Kerajaan Akkadia adalah kerajaan yang terletak di kota akkad dan daerah Sumeria atau Mesopotamia tengah (saat ini Irak modern). Kota akkadia berada di tepi barat sungai Efrat. Meskipun dilakukan pencarian lebih lanjut lokasi sebenarnya yang spesifiknya tidak pernah ditemukan.
Kerajaan Akkadia ini mencapai puncak kejayaan pada abad ke 22 dan 24 SM, dengan dilakukannya penaklukan kepada bangsa Sumeria yang dipimpin oleh raja Sargon dari Akkad sekitar tahun 2.300 SM.
Kerajaan akkadia menganut sistem kerajaan Feodal yang mempunyai banyak negara kota di bawahnya.
Pemerintahan kerajaan Akkadia menerapkan militeristik, dimana mereka banyak melakukan ekspedisi penaklukan ke Asia Kecil bagian Timur untuk menguasai setiap aktivitas perdagangan. Kerajaan Akkadia juga entitas politik pertama yang memanfaatkan birokrasi dan administrasi dengan ekstensif dalam skala yang besar dan menetapkan standar bagi penguasanya dan kerajaan di masa depan.
Berikut ini peninggalan kerajaan Akkadia terkenal yaitu,
Patung Kepala Raja Akkadia
Patung kepala raja akkadia dibuat dengan perunggu yang diduga sebagai Raja Sargon dari Kekaisaran Akkadia. Raja pertama yang memimpin kerajaan Akkadia, kerajaan paling awal di dunia, dan telah menaklukan seluruh bagian Sumeria dan sebagian Suriah, Anatolia (saat ini Turki), Elam (Iran Barat).
Sargon merupakan raja pertama kekaisaran akkadia yang mengembangkan sistem pos pertama, membangun jalan, memperbaiki sistem irigasi, dan memajukan seni serta sains. Tidak hanya berfokus terhadap kerajaannya saja, beliau juga dikenang melindungi masyarakatnya yang lemah.
Bahkan tidak ada seorang di Sumeria yang harus mengemis untuk mendapatkan makanan, dan para janda serta yatim piatu dilindungi.
Patung Kemenangan Naram-Sin
Patung kemenangan Naram-Sin merupakan ukuran gambar yang berukuran sekitar 1,8 meter yang menggambarkan Raja Naram-Sin dari kerajaan Akkad yang memimpin bangsanya dalam meraih kemenangan saat mengenakan helm berambut banteng.
Ukiran tersebut dibuat dari lilin. Tidak hanya itu, namun ada ukiran prestasi para raja yang diawetkan. Bahkan terdapat sebuah prasasti yang berbentuk lempengan batu yang didirikan sebagai monumen atau potongan peringatan.