Daftar isi
Kurikulum 2013 di Indonesia mempunyai sistem tersendiri yang harus dikenalkan kepada tiap murid. Cara pengenalan adalah dengan melakukan berbagai upaya dan pendekatan saintifik.
Pendekatan saintifik mungkin terdengar asing pada beberapa orang, apa sebenarnya makna dari pengertian saintifik? Dan bagaimana cara penerapannya?
Berikut uraian yang akan kami sampaikan tentang pendekatan saintifik.
Pengertian Secara Umum
Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang diterapkan pada Kurikulum 2013.
Pendekatan saintifik mengadaptasi langkah langkah ilmiah pada sains.
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karenanya Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Pengertian Menurut Para Ahli
Sedangkan menurut M. Lazim (2013: 1), Pendekatan saintifik didefinisikan sebagai berikut:
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik/ ilmiah adalah suatu teknik pembelajaran yang menempatkan siswa menjadi subjek aktif melalui tahapan-tahapan ilmiah sehingga mampu mengkonstruk pengetahuan baru atau memadukan dengan pengetahuan sebelumnya.
Pendekatan saintifik/ ilmiah terbukti lebih efektif dalam pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran tradisional.
Pengertian Menurut KBBI
Menurut KBBI pendekatan merupakan proses, cara, atau perbuatan mendekati.
Sedangkan saintifik yang berasal dari kata sains yang merupakan pengetahuan sistematis yang diperoleh dari suatu observasi, penelitian, dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang sedang diselidiki, dipelajari.
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductive reasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik.
Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.
Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas.
Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.
Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.
Metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji Hipotesis.
Tujuannya adalah mencapai tujuan pembelajaran secara efektif efisien dan harapannya dapat ditempuh dengan singkat.
Jadi bagi siswa yang malas belajar akan merasa cocok karena mereka merasa cara gurunya mengajar dapat membuatnya menjadi paham lebih cepat dan mudah.
Itu merupakan tantangan terbesar setiap guru, mencerdaskan peserta didik dengan kemampuan dan potensi diri di bawah peserta didik yang pandai.
Dari pengertian di atas dapat ditarik beberapa manfaat penerapan pendekatan saintifik, yaitu:
Beberapa prinsip pendekatan Saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut (Hosnan, 2014):
Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran meliputi:
1. Mengamati (observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning).
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.
Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
2. Menanya
Pada kurikulum 2013 kegiatan menanya diharapkan muncul dari siswa. Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.
3. Mengumpulkan informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi adalah tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.
Peserta didik dapat membaca berbagai sumber, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen.
4. Mengasosiasikan/mengolah informasi
Dalam kegiatan mengasosiasi/mengolah informasi terdapat kegiatan menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
5. Mengomunikasikan
Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari.
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan, dan menemukan pola.
Berikut Contoh Penerapan Pendekatan Saintifik pada pembelajaran Kurikulum 2013.
Di dalam Buku Pedoman Guru kelas 1 Tema “Diriku” dan Sub Tema “Aku dan Teman Baru”, dituliskan beberapa dari langkah yang dilakukan guru adalah sebagai berikut: