Kurikulum: Pengertian – Tujuan dan Komponennya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Salah satu hal yang paling banyak disorot dalam dunia pendidikan adalah mengenai kurikulum dan segala permasalahan yang bersangkutan dengannya.

Hal ini dikarenakan kurikulum dianggap sebagai salah satu faktor  yang bisa mempengaruhi keberhasilan pendidikan itu sendiri.

Seiring perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum pendidikan juga banyak mengalami tambal sulam bahkan perubahan-perubahan lainnya yang cukup signifikan.

Itu semua diperlukan agar kurikulum pendidikan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja pada masa yang akan datang.

Pengertian Kurikulum

Pengertian Kurikulum Secara Umum

Istilah kurikulum diambil dari Bahasa Yunani yaitu curir yang berarti “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”.

Istilah ini biasa digunakan dalam dunia olahraga yakni jarak tempuh yang harus dicapai seorang pelari agar dia bisa mendapatkan medali.

Istilah ini kemudian digunakan juga dalam bidang pendidikan untuk menggambarkan sejumlah pelajaran yang harus dipelajari seseorang untuk mendapatkan ijazah.

Pengertian Kurikulum Menurut KBBI

Ada dua pengertian kurikulum yang termuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu:

  • Perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan
  • Perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus

Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli

Beberapa ahli pendidikan juga mengemukakan pandangan mereka tentang makna istilah kurikulum, yaitu sebagai berikut :

  • Prof. Dr. S. Nasution, M.A
    Dalam buku karangannya yang berjudul Kurikulum dan Pengajaran, beliau menyebutkan bahwa kurikulum adalah serangkaian rencana yang disusun demi melancarkan proses belajar-mengajar.
  • Dr. H. Nana Sudjana
    Dalam bukunya, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, beliau menyatakan bahwa kurikulum merupakan kumpulan niat dan harapan yang tertuang dalam bentuk program pendidikan yang dilaksanakan oleh guru di sekolah.
  • J. Galen Taylor dan William M. Alexander
    Di dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching and Learning (1956). Taylor dan Alexander menjelaskan arti kurikulum sebagai segala usaha untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah atau diluar sekolah.
  • Franklin Bobbt (1918)
    Mengemukakan kurikulum adalah susunan pengalaman belajar terarah yang digunakan oleh sekolah untuk membentangkan individual peserta didik.
  • Ralph Tyler (1857)
    Kurikulum adalah susunan pengalaman belajar yang direncanakan dan terarah oleh sekolah untuk mencapai pendidikan.
  • Hollins Caswell (1935)
    Kurikulum adalah susunan pengalaman yang digunakan guru sebagai proses dan prosedur untuk membimbing anak didik menuju dewasa.

Pengertian Menurut Undang-undang

Adapun dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa kurikulum adalah Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Sejarah Kurikulum Dari Masa Ke Masa

Perubahan kurikulum adalah sebuah keniscayaan mengingat dari masa ke masa kondisi sosial ekonomi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus terjadi.

Oleh karena itu, penyesuaian-penyesuaian terhadap kurikulum perlu dilakukan agar selaras dengan kebutuhan yang ada pada masa tersebut.

Berikut adalah beberapa kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga saat ini:

1. Kurikulum 1947

Kurikulum 1947 atau yang disebut dengan Rencana Pelajaran 1947 masih sangat dipengaruhi oleh sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang. Rencana Pelajaran 1947 bisa dikatakan hanya sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda.

2. Kurikulum 1952

Kurikulum yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 1947 ini sering disebut dengan Rencana Pelajaran Terurai 1952.

Kurikulum ini disusun dengan mengarah pada sistem pendidikan nasional. Yang menjadi ciri dari kurikulum 1952 ini adalah di setiap rencana pelajaran isi pelajaran banyak dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

3. Kurikulum 1964

Kurikulum 1964 atau Rencana Pendidikan 1964 memiliki ciri khas sebagai berikut:

  • pembelajaran yang dipusatkan pada program Pancawardhana yakni mencakup pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral.
  • Mata pelajaran diklasifikasikan ke dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keterampilan, dan jasmani.
  • Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.

4. Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 yang merupakan revisi dari Kurikulum 1964 yaitu pada perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.

5. Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 dirancang dengan tujuan agar pendidikan menjadi lebih efisien dan efektif.

Oleh karenanya dibuatkan PPSI atau Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional atau yang saat ini disebut Satuan Pelajaran, yang memuat rincian metode, materi, dan tujuan pengajaran.

6. Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 sebagai penyempurnaan dari Kurikulum 1975 disusun dengan pendekatan skill approach.

Dalam penerapannya kurikulum ini menjadikan siswa sebagai subjek belajar dimana secara mandiri siswa dibimbing untuk bisa mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan.

Metode belajar ini disebut Student Active Leaming (SAL) atau Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

7. Kurikulum 1994

Kurikulum 1994 dibuat sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pada kurikulum ini terjadi perubahan sistem semester sistem caturwulan. Tujuan pengajaran dalam kurikulum 1994 lebih menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan dalam pemecahan masalah dan menyelesaikan soal.

8. Kurikulum 2004 (KBK)

Kurikukum 2004 atau yang lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) lebih fokus terhadap pengembangan kemampuan atau kompetensi dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Tujuan yang di harapkan adalah tercapainya kompetensi anak didik baik secara individual maupun klasikal.

9. Kurikulum 2006 (KTSP)

Kurikulum 2006 disebut juga sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

KTSP sendiri pada dasarnya tidak banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004, baik dalam segi target pencapaian, proses, maupun teknik pelaksanaannya.

Hanya saja, dalam KTSP guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan serta situasi dan kondisi siswa dan sekolah.

Tujuan KTSP adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dengan disertai keselarasan dengan kekhasan kondisi dan potensi daerah dimana satuan pendidikan dan peserta didik berada.

Sehingga kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan masih memungkinkan untuk diadakannya penyesuaian program pendidikan tersebut dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Fungsi Kurikulum

Beberapa fungsi dari adanya kurikulum dibedakan ke dalam beberapa kriteria berikut :

  • Fungsi Integrasi

Bahwa kurikulum yang disusun dapat membantu terbentuknya individu-individu yang utuh, yang nantinya dapat diterima dan berintegrasi di lingkungan masyarakat, bangsa dan negara.

  • Fungsi Penyesuaian

Yaitu  kemampuan kurikulum untuk membantu siswa ketika harus menyesuaikan diri dengan segala perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

  • Fungsi Persiapan

Kurikulum berfungsi untuk mempersiapkan siswa dalam melanjutkan jenjang pendidikannya ataupun ketika akan terjun ke masyarakat dan dunia kerja.

  • Fungsi Diferensiasi

Kurikulum sebagai alat yang mampu menjembatani segala bentuk perbedaan yang ada dalam diri siswa.

  • Fungsi Diagnostik

Kurikulum mampu membantu untuk mengenali potensi atau kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri siswa. Sehingga diharapkan siswa bisa mengembangkan potensinya dan mengatasi kelemahannya tersebut

  • Fungsi Pemilihan

Kurikulum membantu siswa untuk menemukan program pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.

Tujuan Kurikulum

Pada dasarnya sebuah kurikulum dibuat dengan tujuan untuk mencapai target tujuan pendidikan nasiona. Di Indonesia, tujuan kurikulum terbagi menjadi beberapa macam, yaitu:

1. Tujuan Nasional

Tujuan nasional pendidikan Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-Undang no. 2 tahun 1980 mengenai sistem pendidikan nasional, adalah:

  • Mencerdaskan kehidupan bangsa
  • Membentuk masyarakat yang beriman serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  • Membentuk masyarakat dengan budi pekerti luhur, terampil dan cerdas
  • Membentuk masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani
  • Membentuk masyarakat yang memiliki kepribadian yang kuat, mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab untuk masyarakat dan negaranya

2. Tujuan Institusional

Tujuan institusional adalah tujuan lembaga, dalam hal ini adalah lembaga pendidikan seperti Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah (MA), dan lain sebagainya.

Tujuan institusional dari disusunnya sebuah kurikulum adalah untuk membantu siswa agar bisa menyelesaikan pendidikannya di institusi dimana siswa tersebut menuntut ilmu.

3. Tujuan Kulikuler

Bahwa kurikulum dibuat untuk memberikan arahan terhadap arah pendidikan dan menjabarkan apa yang menjadi tujuan atau dasar dari sebuah mata pelajaran atau keahlian yang diajarkan kepada siswa

4. Tujuan Instruksional

Tujuan instruksional ini adalah tujuan yang harus dicapai dan diterapkan siswa ketika ia telah menyelesaikan proses belajar mengajarnya.

Manfaat Kurikulum

Pada dasarnya kurikulum bermanfaat memberikan arahan pada setiap proses belajar-mengajar agar tujuan pendidikan nasional dapat tercapai dengan baik.

1. Manfaat Kurikulum Bagi Guru

  • Sebagai pedoman untuk merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
  • Untuk membantu dalam memberikan pemahaman kepada tenaga pengajar akan tugas dan tanggungjawabnya.
  • Membantu tenaga pengajar agar lebih kreatif dalam proses belajar-mengajar.
  • Menunjang kegiatan pengajaran agar lebih baik dan tepat sasaran.

2. Manfaat Kurikulum Bagi Sekolah

  • Membantu sekolah dalam menyukseskan penyelenggaraan pendidikan.
  • Memberikan peluang bagi sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan situasi kondisi sekolah tersebut.
  • Membantu sekolah dalam upaya pencapaian tujuan program pendidikan di sekolah yang bersangkutan pada khususnya dan tujuan pendidikan Nasional pada umumnya.

3. Manfaat Kurikulum Bagi Masyarakat

  • Sebagai pedoman bagi orang tua dalam membimbing dan mengarahkan proses belajar anaknya.
  • Memberi kemungkinan bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan dan penyempurnaan sebuah program pendidikan.

Komponen Kurikulum

Ada empat komponen pembentuk sebuah kurikulum, yakni :

Komponen Tujuan

Tujuan disusunnya sebuah kurikulum harus memperhatikan dan selaras dengan tujuan dari pendidikan yang ingin dicapai.

Adapun tujuan pendidikan menurut permendiknas No. 22 Tahun 2007 pada tingkat pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut:

  • Tujuan pendidikan dasar adalah untuk meletakkan dasar pengetahuan, kecerdasan, kepribadian, keterampilan hidup mandiri, akhlak mulia serta mengikuti untuk pendidikan selanjutnya.
  • Tujuan pendidikan menengah yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, kecerdasan, kepribadian, keterampilan hidup mandiri, akhlak mulia serta untuk mengikuti pendidikan pada tahap selanjutnya.
  • Tujuan pendidikan menengah kejurusan yaiut untuk meningkatkan pengetahuan, kecerdasan, kepribadian, keterampilan hidup mandiri, akhlak mulia serta untuk mengikuti pendidikan yang selanjutnya sesuai jurusannnya masing-masing.
  • Tujuan pendidikan institusional yaitu tujuan pendidikan yang dikembangkan di kurikuler dalam setiap mata pelajaran disekolah.

Komponen Isi (Bahan pengajaran)

Isi atau kandungan dalam kurikulum harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

  • Menunjang tercapainya tujuan pendidikan
  • Mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji.
  • Sesuai dan bermakna bagi perkembangan siswa.
  • Mencerminkan kenyataan sosial..

Komponen Strategi

Kurikulum memiliki strategi, yaitu cara yang ditempuh dalam pembelajaran, pelaksanaan bimbingan, penilaian, dan mengatur kegiatan belajar mengajar baik umum maupun khusus.

Adanya strategi ini diperlukan agar tujuan kurikulum dapat tercapai dengan baik.

Komponen Evaluasi

Yakni adanya pemeriksaan atau evaluasi terhadap keberhasilan suatu kurikulum.

Hasil evaluasi itu nantinya akan digunakan dalam pengembangan model kurikulum baru atau penyempurnaan dari kurikulum yang sudah ada.

fbWhatsappTwitterLinkedIn