Daftar isi
Dinasti Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam yang berdiri pada tahun 132 sampai 656 H atau 750 sampai 1258 M. Dinasti yang didirikan oleh Abdullah As-Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas menjadi salah satu kerajaan Islam yang paling lama berkuasa. Beribukota di Baghdad kemudian berpindah ke Samarra, kekhalifahan ketiga ini memiliki wilayah yang luas yakni meliputi Irak, Suriah, Semenanjung Arab, Uzbekistan dan Mesir Timur.
Selama 5 abad berkuasa dan sempat membawa Islam sebagai pusat dunia, tentu saja ada berbagai macam peninggalan-peninggalan dari Dinasti Abbasiya. Beberapa peninggalan tersebut bahkan masih dapat kita jumpai hingga masa sekarang. Diantaranya adalah sebagai berikut.
Istana Qashrul Dzahabi merupakan salah satu peninggalan Dinasti Abbasiyah yang berada di kota Baghdad. Nama lain dari istana ini adalah Istana Emas karena dihiasi oleh struktur bangunan yang megah dan menggambarkan sebagai surga dunia. Istana ini dibangun oleh Khalifah Al-Manshur dengan total luas 160.000 Hasta persegi serta lengkap dengan fasilitas-fasilitas untuk setiap penghuninya seperti mushola, kantor polisi, puri dan yang lainnya.
Istana ini dibangun dengan memiliki 4 gerbang yang mengapit bangunan dimana masing-masing gerang diberi nama Bab Al-Kufah (di sebelah barat daya), Bab al-Syam (di sebelah barat laut), Bab al-Basrah (di sebelah tenggara), dan Bab al-Khurasan (di sebeah timur laut). Setiap gerbang memiliki 28 menara yang digunakan para prajurit untuk memantau keadaan luar. Kegunaan dari bangunan begitu megah ini adalah sebagai tempat tinggal khalifah dan keluarganya.
Dinasti Abbasiyah tidak hanya membangun satu istana saja melainkan ada beberapa. Selain Istana Qashrul Dzahabi ada pula Istana Qasruzzabad yang terletak di Baghdad dengan total luas bangunan mencapai 160 ribu meter persegi yang difungsikan sebagai tempat tinggal keluarga khalifah.
Di samping bangunan istana ini terdapat bangunan-bangunan bertingkat serta memiliki fasilitas seperti toko, taman dan fasilitas umum lainnya. Lokasinya pun tidak sembarangan yakni dengan melihat kondisi geografis serta kemudahan akses jalannya.
Qasbrul Khuldi adalah sebuah bangunan istana yang didirikan oleh Khalifah Al Manshur di luar kota Baghdad. Istana yang disebut juga sebagai Istana Abadi ini mulai dibangun pada tahun 773 Masehi di tepi barat sungai Tigris. Lokasi tersebut dipilih karena berada di titik yang tinggi sehingga akan aman dari serangga.
Diyakini istana yang dibangun sepanjang satu mil ini memiliki taman yang begitu indah layaknya taman di surga.
Istana Ukhaidir adalah bangunan istana lainnya yang dibangun oleh Dinasti Abbasiyah di 200 km sebelah selatan kota Baghdad. Tidak ada teks maupun informasi lainnya mengenai kapan istana ini dibangun namun beberapa ahli menyimpulkan istana ini didirikan pada tahun 775 Masehi.
Arsitektur yang diusung dalam istana ini sangat unik dimana menghubungkan antara seni islam dan non Islam dengan bentuk melingkar serta dikelilingi oleh tembok berbentuk persegi setinggi 19 meter seluas 175 m x 169.
Sebuah kerajaan biasanya akan meninggalkan jejak berupa tempat ibadah atau bangunan suci sesuai dengan kepercayaannya. Seperti Dinasti Abbasiyah yang bercorak Islam maka salah satu peninggalannya adalah masjid. Dari sekian banyaknya masjid peninggalan Abbasiyah salah satunya adalah Masjid Agung Samarra yang berada di kota Samarra, Iraq.
Masjid ini dibangun sekitar abad ke 9 tepatnya mulai dibangun pada tahun 848 Masehi dan selesai pada tahun 851 Masehi oleh Khalifah Al-Mutawakkil.
Masjid setinggi 52 meter dan seluas 15 ha ini memiliki ciri khas yakni terdapat menara yang berbentuk spiral. Struktur bangunannya menggunakan batu bata berbentuk oktagonal yang dibakar terlebih dahulu. Masjid ini telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO sejak tahun 2007 lalu.
Peninggalan dari Dinasti Abbasiyah berupa masjid juga dapat kita temui di Baghdad yakni Masjid Agung Al-Manshur. Sesuai dengan namanya masjid ini dibangun oleh khalifah kedua dari Abbasiyah yakni Al Manshur. Masjid yang dibangun pada tahun 762 ini bau ditemukan pada abad ke 14 oleh seorang pelajar dari Maroko bernama Ibnu Batutah yang sedang melakukan perjalanan.
Masjid yang digunakan untuk sholat jum’at dan melaksanakan sholat ied ini sempat beberapa kali direnovasi. Renovasi pertama dilakukan oleh Harun al-Rashid pada tahun 807–809 yang kemudian dikenal sebagai “The Old Court”. Renovasi kedua dilakukan oleh Khalifah al-Mu’tadid pada tahun 892–902. Masjid pertama di Baghdad ini memiliki tinggi 91 meter dengan bentuk persegi.
Dinasti Abbasiyah juga meninggalkan jejaknya di kota Kairo, Mesir yaitu Masjid Ibnu Tulun yang dibangun Khalifah Ibnu Tulun selama 3 tahun dimulai sejak 876 sampai 879. Masjid ini berada di tengah kota Al-Qatai dengan total luas 2,6 hektar dengan arsitektur bangunan yang mirip dengan masjid di Samarra bahkan menara pertamaya berbentuk spiral namun telah diubah oleh khalifah-khalifah selanjutnya.
Khalifah Ibnu Tulun mendirikan masjid ini karena masjid sebelumnya yakni Masjid Amr tidak dapat menampung jamaah yang semakin berkembang pesat sehingga dibuatlah masjid yang lebih besar lagi. Masjid Ibnu Tulun ini menjadi masjid tertua kedua di Mesir setelah Masjid Amr.
Masjid peninggalan Abbasiyah yang berada di Baghdad Irak ini memiliki beberapa nama lain seperti Masjid Al-Qasr yang artinya Masjid Istana. Masjid yang memiliki menara setinggi 34 meter ini dibangun oleh al-Muktafi yang merupakan khalifah Abbasiyah ke 17.
Masjid ini mulai dibangun dengan memakan waktu 6 tahun yakni sejak tahun 902 M sampai dengan 908 M. Masjid ini juga tercatat dalam perjalanan seorang penjelajah Maroko yang tersohor yakni Ibnu Batutah. Satu-satunya bangunan yang masih asli dan mempertahankan bentuk aslinya adalah menara setinggi 34 meter yang saat ini dalam keadaan miring seperti sedang membungkuk sehingga masyarakat sekitar menyebutnya sebagai “al’ahdab” yang artinya “si bungkuk”.
Masjid Baiat atau Baiah adalah jejak Dinasti Abbasiyah di Mekah tepatnya di kawasan Jamarat yang juga didirikan oleh khalifah al Manshur yakni pada tahun 761 Masehi. Tempat ini diyakini sebagai tempat bertemunya Rasulullah dengan para pengikutnya yakni kaum Anshar dan menjadi tempat baiat aqabah. Masjid ini juga dibangun untuk menghormati sang pelopor berdirinya Dinasti Abbasiyah yang masih merupakan paman nabi Muhammad yaitu Abbas bin Abdul Muthalib.
Dari arah Syam dan Yaman terlihat ada dua serambi di masjid ini dengan masing-masing memiliki 3 buah kubah, 4 tiang dan 2 pintu ke arah masjid. Pada awalnya masjid ini tidak begitu terlihat karena lokasinya yang tersembunyi yakni di balik gunung Mina serta terbuat dengan bahan-bahan yang sangat sederhana. Namun gunung tersebut sudah dihilangkan dan masjid Baiat pun dapat dilihat oleh para jemaah haji yang sedang berada di kawasan Jamarat.
Masjid dan Mausoleum Zumurrud Khatun berada di Iraq tepatnya di Bagdhad di Pemakaman Sheikh Maarouf di sisi Karkh Baghdad. Masjid merupakan peninggalan dari Khalifah Zumurrud atau dikenal juga sebagai Zubayda pada tahun 1202 Masehi. Meski merupakan peninggalan dari Abbasiyah namun menara masjid ini dibangun oleh Dinasti Seljuk pada abad 12.
Menara tersebut masih bertahan hingga hari ini dan merupakan yang tertua di Baghdad Bangunan masjid tertutupi oleh kubah muqarnas dan kubah kecil lainnya.
Masjid ini memiliki beberapa nama lain yakni Masjid Hasan Pasha atau Masjid Al-Nasr. Masjid ini berdiri di kota Baghdad yang dibangun pada masa kekhaifahan Al Nasr yakni penguasa ke 34 dari Abbasiyah. Dibangun pada tahun 1193 M ini merupakan masjid Sunni yang dibangun di depan gedung administrasi Utsmaniyah yakni gedung Dar Diwani al-Hakumia. Di dalam masjid ini terdapat tempat untuk menuntut ilmu atau disebut sebagai madrasah dengan lima buah pintu yang masing-masing menuju ke tempat sholat.