan bentuk asal fa’ilnya.
- Jika fa’il adalah mu’annats, maka perlakukan naibul fa’il sebagai mu’annats.
- Jika fa’il adalah mudzakkar, maka perlakukan naibul fa’il sebagai mudzakkar.
- Jika fa’il adalah dhomir nashab, maka ubah Ia menjadi rofa’ (dhomir muttashil rofa’).
Contoh Pengunaan Naibul Fa’il dalam Kalimat
Berikut ini contoh penggunaan na’ibul fa’il dalam kalimat.
Bahasa Arab | Cara Baca | Arti Bahasa Indonesia |
إطفاء الأنوار | Uthfi’u annuuru | Lampu dimatikan |
الأبواب المغلقة | Alabwaabu almughalaqih | Pintu ditutup |
إصلاح الكمبيوتر | Ushlihu alkumbuutuuru | Komputer diperbaiki |
الموقع محظور | Almauqa’ muhazhiruu | Website dilarang |
لقد تم اعتقالي | Laqad tum uqtaqalii | Aku ditahan |
يتم التعامل مع موت الكلب | Yutimu alta’aamal ma’a mauta alkalaab | Kematian anjing ditangisi |
قراءة الكت | Quri’atal kitabu | Buku dibaca |
ورقة مكتوبة | Wuraqihu maktuubuu | Kertas ditulis |
زهرة تسقى | Zaharatu tusiqii | Bunga disiram |
اللحوم المطبوخة | Al-lahmul muthbuukiih | Daging dimasak |
الطيور لوحظ | Ath-thayuuruu luuhizha | Burung diamati |
تدحرجت السماء | Tudharajit assamaa’ | Langit digulung |
فتحت السماء | Futihat assamaa’ | Surga dibukakan |
الجحيم مضاءة | Aljahiimu mudhi’at | Neraka dinyalakan |
الموتى بعثوا | Al mautu bu’itsuu | Orang mati dibangkitkan |