Daftar isi
Sebagai salah satu kerajaan bercorak islam yang berdiri pada abad ke 15 dan 16 Masehi Kerajaan Cirebon sarat akan sejarah yang perlu diketahui dan dikenang, termasuk dengan mengetahui peninggalannya. Peninggalan Kerajaan Cirebon diketahui ada dalam beberapa bentuk yang beragam, termasuk diantaranya :
Keraton Kesepuhan Cirebon merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Cirebon. Keraton Kesepuhan Cirebon ini dibangun oleh Mbah Kuwu Cerbon atau Pangeran Cakrabuana.
Keraton Kasepuhan Cirebon ini dulunya pernah juga diberi nama keraton Pakungwati yang diambil dari nama anak dari Pangeran Cakrabuana yaitu Ratu Ayu Pakungwati. Anak perempuan Pangeran ini nantinya akan menikah dengan Sunan Gunung Jati.
Keraton Kanoman juga merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Cirebon yang didirikan oleh Pangeran Kertawijaya atau disebut juga dengan nama lain Pangeran Mohammad Badridin.
Keraton ini menyimpan dua kereta kuno yang juga merupakan peninggalan Kerajaan Cirebon. Kereta tersebut antara lain :
Keraton Kacirebon adalah bangunan kuno peninggalan Kerajaan Cirebon yang menyimpan banyak barang kuno lain, termasuk keris, wayang, alat perang hingga alat musik gamelan.
Keraton Kacirebon ini merupakan peninggalan Kerajaan Cirebon yang cukup besar dengan luas tanah mencapai 46.500 m persegi.
Ada juga peninggalan Kerajaan Cirebon yang disebut dengan Keraton Keprabon. Peninggalan ini berupa bangunan yang dulunya difungsikan sebagai tempat pembelajaran untuk mendalami agama islam seperti Thareqat.
Ada juga peninggalan berupa Kereta Singa Barong Kasepuhan yang memiliki bentuk unik. Bagian depan kereta ini, seperti bentuk belalai gajah. Bentuk ini memiliki arti sebagai lambing dari persahabatan Kesultanan Cirebo dengan India.
Ada juga bentuk kepala naga yang menggambarkan persahabatan dengan negara Tiongkok. Kereta ini juga memiliki bendera kuning yang namanya Blandrang.
Peninggalan Kerajaan Cirebon ada juga yang berupa bangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Ini merupakan masjid yang usianya paling tua di Cirebon.
Konon arsitek dari masjid ini adalah Sunan Kalijaga dengan dibantu juga oleh Raden Sepat seorang arsitek Majapahit.
Makam Sunan Gunung Jati yang terletak di Cirebon juga satu dari beberapa peninggalan Kerajaan Cirebon yang selalu dipadati pengunjung.
Selain sebagai sunan penyebar agama islam, Sunan Gunung Jati juga memiliki darah kerajaan. Mengingat, beliau adalah anak dari Nyari Rara Santang yang merupakan anak dari Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang.
Peninggalan Kerajaan Cirebon ada juga yang berupa patung macam putih yang berjumlah dua ekor. Biasanya patung macan putih ini dapat dilihat di depan Keraton Kasepuhan.
Adapun patung macan putih ini merupakan lambang dari keluarga keturunan Prabu Siliwangi dan penjaga yang memiliki sisi magis.
Alun-Alun Sangkala Buana atau disebut juga sebagai Saptoman adalah peninggalan Kerajaan Cirebon yang terletak di sebelah barat Masjif Agung Sang Cipta Rasa.
Alun-alun ini dulunya digunakan untuk acara resmi keraton dan latihan keprajuritan setiap hari tertentu, seperti hari sabtu.
Bangunan Mande Pengiring yang ada di dalam Keraton Kasepuhan juga merupakan peninggalan Kerajaan Cirebon yang dibangun oleh Sunan Gunung Jati. Bangunan ini dulunya difungsikan sebagai tempat bersantai bagi pengiring Sultan.
Bangunan Mande Karesmen hingga kini masih digunakan sebagai tempat menyimpan gamelan Sekaten. Gamelan ini diketahui akan disembunyikan pada hari hari tertentu saja, yaitu ketika Idul Fitri dan Idul Adha.
Regol Pengada merupakan suatu peninggalan Kerajaan Cirebon yang berbentuk pintu gerbang paduraksa. Di depan gerbang Regol Pengada ini terdapat bangunan Pengada. Regol Pengada terbentuk dari batu namun daun pintunya dari kayu.
Taruq Agung dan Beduq Samogiri merupakan bangunan mushola peninggalan Kerajaan Corebon yeng terletak di dalam Keraton Kasepuhan. Bangunan mushola ini tidak memiliki dinding, sedangkan atapnya sendiri berbentu limas.
Kutagara Wadasan dan Kuncung merupakan bangunan peninggalan Kerajaan Cirebon yang memiliki ukiran yang unik berupa Wadasan di bagian bawah kaki gapura, dengan ukiran mega mendung di bagian atas.
Untuk kuncung sendiri, juga merupakan peninggalan Kerajaan Cirebon yang dulunya difungsikan sebagai tempat parkir kendaraan Sultan. Kuncung ini dibangun oleh Sultan Sepuh I Syamsuddin Martawidjaja sekitar tahun 1678.
Mangkok Kayu Berukir merupakan peninggalan Kerajaan Cirebon yang dulunya berfungsi sebagai nampan dengan beragam warna dan corak. Mangkok ini sekarang disimpan di museum Tropen Belanda.
Sebenarnya, mangkok ini banyak warna dan coraknya namun sekarang hanya tersisa yang berwarna coklat. Mangkok Kayu Berukir ini biasanya akan digunakan sebagai nampan untuk membawakan makanan dan hal lain kepada keluarga raja.
Ukiran pada mangkok itu memiliki arti khusus di mana dapat melambangkan silsilah sebuah kehidupan panjang yang akan dijalani oleh manusia selama hidup di dunia.