Majas atau gaya bahasa adalah teknik berbahasa yang memanfaatkan kekayaan dan keragaman bahasa untuk mendapatkan efek tertentu yang akan membuat sebuah karya sastra semakin hidup dan menarik.
Majas menjadi keseluruhan ciri bahasa dari para penulis dan penutur dalam sastra serta menjadi ciri khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan secara lisan atau tertulis.
Selain itu, ada pula majas aliterasi adalah majas yang menggunakan pengulangan huruf konsonan atau huruf mati pada awal kata, minimal pengulangan dilakukan sebanyak dua kali.
Aliterasi berasal dari kata dalam bahasa Latin “Alliteratio” yang artinya merupakan pengulangan huruf mati pada beberapa kata secara berturut – turut.
Majas Aliterasi dalam puisi menjadi salah satu unsur pembentuk irama sejak awal agar mendapatkan bunyi yang menarik dan enak didengar terutama pada puisi. Simak pembahasan berikut ini untuk lebih memperjelas pengertian majas aliterasi dan contohnya.
Pengertian majas aliterasi dan contohnya juga kerap dikelompokkan dalam majas perulangan. Beberapa jenis majas perulangan selain aliterasi yaitu:
Gaya bahasa perulangan atau repetisi dari sebuah kata secara berulang dalam sebuah konstruksi kalimat.
Contoh : Kakanda dan adinda, adinda dan kakanda, kakanda dan adinda adalah satu.
Sejenis gaya bahasa perulangan pada awal dan akhir di beberapa baris atau kalimat secara berturut – turut.
Contoh : Kau bilang aku ini judes, kukatakan biarlah. Kau bilang aku ini sombong, kukatakan biarlah. Kau bilang aku tak ramah, kukatakan biarlah.
Beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan dan digambarkan satu persatu agar setiap peristiwanya tampak dengan jelas.
Contoh : Bunga yang cantik, kelopaknya mulus, tangkainya tegak, bahkan durinya pun indah.
Asonansi merupakan majas repetisi yang berwujud pengulangan vokal yang sama. Biasanya dipakai dalam karya sastra seperti puisi ataupun prosa untuk mendapatkan efek penekanan atau menyelamatkan makna suatu kalimat.
Contoh : jaga hati jaga diri.
Pengulangan kata atau frasa pada awal kalimat atau penggalan kalimat yang disusun berurutan.
Contoh majas anafora : Dengan giat belajar, kau bisa mendapatkan nilai bagus. Dengan giat belajar, kau bisa menjadi anak pintar. Dengan giat belajar, kau bisa meraih cita – cita.
Mesodiplosis adalah sejenis majas perulangan kata atau frasa di tengah – tengah baris atau beberapa kalimat secara berurutan.
Contoh : Kumbang merindukan bunga. Pungguk merindukan bulan. Bulan merindukan matahari. Ombak merindukan pantai. Semua merindukan sesuatu dalam hidupnya.
Majas ini menggunakan kiasan menggunakan kata atau istilah lain terhadap pekerjaan seseorang.
Contoh : Ia menjual suara setiap malam untuk menafkahi suami dan anak – anaknya.
Gaya bahasa ini berisi perulangan sekaligus inversi hubungan dua kata dalam satu kalimat.
Contoh : Yang kaya selalu merasa miskin, sementara yang miskin kerap merasa kaya.
Gaya bahasa berupa perulangan kata atau frasa pada akhir kalimat berurutan.
Contoh : Ibu memasak di dapur ketika adik tidur. Aku sedang menyiram tanaman ketika adik tidur. Ayah baru pulang dari kantor ketika adik tidur.
Sejenis gaya bahasa perulangan ketika kata atau frasa terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa pertama dari klausa atau kalimat yang berikutnya.
Contoh : Di dalam raga ada darah, dalam darah ada merah, dalam merah ada pasrah, dalam pasrah ada serah.
Majas kerap digunakan dalam penulisan karya sastra berupa puisi dan prosa, dan pada umumnya puisi menggunakan majas lebih banyak jika dibandingkan dengan prosa.
Dalam bahasa Indonesia terdapat berbagai jenis – jenis majas dan contohnya seperti majas pleonasme, majas penegasan , majas antonomasia dan majas paradoks, dan masih banyak lagi jenis majas yang digunakan dalam karya sastra bahasa Indonesia.