Umum

14 Negara dengan Utang Terbanyak di Dunia

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Utang negara telah menjadi topik yang mendominasi perbincangan dalam ranah ekonomi global. Seiring dengan kompleksitas perekonomian modern, banyak negara yang terlibat dalam berbagai transaksi finansial yang mengakibatkan terkumpulnya utang yang signifikan.

Berikut beberapa negara yang memiliki beban utang terbanyak, serta faktor-faktor yang memengaruhi situasi keuangan mereka.

1. Jepang

Salah satu negara yang sering kali muncul dalam pembahasan mengenai utang publik adalah Jepang. Meskipun memiliki ekonomi yang kuat, Jepang menghadapi tantangan serius dalam hal utang yang tinggi.

Utang publik Jepang terutama disebabkan oleh kombinasi faktor seperti pertumbuhan ekonomi yang melambat, penduduk yang menua, dan biaya layanan sosial yang terus meningkat. Pada tahun 2021, utang publik Jepang mencapai sekitar 266% dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut. Jumlah total utangnya mencapai lebih dari 13 triliun dolar.

2. Yunani

Yunani menjadi sorotan dunia pada tahun 2010 ketika mengalami krisis keuangan yang parah. Negara ini terjebak dalam spiral utang yang sulit diatasi. Faktor-faktor seperti pengeluaran pemerintah yang tidak terkendali dan rendahnya pengelolaan pajak telah berkontribusi pada situasi keuangan yang genting.

Yunani mencapai puncaknya dalam krisis keuangan pada tahun 2010 dengan utang publik sekitar 177% dari PDB. Jumlah total utangnya mencapai lebih dari 400 miliar euro.

3. Italia

Italia adalah salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Eropa, namun memiliki utang publik yang mencemaskan. Pertumbuhan ekonomi yang stagnan dan biaya layanan utang yang tinggi telah menjadi beban berat bagi negara ini.

Meskipun upaya telah dilakukan untuk mengurangi utang, tantangan tetap ada. Italia memiliki utang publik yang mencapai lebih dari 155% dari PDB pada tahun 2021. Jumlah total utangnya mencapai lebih dari 2,6 triliun euro.

4. Venezuela

Venezuela adalah contoh yang menggambarkan bagaimana krisis politik dan ekonomi dapat berdampak pada utang negara. Turunnya harga minyak dunia dan ketidakstabilan politik telah menyebabkan negara ini terjebak dalam situasi ekonomi yang buruk, dengan utang yang semakin membengkak.

Venezuela menghadapi situasi kritis dengan utang luar negeri yang mencapai lebih dari $150 miliar pada tahun 2021.

5. Sudan

Situasi Sudan mengilustrasikan bagaimana utang dan kemiskinan dapat saling memperburuk satu sama lain. Utang luar negeri yang tinggi telah menghambat kemampuan negara ini untuk mengatasi masalah kemiskinan dan pembangunan. Hal ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah Sudan.

Sudan memiliki utang luar negeri yang mencapai sekitar $60 miliar pada tahun 2021.

6. Argentina

Argentina telah beberapa kali terjebak dalam default utang yang telah merusak reputasi keuangan negara ini. Faktor seperti kebijakan ekonomi yang tidak konsisten dan volatilitas pasar telah berkontribusi pada situasi ini. Meskipun upaya untuk merestrukturisasi utang telah dilakukan, dampaknya masih terasa.

Argentina mengalami default utang yang berulang-ulang. Pada tahun 2021, utang publiknya mencapai sekitar 100% dari PDB, dengan jumlah total utang lebih dari $320 miliar.

7. Lebanon

Lebanon menghadapi tantangan serius karena ketergantungannya pada utang asing. Situasi politik yang tidak stabil dan konflik regional telah mempengaruhi ekonomi negara ini. Beban utang yang tinggi telah menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas. Lebanon memiliki utang luar negeri yang mencapai sekitar $90 miliar pada tahun 2021.

8. Zimbabwe

Zimbabwe telah menghadapi masalah ekonomi yang serius, termasuk inflasi yang sangat tinggi. Kombinasi antara kebijakan moneter yang bermasalah, perubahan mata uang yang sering, dan korupsi telah menyebabkan negara ini terjebak dalam spiral utang yang semakin memburuk. Zimbabwe mengalami inflasi tinggi dan memiliki utang luar negeri yang mencapai lebih dari $10 miliar pada tahun 2021.

9. Puerto Riko

Meskipun bukan negara merdeka, Puerto Riko menghadapi krisis utang yang signifikan. Masalah fiskal, pengeluaran pemerintah yang berlebihan, dan rendahnya pertumbuhan ekonomi telah menyebabkan wilayah ini kesulitan membayar utangnya. Statusnya sebagai teritori Amerika Serikat juga memengaruhi dinamika keuangannya. Puerto Riko memiliki utang yang mencapai lebih dari $70 miliar pada tahun 2021.

10. Mesir

Mesir telah mengalami peningkatan utang, terutama terkait dengan proyek-proyek pembangunan infrastruktur. Negara ini berinvestasi dalam proyek-proyek ambisius untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, namun utang yang tinggi telah menjadi kekhawatiran terkait keberlanjutan dan pengelolaan proyek-proyek tersebut. Mesir memiliki utang luar negeri yang mencapai lebih dari $120 miliar pada tahun 2021.

11. Pakistan

Pakistan adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi yang bervariasi. Meskipun memiliki potensi, Pakistan juga menghadapi tantangan utang yang berdampak pada pembangunan ekonomi. Beberapa faktor seperti pengeluaran militer yang besar dan rendahnya penerimaan pajak telah mempengaruhi situasi keuangan negara ini. Pakistan memiliki utang publik sekitar 90% dari PDB pada tahun 2021.

12. Brazil

Utang publik Brazil telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Faktor politik seperti ketidakpastian dan perubahan pemerintahan telah memengaruhi pasar keuangan dan investor. Keberlanjutan utang menjadi perhatian penting bagi stabilitas ekonomi Brasil. Utang publik Brazil mencapai lebih dari 85% dari PDB pada tahun 2021.

13. Afrika Selatan

Afrika Selatan adalah contoh bagaimana pertumbuhan ekonomi yang lambat dapat berdampak pada utang negara. Faktor-faktor seperti pengeluaran pemerintah yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang tidak memadai telah menyebabkan negara ini terjebak dalam situasi utang yang sulit diatasi. Afrika Selatan memiliki utang publik sekitar 82% dari PDB pada tahun 2021.

14. Uni Eropa

Tidak hanya negara-negara individu, tetapi Uni Eropa sebagai entitas juga memiliki beban utang yang signifikan. Krisis zona euro dan upaya pemulihan ekonomi pasca-krisis telah menyebabkan beberapa negara di wilayah ini mengalami utang yang meningkat. Uni Eropa, sebagai entitas, memiliki utang bersama yang mencapai ratusan miliar euro pada tahun 2021.