Daftar isi
Dalam melakukan penelitian atau eksperimen, kita memerlukan sebuah metode standar yang sistematis berdasarkan ilmu pengetahuan agar penelitian atau eksperimen tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Metode tersebut biasa dikenal dengan sebutan Metode Ilmiah.
Pengertian Metode Ilmiah
Pengertian Menurut KBBI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Metode berarti cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.
Cara kerja yang tersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Sedangkan Ilmiah berarti bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan, memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan.
Pengertian Secara Umum
Secara umum, metode ilmiah bisa diartikan sebagai pendekatan atau cara yang dipakai dalam suatu penelitian dengan berdasarkan pada kaidah-kaidah ilmu pengetahuan.
Tujuan Metode Ilmiah
Tujuan penggunaan metode ilmiah adalah sebagai berikut:
- Untuk mendapatkan pengetahuan baru yang ilmiah.
- Untuk menarik kesimpulan dari sebuah penelitian secara rasional dan teruji.
- Untuk menunjukkan dan memberikan bukti akan kebenaran suatu hipotesis dan atau sebaliknya.
Unsur-unsur dalam Metode Ilmiah
Ada 4 unsur utama dalam sebuah metode ilmiah, yakni :
1. Karakterisasi
Yaitu proses pengidentifikasian karakteristik utama yang terkait dengan subjek penelitian.
Proses ini biasanya meliputi pengamatan dan pengukuran objek yang hasilnya bisa disajikan dalam bentuk table atau diagram.
2. Hipotesis
Yaitu dugaan sementara atas hasil karakterisasi yang berupa pengamatan dan pengukuran.
3. Prediksi
Yaitu deduksi logis dari sebuah hipotesis. Prediksi dilakukan untuk memperkirakan hasil akhir dari penelitian yang dilakukan.
4. Eksperimen
Yaitu pengujian atas prediksi yang telah dibuat sebelumnya. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka kemungkinan hipotesis yang dibuat benar dan harus dilakukan penelitian lebih lanjut.
Namun, apabila hasil eksperimen tidak sesuai dengan prediksi, maka hipotesis harus diganti.
Kriteria Metode Ilmiah
Sebagai suatu metode yang berlandaskan ilmu pengetahuan, maka sebuah metode ilmiah harus memiliki kriteria- kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta
Semua data yang ingin diperoleh dalam penelitian untuk keperluan analisis haruslah berdasarkan fakta-fakta di lapangan yang orisinil atau asli.
Maka, tidak diperbolehkan apabila data yang didapat adalah berdasarkan hasil perkiraan, mitos, dugaan, asumsi dan sebagainya.
2. Bebas Prasangka
Cara yang ditempuh untuk mencari kebenaran atau pengetahuan harus bebas dari prasangka di dalamnya.
Semua analisa dilakukan dengan pikiran jernih tanpa ada pertimbangan yang subjektif.
3. Penggunaan prinsip analisis
Semua data dan fakta yang telah diperoleh harus diberi penjelasan yang kuat dan memadai, tidak cukup hanya diberikan deskripsi atau gambaran singkat saja.
Semua data, fakta atau fenomena harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya menggunakan analisis yang logis, padat, cermat dan tajam.
4. Penggunaan hipotesis
Hipotesis diperlukan sebagai pemandu atau pegangan bagi seorang peneliti agar hasil penelitian sesuai dengan sasaran atau tujuan yang diinginkan.
Dengan adanya hipotesis ini peneliti dituntut dalam proses berpikir secara analisis.
5. Menggunakan ukuran objektif
Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari kebenaran. Semua data dan fakta yang didapat harus disajikan dan dianalisis secara objektif.
Pertimbangan dan penarikan kesimpulan harus menggunakan pikiran yang jernih dan tidak berdasarkan perasaan semata.
6. Menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif
Teknik kuantitatif menggunakan ukuran yang objektif dan dapat dipahami oleh semua orang, sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil yang tidak dapat dijelaskan secara kuantitatif.
Karakteristik Metode Ilmiah
Beberapa karakteristik sebuah metode ilmiah adalah:
- Bersifat kritis, analistis
Metode ilmiah menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan pemecahan masalah. - Bersifat logis
Metode ilmiah dapat memberikan argumentasi ilmiah dan kesimpulan dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia. - Bersifat objektif
Metode ilmiah dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi dan kondisi yang sama. - Bersifat konseptual
Metode ilmiah merupakan proses penelitian yang dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. - Bersifat empiris
Metode ilmiah didasarkan pada fakta di lapangan.
Langkah-langkah Metode Ilmiah
Dalam metode ilmiah ada beberapa tahap-tahap atau langkah-langkah yang harus dilakukan, yakni sebagai berikut:
1. Merumuskan Masalah
Langkah awal dalam metode ilmiah adalah merumuskan masalah yang akan diteliti atau dibahas.
Rumusan masalah umumnya disajikan dalam bentuk pertanyaan terbuka yang memungkinkan adanya jawaban yang beragam.
Rumusan pertanyaan ini perlu dicari jawabannya melalui eksperimen.
2. Mengumpulkan Data dan Keterangan
Tahap selanjutnya adalah mengumpulkan data atau keterangan. Pengumpulan data dapat dilakukan saat pengamatan langsung (observasi) atau secara kepustakaan (membaca buku-buku hasil penelitian sebelumnya).
3. Menyusun Dugaan Sementara (Hipotesis)
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang sedang diteliti yang didukung oleh pengetahuan dan teori yang relevan.
Hipotesis inilah yang harus diuji kebenarannya melalui observasi atau eksperimen.
Hipotesis yang disusun haruslah logis dan diajukan berdasarkan fakta dan data yang ada.
4. Menetapkan variabel penelitian
Variabel percobaan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Ada tiga jenis variabel, yaitu:
- Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen/terikat (Sugiyono, 2009:39). - Variabel terikat/bergantung
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. - variabel tetap atau variabel control
Variabel kontrol adalah variabel yang tidak dapat dimanipulasi dan digunakan sebagai salah satu cara untuk mengontrol, meminimalkan, atau menetralkan pengaruh aspek tersebut.
5. Melakukan eksperimen untuk membuktikan hipotesis
Eksperimen dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan alat dan bahan serta memerlukan variabel-variabel tertentu dalam penelitian.
Hasil eksperimen akan memunculkan data dan fakta yang kemudian harus di analisa apakah dia mendukung hipotesis yang telah dibuat ataukah sebaliknya.
6. Mengolah dan menganalisis data
Setelah dilakukan eksperimen, akan didapatkan data hasil penelitian. Data yang diperoleh dapat berupa data kuantitatif atau data yang dapat diukur (berupa angka-angka, seperti tinggi, berat, panjang, luas, kandungan zat, dan sebagainya) maupun data kualitatif yang berupa deskripsi (seperti warna, tekstur, bentuk, dan sebagainya).
Pengambilan data harus menggunakan alat ukur yang tepat dan standar sehingga diperoleh data kuantitatif yang akurat.
7. Menarik kesimpulan
Kesimpulan diambil berdasarkan data-data yang telah dianalisis dan diuji untuk menerima atau menolak hipotesis yang telah diajukan.
Hipotesis diterima apabila data-data yang dikumpulkan sesuai atau mendukung pernyataan dalam hipotesis.
Sebaliknya bila data-data tidak sesuai dengan eksperimen maka hipotesis harus ditolak.
6. Mempublikasikan Hasil
Langkah terakhir adalah mempublikasikan hasil. Mempublikasikan hasil adalah memberi informasi kepada orang lain hasil dari eksperimen yang telah dilakukan agar orang lain mengetahui hasil penelitian yang telah dilakukan serta dapat mengujicobakan kembali.
Selain itu, mempublikasikan hasil penelitian juga dilakukan untuk melindungi hak cipta penelitian tersebut.
Mempublikasikan hasil dapat dilakukan dengan menyusun laporan hasil penelitian atau laporan ilmiah atau menerbitkannya dalam jurnal penelitian.