Daftar isi
Dinasti Utsmaniyah atau disebut juga sebagai Ottoman merupakan salah satu kekhalifahan Islam yang paling bersejarah dan di ingat dunia. Di tangan dinasti ini lah kota paling berjaya pada masanya yakni Konstantinopel akhirnya jatuh setelah ribuan tahun berdiri.
Dinasti ini menguasai dunia selama 6 abad yakni sejak tahun 1299 sampai 1924 dengan wilayah kekuasaannya meliputi Timur Tengah, Eropa Timur, dan Afrika Utara. Dinasti besar ini tentu memiliki peninggalan sebagai jejak dan bukti keberadaan mereka. Peninggalan tersebut adalah sebagai berikut.
Istana Topkapi adalah peninggalan dari Utsmaniyah yang berada di ibu kota nya yakni Konstantinopel atau hari ini adalah Istanbul. Tempat ini dibangun oleh Sultan Mehmed II pada tahun 1456 untuk dijadikan kediaman para sultan dan keluarganya sekaligus sebagai tempat diadakannya acara kenegaraan. Istana ini dibangun seluas 70 hektar sekligu menjadi istana terbesar kedua di dunia.
Dalam bahasa Turki bangunan ini disebut sebagai Topkapi Sarayi yang artinya Istana yang memiliki gerbang dengan hiasan meriam. Hal itu karena begitu memasuki istana ini akan terlihat meriam yang digunakan selama penaklukan Konstantinopel. Sejak kejatuhan Utsmaniyah pada tahun 1921, istana ini pun dialihfungsikan sebagai museum yang diresmikan sejak 3 April 1924.
Selain istana Topkapi, dinasti Utsmaniyah juga membangun istana lainnya di Istanbul yaitu istana Dolmabahce. Istana dengan luas total bangunannya adalah 45 ribu m persegi ini dibangun oleh khalifah Abdul Mecid I sekitar tahun 1856–1857. Dibandingkan dengan istana Topkapi bangunan istana ini jauh lebih modern dan lebih kental akan nuansa Eropa.
Istana ini sangat megah yakni menggunakan dekorasi berlapis emas dan kristal seberat 14 ton hanya untuk bagian atapnya saja. Istana termegah inilah yang menjadi tempat tinggal bagi 6 sultan terakhir dinasti Ottoman. Keunikan dari istana ini adalah memiliki 156 buah jamyang diatur sesuai dengan jam dunia namun ada satu zaman yang dibiarkan mati.
Jam tersebut berada di ruangan Ataturk yakni sang “Bapak Turki Modern” yang wafat pada 10 November 1938 pada jam 09.05. Jam di ruangan tersebut dibiarkan menunjukkan angka 09.05 hingga hari ini. Istana ini bisa kamu kunjungi karena sudah diresmikan sebagai museum.
Istana Yildiz adalah kompleks besar yang dibangun pada masa Utsmaniyah abad ke 19 dan selesai dibangun pada awal abad ke 20 yaitu pada masa sultan Abdul Hamid II. Sebenarnya istana ini dahulunya merupakan sebuah tempat peristirahatan yang dibangun di atas hutan sejak masa sultan Sultan Ahmad I (1603-1617). Tempat ini kemudian terus dibangun hingga semakin lengkap dan dipenuhi oleh villa dan paviliun layaknya istana.
Keunikan dari istana ini adalah corak ukirannya yang seluruhnya bertema flora dan tidak ada corak lainnya. Saat ini istana Yildiz digunakan sebagai rumah untuk tamu negara setelah sebelumnya merupakan tempat kasino yang megah. Istana ini juga hanya boleh digunakan oleh presiden dan tidak terbuka untuk umum.
Masjid Sultan Ahmed juga dikenal sebagai masjid biru karena lantai dari tempat ibadah ini berwarna biru pada awalnya. Lokasi berdirinya masjid termegah di Turki ini berada di Istanbul tepatnya di seberang Hagia Sophia. Masjid ini dibangun pada masa kekhalifahan Ahmed I yaitu tahun 1609–1616 dan dirancang oleh Sedefkar Mehmet Aga dengan menggabungkan seni arsitektur Islam dengan Kekaisaran Bizantium.
Keunikan dari masjid ini adalah memiliki 6 buah menara ramping dengan kubah berbentuk setengah lingkaran. Menara tersebut berada di 4 sudut masjid dan 2 lainnya berada di halaman bangunan.
Selin Masjid Sultan Ahmed atau Masjid Biru, Utsmaniyah juga membangun masjid Raya Sulaiman di ibukota. Masjid Sulaiman dibangun oleh Sultan Sulaiman Al-Qanuni dengan memakan waktu 7 tahun yakni sejak tahun 1550 sampai dengan 1557. Bangunan masjid ini mengusung arsitektur khas Ottoman yakni dengan air mancur di pintu masuk dan memiliki 4 buah menara yang diletakkan di setiap sudut masjid.
Menara masjid ini sempat menjadi yang tertinggi pada masanya yakni 76 meter. Di kompleks masjid ini jugalah Sultan Sulaiman dan istrinya Hurrem Sultan dimakamkan.
Selain masjid dan istana, Ottoman juga memberikan peninggalan lainnya berupa infrastruktur yakni jembatan. Jembatan tersebut adalah jembatan Stari Most atau disebut juga sebagai jembatan mostar karena berada di Mostar, Bosnia-Herzegovina. Jembatan ini dibangun sejak abad ke 16 yakni pada masa kekhalifahan Sulaiman dan masih bertahan hingga saat ini bahkan menjadi ikon negara.
Jembatan ini membentang di atas sungai Neretva dan menghubungkan bagian barat dan timur kota Mosar. Keunikan dari jembatan ini adalah desain melengkung pada bagian bawah jembatan seperti pintu masuk benteng. Sayangnya jembatan ini sempat hancur pada masa perang Kroasia dan baru dibuka kembali pada tahun 2004 lalu.
Konstruksi awal dari bangunan Hagia Sophia didirikan oleh kekaisaran Bizantium pada masa Kaisar Konstantinus I tahun 360 Masehi. Bizantium mendirikan Hagia Sophia sebagai tempat ibadah kaum Nasrani Ortodoks namun karena Konstantinopel jatuh ke tangan Ottoman fungsinya pun berubah yakni menjadi masjid.
Tak hanya konflik Bizantium dengan Ottoman, Hagia Sophia juga merupakan saksi bisu dari bentrok antar keluarga Kaisar Arkadios hingga terbakar. Bangunan yang memiliki nilai sejarah tinggi ini didirikan secara megah dengan ukuran 82 m x 73 m x 55 m. Dinding-dinding interior Hagia Sophia dihiasi dengan mozaik dan pilar khas marmer khas Bizantium namun ada berpadu dengan khas Ottoman pula.
Hagia Sophia beberapa kali mengalami perubahan fungsi sesuai dengan masa yang sedang berkuasa mulai dari gereja Kristen, Yunani Ortodoks hingga Islam. Setelah Ottoman runtuh bangunan ini menuai polemik politik tentang siapa yang berhak memilikinya. Namun akhirnya Hagia Sophia ditetapkan sebagai museum. Baru-baru ini tepatnya pada 24 Juli 2020, Presiden Turki yakni Erdogan mengembalikan Hagia Sophia sebagai masjid.
Di Bosnia dan Herzegovina masih memiliki peninggalan Ottoman lainnya yakni Jembatan Mehmed Paša Sokolović. Jembatan sepanjang 180 meter ini melintang di atas Sungai Drina da dibangun pada 1557 masa kepemimpinan Sultan Wazir Agung Mehmed Paša Sokolović. Ciri khas dari jembatan ini adalah konstruksi bangunan bawah yang melengkung.
Jumlah lengkungannya ada 11 buah dengan jarak 11 m sampai 15 m. Bangunan yang masih kokoh hingga hari ini telah ditetapkan sebagai salah satu situs warisan dunia oleh UNESCO sejak tahun 2007 lalu.
Grand Bazar atau Pasar Besar adalah sebuah pasar tertutup paling pertama di dunia. Tempat yang dalam bahasa Turki Grand Bazaar disebut sebagai Kapalıçarşı ini berada di dalam tembok Istanbul, distrik Fatih. Dibangun sekitar 1455–1456 ini tak hanya menjadi yang paling tua tetapi juga yang terbesar yakni sanggup diisi oleh sebanyak 3000 toko dan 250 ribu–400 ribu pengunjung setiap hari.
Bangunan ini menjadi salah satu bangunan pertama setelah Konstantinopel jatuh ke tangan Ottoman dan bertujuan untuk mengembangkan sektor perdagangannya. Hingga ini Grand Bazaar masih berfungsi dan pada tahun 2020 lalu dinobatkan sebagai tempat paling banyak dikunjungi di dunia. Meski tua pasar ini masih gagah dan megah serta memiliki ciri khas eksotik.
Selain Grand Bazaar asih ada pasar di Istanbul lainnya yang juga tak kalah terkenal. Pasar tersebut pun masih berada di distrik Fatih dan memiliki banyak nama lain seperti New Bazaar, Egyptian Bazaar sedangkan dalam bahasa Turki disebut sebagai Mısır Çarşısı.
Pasar ini dibangun pada tahun 1660 dan didesain oleh arsitek Koca Kasım Ağa. Ciri khas dari pasar ini adalah arsitekturnya yang warna-warni dan bergaya autentik. Saat ini Spice Bazaar masih terus digunakan dan terdiri dari 80 toko yang menjual berbagai macam jenis mulai dari rempah-rempah, perhiasan, buah-buahan kering, pakaian hingga cindera mata.
Di dekat Spice Bazaar terdapat masjid peninggalan Ottoman yakni Masjid Rüstem Pasha. Masjid ini dibangun oleh Sultan Sulaiman I pada tahun 1563 dengan desain arsitekturnya dirancang oleh Mimar Sinan. Mimar Sinan memberikan desain masjid ini dengan bentuk denah segi 8 dan menonjolkan bagian ubinnya yakni dengan menggunakan faience iznik atau ubin berwarna. Lantainya didominasi oleh ubin iznik berwarna merah.
Ukuran masjid ini tidak begitu besar yakni hanya sekitar 40 meter persegi namun bangunanya tidak kalah cantik dengan masjid-masjid besar lainnya.
Harem adalah peninggalan dari Ottoman yang misterius karena keberadaannya yang terisolasi dari istana. Bangunan ini merupakan sebuah tempat yang diperuntukkan bagi para selir raja yang jumlahnya bisa mencapai puluhan. Pada masanya, tidak semua orang bisa memasuki Harem bahkan dikatakan hanya sultan, pangeran dan putri permaisuri serta ibu suri lah yang boleh datang. Sehingga tak banyak yang tau bagaimana kehidupan di dalam harem.
Meski terisolasi namun bangunannya tak kalah mewah yakni terdiri dari 300 kamar dan dua buah tempat ibadah.