Dinasti Seljuk: Raja yang Pernah Memimpin – Masa Kejayaan dan Peninggalan

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sejarah memang selalu terjadi silih berganti. Sama halnya dengan pemerintahan islam. Kepemimpinan islam dimulai dari Rasulullah, Khulafaurrasyidin, Dinasti Umayyah, dan sebagainya.

Pada masa Dinasti Umayyah berkuasa selama berabad-abad inilah kemudian berdiri dinasti baru seperti Dinasti Fatimiyah. Begitupun selanjutnya yakni Dinasti Abbasiyah, Seljuk, Mamluk, Ayyubiyah sampai Dinasti Ottoman.

Pada pembahasan kali ini, kita akan membahas mengenai Dinasti Seljuk. Berikut ini penjelasan selengkapnya.

Mengenal Dinasti Seljuk

Dinasti Seljuk merupakan sebuah kerajaan atau kekaisaran islam yang berkuasa di Asia Tengah dan Timur Tengah. Kekuasaan ini berlangsung antara abad ke-11 hingga abad ke-14.

Dinasti Seljuk lebih dikenal sebagai pionir atau pendiri kekaisaran islam yang pertama di Turki yakni Kekaisaram Seljuk Agung. Pada masa kejayaannya, daerah kekuasaan Dinasti Seljuk sudah sangat luas di mana terbentang mulai dari Anatolia hingga ke Punjab yang berada di belahan selatan Asia. Kemudian pada akhirnya menjadi sasaran utama di Perang Salib pertama.

Sejarah Dinasti Seljuk

Dinasti Seljuk ini didirikan oleh Suku Oghuz Turki yang berasal dari wilayah Asia Tengah. Pendirinya bernama Seljuk Beg. Akan tetapi, pendirian dinasti ini baru terwujud pada masa Tugril Beq pada tahun 1063 Masehi.

Hal ini bermula ketika mereka tinggal di utara Laut Kaspia dan Laut Aral, tepatnya di Padang Rumput Kazakh di Turkestan pada abad ke-8. Seljuk bin Duqaq merupakan pemimpin klan Seljuk yang akhirnya memilih untuk memisahkan diri dan membawa anggotanya ke Syr Dayra.

Ia melakukan hal itu setelah berselisih dengan kepala suku tertinggi Oghuz. Kemudian memasuki akhir abad ke-10, mereka yakni Suku Oghuz mulai masuk islam setelah banyak yang melakukan kontak dengan kota-kota muslim. Satu abad setelahnya, Seljuk bermigrasi dari tanah leluhur ke daratan Persia tepatnya di Provinsi Khurasan yang saat itu mereka menemukan Dinasti Ghaznawi.

Setelah mereka berhasil menggulingkan Ghaznawi, akhirnya Tugril Beq mendirikan sebuah dinasti pada tahun 1037 M yang kemudian dikenal dengan Kekaisaran Seljuk Agung. Tiga tahun setelahnya, Dinasti Seljuk memperoleh pengakuan dari Dinasti Abbasiyah di Baghdad.

Hingga pada akhirnya, orang-orang dari Dinasti Seljuk pun beradaptasi dengan penduduk lokal. Bahkan banyak diantara mereka yang mengadopsi budaya Persia dan menggunakan bahasa Persia sebagai bahasa resmi pemerintah.

Selain itu, sampai sekarang Dinasti Seljuk pun dikenang sebagai pelindung budaya, seni, sastra dan bahasa Persia. Bahkan mereka dianggap sebagai leluhur atau nenek moyangnya orang Turki Barat, termasuk penduduk Republik Azebaijan, Azebaijan, Turkmenistan, serta Turki hingga saat ini.

Raja-raja yang Pernah Memimpin Dinasti Seljuk

Adapun raja-raja atau khalifah yang pernah memimpin Dinasti Seljuk dari awal hingga akhir pemerintahannya antara lain:

  • Seljuq bin Duqaq, pada 1038 M
  • Tugril Beq, pada 1038 – 1063 M
  • Sultan Alp Arslan, pada 1063 – 1073 M
  • Sultan Maliksyah, pada 1072 – 1092 M
  • Sultan Mahmud Maliksyah, pada 1092 – 1904 M
  • Sultan Bakiyaruq bin Maliksya, pada 1094 – 1105 M
  • Sultan Maliksyah II, pada 1105 M
  • Sultan Muhammad Tapar atau Mahmed I, pada 1105 -1118 M
  • Ahmad Sanjar, pada 118 – 1157 M

Masa Kejayaan Dinasti Seljuk

Setelah berdirinya Dinasti Seljuk ini berhasil menaklukan Iran, sebagian besar wilayah Irak hingga Suriah. Saat Sultan Alp Arslan berkuasa, ia dapat melakukan ekspedisi militer hingga ke pusat kebudayaan Romawi dan berhasil memenangkannya.

Dari sinilah, Dinasti Seljuk kemudian dipandang sebagai kerajaan pertama yang mendapatkan kekuasaan secara permanen kekaisaran Romawi. Hingga pada kekuasaan Maliksyah, wilayah kekuasaan makin terbentang luas dari Kashgor hingga ke Yerussalem. Wilayah tersebut kemudian dibagi menjadi lima cabang yakni Seljuk Iran, Seljuk Irak, Seljuk Asia Kecil, Seljuk Kirman, dan Seljuk Suriah.

Selain pembagian wilayah, Dinasti Seljuk juga mengalami kejayaan pada bidang ilmu pengetahuan di mana saat itu berkembang pesat. Maliksyah I bersama perdana menterinya yakni Nizam al-Mulk berhasil mempelopori berdirinya Madrasah (Universitas) Nizamiyah dan Madrasah Hanifiyah di Kota Baghdad.

Bahkan ia juga membangun madrasah yang sudah terbesar di beberapa wilayah seperti Irak, Iran, dan juga Asia Tengah. Pada masa Maliksyah inilah kemudian lahir para ilmuwan muslim seperti Abu Hamid Al-Ghazali, Farid al-Din al-Aththar serta Umar Kayam.

Runtuhnya Dinasti Seljuk

Setelah mencapai puncak kejayaan di masa pemerintahan Maliksyah yang diawali sejak era Sultan Alp Arsalan, ternyata Dinasti Seljuk mulai mengalami kemunduran. Kemunduran dari dinasti ini disebabkan oleh dua faktor yakni faktor internal dan eksternal.

Faktor internal yang termasuk di sini adalah mulai bermunculan konflik di dalam pemerintahan Dinasti Seljuk sendiri yang akhirnya mengakibatkan kelemahan di dalam pemerintahannya. Mau tidak mau Dinasti Seljuk harus menuju pada kemunduran baik dalam aspek politik ataupun pertahanannya.

Akhirnya, Dinasti Seljuk yang merupakan dinasti besar dengan masa kekuasaan lebih dari 2,5 abad ini harus mengalami nasib yang sama dengan dinasti sebelumnya yaitu runtuh dan berhasil digulingkan oleh dinasti lainnya.

Faktor internal lainnya yaitu lemahnya para khilafah Abbasiyah untuk mengambil peran dalam dinasti tersebut. Hal ini akhirnya mengakibatkan kekhalifahan tidak bisa menolak atau mengarahkan siapa saya yang menduduki kekuasaan dinasti.

Selain faktor internal, terdapat faktor eksternal yang menyebabkan keruntuhan Dinasti Seljuk, salah satunya adalah serangan tentara Mongol yang sulit untuk dikalahkan. Hal ini bermula, saat para kekaisaran Mongol datang menyerbu ke Asia Barat, Byzantium bersama dengan Dinasti Seljuk melawan tentara tersebut. Akan tetapi usaha kedua kekaisaran itu hanya sia-sia.

Byzantium dan Dinasti Seljuk mengalami kekalahan dalam pertempuran dengan Mongol pada tahun 1243 M. Hingga akhirnya, Mongol berhasil menaklukkan Iran dan Anatoli (Turki modern). Tidak berhenti di situ, setelah kekaisaran Mongol ini runtuh, salah satu Sultan Seljuk yang bernama Utsman mendirikan kerajaan atau kesultanan baru yang kita kenal dengan Dinasti Utsmaniyah.

Peninggalan Dinasti Seljuk

Pemerintahan Dinasti Seljuk selama di wilayah Asia Tengah dan Timur Tengah tentunya telah meninggalkan beberapa bukti peninggalan. Adapun bukti peninggalan adanya Dinasti Seljuk antara lain:

  • Kizil Kule atau lebih dikenal dengan Menara Merah
  • Masjid Jumat
  • Mausoleum Turki Seljuk
  • Karavanserai
  • Madrasah Nizamiyah

Kesimpulan

Dinasti Seljuk merupakan salah satu dinasti islam terbesar di Turki. Pasalnya, kerajaan ini tidak hanya besar melainkan memiliki pengaruh yang cukup besar bagi umat muslim khususnya di bidang militer dan pertahanan.

Dari kemajuannya di bidang militer, kemudian Dinasti Seljuk berhasil melebarkan kekuasaannya, mulai dari Irak ke Suriah, serta Kashgor hingga ke Yerussalem. Tidak hanya itu, berdirinya madrasah-madrasah ilmu pengetahuan juga menandakan kejayaan Dinasti Seljuk.

Akan tetapi, kejayaan itu mulai berhenti setelah Sultan Maliksyah meninggal. Secara perlahan, Dinasti Seljuk mengalami kemunduran di tangan kekaisaran Mongol. Hingga akhirnya salah satu sultan di dinasti tersebut yang bernama Utsman mendirikan dinasti baru setelah Mongol hancur yakni Kesultanan Utsmaniyah.

fbWhatsappTwitterLinkedIn